24. London

790 92 5
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

Dua hari setelah Win dikurung di gudang belakang. Akhirnya sang ayah membebaskannya dengan syarat ia akan langsung diterbangkan ke London.

Win tak punya pilihan selain menuruti titah sang ayah. Bahkan sang kakak pun tak dapat menolongnya lagi.

Dengan satu rahasia yang ia dan kakaknya simpan. Win terbang ke London bersama sang ayah dan kakak sulungnya.

18 jam lebih pesawat yang ditumpangi Win terbang diudara, setelah beberapa kali transit hingga akhirnya ia dapat menginjakkan kaki di London.

Mereka berjalan menuju arrival gates dengan beberapa koper yang mereka bawa.

"Mile!!!" Tay berseru riang. Tangannya melambai dengan semangat.

"Ayo ayah, Win. Dia sudah menunggu disana." Seru Tay yang dijawab anggukan oleh sang ayah.

Sedangkan Win hanya mengikuti langkah kaki kedua lelaki di depannya. Ia sungguh enggan dengan semua hal. Termasuk lelaki perparas rupawan yang kini berdiri di pintu kedatangan menunggu mereka.

 Termasuk lelaki perparas rupawan yang kini berdiri di pintu kedatangan menunggu mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tay memeluk sahabatnya yang dengan sabar menunggu mereka.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Tay.

"30 menit? Mungkin?" Sahut Mile dengan santai seraya menunjuk arloginya.

Pria berusia sekitar 27 tahun itu nampak menyunggingkan senyumnya. Melirik ke arah dang ayah dan adik yang sedari tadi diam menunggu dikenalkan oleh Tay.

"Ah iya, hampir lupa. Mile kenalkan ini ayahku dan ini adikku, Win. Ayah kenalkan ini Mile. Mayor Mile Phakpun."

Mile sontak memberi hormat pada sang Inspekstur Jenderal. Layaknya di kantor kemiliteran. Mile tetap memberi hormat kepada sang atasan.

"Tidak usah seformal itu. Anggap saja aku seorang ayah yang ingin menitipkan anaknya padamu. Terimakasih telah mempertimbangkan permintaan Tay untuk menjaga anakku disini. Maaf, aku sangat merepotkanmu, Mayor."

"Panggil saja Mile, Pak."

Sunny mengangguk seraya tersenyum. Tangannya menepuk bahu Mile.

"Terimakasih." Ucapnya lagi.

Mile menjemput keluarga Win, lalu mengantarnya ke apartemen baru yang akan menjadi tempat tinggal Win di Camberwell, London.

.
.
.

Hari itu mereka sibuk membersihkan apartemen. Mengajak Win dan keluarganya untuk berkeliling di Camberwell sekalian Mile mengajak mereka mampir ke Kampus yang sebentar lagi menjadi tempat Win menimba ilmu.

Sunny dan Tay nampak antusias. Berbeda dengan Win. Pemuda manis itu nampak murung. Tak tertarik sama sekali dengan pemandangan sekitar. Dengan cerita-cerita yang dibawakan Mile dengan sangat antusias.

My Hero [COMPLETED ✅] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang