"Daebak! Kau punya Klinik sendiri?"
Seberkas senyum merekah menimpali Jungkook yang ikut masuk ke dalam. Mata pria itu masih mengedar meneliti tiap inci perabotan yang duduk manis ditempat mereka.
"Hanya Klinik kecil," balasnya apa adanya.
Setelah pertemuan tidak disangka itu, Zahra dan Jungkook tidak berniat langsung mengucapkan kalimat perpisahan. Keduanya bergemuruh dalam hati ingin bertatap muka lebih lama. Ingin tinggal sejenak sekedar bertukar kabar dan mengobrol beberapa hal karena sadar kalau kesempatan bisa jadi tidak akan datang dua kali.
Akhirnya Zahra menawari Jungkook ikut ke Klinik. Mulanya ia ingin mengajak Jungkook di kedai sekitar yang masih kedapatan buka, namun mengingat popularitas pria tersebut menjadikan Zahra urung. Jadilah mereka berakhir di tempat ini.
Canggung. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu rasanya atmosfer ini perlu dijinakkan ulang. Apalagi perubahan itu juga terjadi pada hati Zahra.
"Mau minum apa?" Sebagai tuan rumah yang baik, kendati ini bukan rumah, Zahra harus melayani tamu secara pantas.
Kepala Jungkook menoleh bersitatap dengan si gadis, melempar senyuman lembut sebelum berkata, "Tidak usah. Aku tidak bisa lama-lama."
Zahra menutup helaan kecewa dengan senyuman. Tentu saja, Jungkook pasti sibuk mengingat jika konser mereka masih akan berjalan satu hari lagi. Ah, bukankah lebih baik Jungkook beristirahat saja memulihkan tenaga untuk besok.
Tetapi kalau begitu bukannya ia jadi tidak bisa melihat Jungkook yang tengah duduk manis di hadapannya sekarang? Zahra, Zahra.. seharusnya kau bersyukur.
Suasana berubah hening setelah jawaban terakhir Jungkook. Kedua insan ini diam membungkam. Antara bingung memilih topik pembicaraan atau sibuk menetralkan degupan masing-masing.
"Kau tidak mau menanyakan kabar ku?" pertanyaan Jungkook akhirnya keluar.
Zahra tersenyum geli. Pria ini lucu sekali. Jangan bilang kalau sedari tadi alasannya diam itu karena ingin ditanyai kabar.
"Tidak. Karena dari apa yang ku lihat kondisi oppa sangat baik, sangat sehat. Aku bahkan melihatmu melompat semangat di atas panggung." tutur Zahra membuat kedua alis Jungkook naik. Senyum lelaki tampan ini kemudian terbit.
"Ah.. ternyata kau datang."
Tidak ingin obrolan lekas padam, Jungkook kembali membuka suara. "Baiklah kalau begitu biar aku ganti pertanyaannya. Bagaimana kabarmu?"
Tawa singkat keluar tanpa permisi. Tidak tahu, Zahra merasa gemas saja mengamati gelagat kikuk pria ini.
"Alhamdulillah, seperti yang oppa lihat, aku baik, sehat, dan punya Klinik."
Jungkook terkekeh. "Baguslah kalau begitu."
Ruangan itu sepi lagi. Yang terdengar hanya detikan konstan jarum jam, suara kendaraan dari kejauhan, serta degupan brutal jantung dari dua manusia yang kompak menunduk.
Jungkook dalam diam mencuri pandang. Meneliti sebentar wajah gadis di depan sebelum kemudian menjatuhkan kepala lagi di meja kecil yang membatasi mereka. Bibir bagian dalam digigitnya berusaha menahan senyum. Kelopak mata juga ia arahkan menutup, agar lebih fokus akal Jungkook untuk menenangkan debaran di dadanya.
Ah gadis ini benar-benar, sudah bertahun-tahun pun Zahra masih berhasil mendatangkan gelora aneh di benaknya. Gadis ini tidak berubah jauh saat terakhir kali mereka berjumpa. Hanya sekarang Zahra tampak lebih dewasa dan matang, tampak semakin memikat, celakanya membuat Jungkook semakin terjerat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice To Meet You
Fanfic[Fanfiction - BTS] "Oh, jadi BTS itu seperti ini." -Zahra Kisah tentang seorang gadis berhijab yang tak sengaja bertemu dengan idola sahabatnya. Setelah melewati perjalanan yang panjang, akankah Zahra juga ikut mengagumi mereka seperti yang dilakuka...