1 Day with Bangtan Pt. 2 (2)

356 35 7
                                    

Special malam tahun baru, 6000 words🤸🏻‍♀️
Sorry for typo
Happy reading!!

________________

Kata orang sebuah kesempatan itu bak permata alami yang tak sengaja dijumpai ditumpukan tanah berlumpur. Pemaknaannya, kesempatan itu datangnya dari tempat yang tak diduga-duga.

Kali ini kesempatan itu jatuh melimpah ruah membombardir Zahra serta Loli tiada hitung, sangat beruntung sekali sampai tak yakin apakah cukup jika hanya dibalas dengan ucapan syukur.

Hari menjelang malam. Langit kemuning sentimental menyapa mata. Di tanah Korea, pertengahan musim semi menyerbak aroma khas-nya, membawa kedamaian di masing-masing hati makhluk Tuhan yang berseliweran.

Zahra duduk waspada sambil sesekali melirik Yeontan di pangkuan Loli yang tak jauh darinya. Ingin hati menjauh, apa ada raga tak bisa lantaran sahabat karib yang menunjukkan situs-situs penginapan di layar plasma.

“Loli, seriusan deh. Lo gak bisa apa mindahin anjingnya dulu baru fokus lihat-lihat lagi. Gue agak ngeri by the way.

Sudah kesekian kali bibir Zahra meringis gelisah, takut-takut jika tanpa peringatan si anjing Yeontan melompat dari pangkuan. Menyadari reaksi sahabatnya yang tak nyaman, dengan berat hati Loli harus menjauhkan Yeontan dari sini.

Ah, sayang sekali.. Loli belum puas menggendong buntalan mungil ini, yang entah kenapa mengingatkan Loli pada Molly si anak anjing di rumahnya. Sudah lama Loli tak berkunjung dan melihat rupa Molly, kira-kira bagaimana ya kabarnya? Loli mendadak rindu.

“Yeontan lagi tidur ini, Ra. So, jangan khawatir. Aman kok.”

Meski begitu, Loli tetap memindahkan Yeontan. Mengembalikan anjing berbulu hitam bercampur coklat keemasan itu kepada pemiliknya.

Mimik wajah Zahra masih tidak bisa terdefinisikan. Gadis ini sebenarnya masih penasaran dengan bentuk Yeontan yang benar-benar memiliki rupa seperti boneka anjing yang dipajang di etalase toko, tapi Zahra juga was-was jika Yeontan akan berlarian lagi ke arahnya.

Ruang di benak Zahra bimbang, antara ingin objek tetap di depan mata atau lekas menghilang dari pandangan. Entahlah, perasaan Zahra rumit.

Menunggu Loli yang tak kunjung kembali setelah pamit mengantar Yeontan ke Taehyung membuat Zahra sampai menemukan beberapa opsi penginapan yang cukup terbilang bagus dan lumayan.

Tak hanya lumayan dari fasilitas dan lokasi, melainkan juga harga yang bisa dilampaui. Senyuman merekah manis terpatri, tanpa ada secuil keinginan mengulur waktu gadis berhijab ini lantas mengamankan ponsel Loli dan berjalan keluar kamar guna menemui kawannya yang tidak segera balik ke tempat awal.

Tepat di ruang tengah Zahra menangkap presensi Seokjin, Jimin, dan juga Namjoon. Seokjin yang seperti biasa dengan perangai hebohnya itu sedang berduel sengit dengan game konsol di tangan. Lawan mainnya adalah Jimin, sedari tadi terus merekahkan tawa bahagia lantaran mobil Seokjin yang ironis tertinggal jauh di belakang.

Berbeda dengan alam Seokjin dan Jimin, Zahra memperhatikan jika dunia Namjoon lebih tenang dan sepi. Pemuda penuh wibawa itu tampak tengah menyenderkan punggung sembari menatapi langit-langit. Matanya menerawang seperti membentuk segumpal angan-angan. Walau keberadaan yang tak jauh dari hiruk-pikuk dua partner di samping, tapi ajaibnya atmosfer Namjoon masih tetap stabil.

Terbesit tanda tanya di kepala Zahra menyorot Namjoon yang terkulai nampak tak ada daya. Ada apa dengannya? Apa sedang kebosanan? Lalu kenapa tidak ikut bermain saja, atau paling tidak menyaksikan duel bersaudara ini?

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang