너와 나는 함께할 수 없어 (Kau dan Aku tak bisa bersama)

170 14 7
                                    

Halo..

Klik ⭐ dulu yok
Happy reading!!

_____________

Jakarta masih sama, hiruk-pikuknya masih sama, tapi lain perkara dengan ku yang terasa kian berbeda.

Sudah sebulan berlalu semenjak berita itu menghantam. Mendobrak pertahanan dan meluluhlantakkan harapan ku berubah hancur berkeping-keping. Pun terhitung hampir satu tahun lamanya Jungkook oppa tidak menghubungi ku. Salah satu faktornya karena aku sengaja memblokade akses komunikasi di antara kita, diprakarsai kekecewaan yang telah membumbung tinggi.

Aku memilih lari. Biarlah sementara aku menjadi pengecut karena sungguh aku tidak ingin kian tersakiti.

Belum pulih seutuhnya luka yang ia gores, tapi aku berusaha. Setidaknya terlihat baik-baik saja agar kesehatan jiwa ini senantiasa terjaga.

Mungkin ini adalah bentuk peringatan yang Allah turunkan lantaran begitu mencintai makhluk-Nya yang belum halal untukku. Mungkin ini teguran karena terlalu berharap pada manusia, sampai mengesampingkan keagungan serta kehadiran-Nya di sisiku sepanjang waktu.

Aku lupa. Aku terlalu terlena oleh perasaan. Aku terlalu buta karena pria bernama Jungkook. Rasa sakit yang ku pendam kini, kurasa setimpal dikatakan sebagai hukuman.

Bila ditanya apakah aku masih mengharapkan Jungkook? Jujur dengan segenap hatiku yang paling tulus, masih.

Namun aku pasrah kepada kehendak-Nya, pasrah kepada jalan-Nya. Karena sebaik apapun bayangan masa depan yang ku rencanakan, Dia lebih mengetahui masa depan macam apa yang paling terbaik untukku kelak.

"Kak Zahra!"

Suara manis gadis kecil mengalihkan perhatian ku pada rentetan nama-nama suplemen yang hendak ku resep kan pada si manis ini.

"Iya Rere cantik, kenapa?"

Gadis yang sedang duduk nyaman di depan ku ini menarik senyum lebar, menampilkan gigi seri yang sedang pada tahap tumbuh. Gemas sekali.

"Kan Rere udah kontrol, terus kata kak Reza habis ini kita mau main ke pasar malam. Kak Zahra ikut ya!"

Rere berseru riang. Berbanding terbalik dengan Reza yang gelagapan. Aku tak kuasa menahan senyuman agar tak mengembang.

"Rere, kak Zahra lagi sibuk jadi gak boleh diganggu." Reza beranjak mendekati Rere lantas mengusap pelan puncak kepala adiknya, meminta pengertian.

Namun agaknya, ucapan Reza menimbulkan mood Rere anjlok lantaran gumpal cemberut bertengger di bibir gadis cilik itu.

"Tapi Rere mau main bareng sama kak Zahra. Bosen sama kakak terus."

Reza terperangah, tawaku meledak tak tertahan.

"Kamu bosen sama kakak? Jahat banget sih.." Kata Reza mendramatisir. Wah.. lihatlah wajah sok sedihnya itu. Sangat tidak natural sekali.

"Bukan gitu. Kak Reza jelas ikut juga lah. Nanti yang bayarin siapa?" Kata Rere polos.

Sekali lagi aku hanya bisa tertawa melihat pertunjukan kakak beradik ini. Apalagi reaksi Reza dengan wajah aneh tak bisa didefinisikan.

"Mau ya kak Zahra?"

Rupanya Rere belum menyerah. Tak tega melihat binar memohon di mata beningnya, aku mengangguk mengiyakan.

"Iya, nanti kak Zahra ikut."

Sorak gembira Rere selebrasikan. Menjulurkan lidah ke arah Reza lantaran merasa telah memenangkan pertarungan. Reza sekali lagi menampilkan ekspresi anehnya, namun kali ini lebih manusiawi.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang