22. Rumah Yang Kita Tuju [REVISI ✅]

1.8K 178 51
                                    

Sebelum aku melanjutkan cerita ini.  Aku mau berterimakasih pada kalian semua 🙏🙏

Cerita ini sebenarnya sudah tamat. Namun aku memutuskan untuk melanjutkannya.

Sudah lama book ini aku diamkan, tapi ternyata masih ada yang setia membacanya 🙏😭

Sampai My Hero mendapat rank 1 pada tagar #winmetawin.  Terimakasih banyak 🙏😭😭

30/08/2020

30/08/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okey langsung saja kita baca kelanjutan kisahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Okey langsung saja kita baca kelanjutan kisahnya.

Udah pada nungguin kan?  Atau enggak nih?  Hehe

Yaudah cusss

Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤


Malam itu nampak sunyi, rembulan bersinar dengan indahnya diatas sana. Ditemani para bintang yang menjadi sahabat abadi bagi sang bulan. Mereka nampak begitu indah diatas sana. Sama seperti pemuda manis yang tersenyum menatap sang bulan.

"Indah?" Win tertegun mendengar suara sang kakak yang tiba-tiba datang dari balik arahnya.

"Kak Tay? Tidak bertugas?" ujarnya bingung. 

"Sedang ingin istirahat, New juga membutuhkan suaminya kan? Aku sudah sangat bersalah meninggalkannya selama berbulan-bulan. Aku tak ingin Pluem membenci ayahnya." terang Tay.

"Maafkan aku, karena aku kakak jadi meninggalkan kak New." lirih Win yang kini nampak muram.

"Hei, aku hanya bergurau Win. Jangan berasa bersalah. Kau sedang apa disini. Udara begitu dingin, sebaiknya kau segera tidur. Tidak baik untuk kesehatanmu." 

"Hanya ingin menyapa malam," sahut Win dengan binar mata yang menatap langit. 

"Sudah cukup, langit tak akan pergi meninggalkanmu. Kesehatanmu lebih penting." Tay menarik tangan sang adik, mengajaknya masuk ke dalam rumah. Hingga Win menghentikan langkahnya.

My Hero [COMPLETED ✅] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang