"Nyesel tadi gak bawa vap*e, digigitin nyamuk mulu gue."
Suara Yoshi memecah keheningan mengundang toyoran dari Renjun.
Walau dia harus sedikit berjinjit dulu. Pendek, sih. Astaghfirullah, jangan gitu...
"Bocak prik. Ya mana mempan lo nyemprot vap*e di hutan? Yang ada mah, pake so*ffell."
Renjun hanya menyengir sedikit meringis. "Ya itu gue tipo ngomong." Katanya.
"Tipo ngomong, dong, sialan." Junkyu cekikikan.
"Diem lo, Kyu. Suara lo kayak moyet kejepit." Sahut Hyunjin.
Yoshi yang mendengar lantas mendelik.
Hyunjin punya masalah hidup apa, sih, sampe sinisin orang mulu?"Be-a-ce-o-te lo."
Srek Srek
Junkyu mematung mendengar suara itu.
Karena dia posisinya paling belakang dan suara itu tepat berada di belakangnya, ia berlari.
Dengan kecepatan kilat, ia menuju Renjun yang ada di 3 meter lebih depan darinya.
"Jun." Panggil Junkyu, ia mengambil napas, "Lo denger, gak?"
Renjun mengernyitkan alis, "Denger apa? Suara kentutnya Yoshi?"
"Gue udah diem, loh, Jun..." ujar sang pemilik nama sambil tersenyum sabar.
"Serius, woy. Gue denger—"
Srek! Bugh!
Keempatnya yang mendengar suara pukulan lantas berlari ke arah suara.
Dan tanpa mareka sadari, ada Junkyu yang merintih kesakitan karena pergelangan kakinya terkilir akibat tak sengaja tersandung.
"Eh, tungguin, dong!"