𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙤𝙨𝙚𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙠𝙪 𝙮𝙖 ^^
𝙆𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙤𝙣𝙪𝙨 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣 𝙙𝙤𝙣𝙜 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙝𝙞𝙝𝙞 :)Ini bukan pertama kalinya gue menapakkan kaki di rumah mewah nan megah milik keluarga Prakarsa. Ya Abimanyu dia adalah pewaris kekayaan keluarga Prakarsa. Anak Laki-laki satu dari 3 bersaudara dan Mas Abi anak pertama, kedua saudaranya perempuan jelas saja perusahaan akan jatuh ke tangan Mas Abi nantinya. Tidak diragukan lagi aset-aset keluarga ini ada dimana-mana. Perusahaannya juga bukan main, perusahaan milik Abimanyu berkecimpung di dunia properti yang sama sekali gue nggak ngerti.
Herannya gue kenapa bisa ada ditengah-tengah keluarga ini, bisa diibaratkan gue bagai remahan rempeyek yang nggak ada artinya huhu sedih. Kalo di inget-inget ini kali ke-empat atau ke-lima gue ke rumah megah ini, soalnya kalo pas diajak Mas Abi kesini gue suka nolak. Sungkan lah ya cuy sama keluarganya yang holkay alias holang kaya. Ini gue mau juga karena biar Mas Abi nggak manjangin perkara sama Aldi. Kalo nggak gue sih bakal nyari alesan lagi biar nggak kesini.
Rumah keluarga Prakarsa kayak istana yang gue lihat di tv, pas masuk gue kayak orang bego mau ngiler.
"Assalamu'alaikum." Salam gue dan Mas Abi bebarengan saat Mas Abi membuka pintu rumahnya. Meskipun ini rumahnya Mas Abi nggak stay tinggal disini, karena dia sendiri udah punya rumah.
"Wa'alaikumussalam, eh menantu mami udah datang." Mami menjawab salam kami. Gue agak tersenyum meringis saat mami Mas Abi menyebut menantu.
Mami Rita, ibu dari Mas Abi perempuan cantik dan modis seperti kebanyakan ibu sosialita lainnya hanya ibu Mas Abi ini orangnya ramah dan friendly. Tidak sombong seperti yang gue pikirkan. Diumurnya yang sudah memasuki usia hampir 50 tahun tapi aura kecantikannya tidak luntur, mungkin saat jalan-jalan bareng Mas Abi bukan dikira mami nya tapi kakaknya hahaha.
"Apa kabar mami?." Tanyaku mendekat.
"Kabar mami baik, kamu?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rania (On Going)
ChickLit❗PLAGIAT PERGI JAUH-JAUH❗ ❗Follow terlebih dahulu, sebagian cerita diprivate❗ //Romance//adult//comedy "Lepasin tangan aku Mas sakit!!!." Aku kian berteriak ingin segera lepas dari laki-laki di hapadapanku ini. "Ikut saya!!!." Desisnya tajam. "Kamu...