BAGIAN 3

191 24 5
                                    

Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya pada makhluk di dunia. Kegelapan pun juga masih menyelimuti hari yang sudah hampir pagi. Dinginnya angin pagi menusuk hingga ke tulang-tulang. Hanya 3 jam Zefa bisa tertidur dengan pulas. Ia sampai di rumah pada pukul 01.00 . Ia merasa tubuhnya sangat lemas namun ia tidak mau libur hari ini karena nanti akan ada mata pelajarannya Pak Ahmad, apalagi kalau bukan Fisika.

"Nak, hari ini kamu nggak usah sekolah dulu ya, bunda khawatir kamu terlalu kelelahan trus kakinya juga masih agak ngilu juga kan..."suruh bunda.

"Zefa kuat kok bun, kan Zefa anaknya bunda pasti kuatlah kayak bundaa. Lagipula, kaki Zefa kan udah dikasih salep sama ayah kemarin malam, jadi ngilunya udah nggak terasa lagi, izinin Zefa sekolah hari ini ya bun?"pinta Zefa.

Seketika itu juga, Zefa mengeluarkan jurus puppy eyes-nya, hingga bunda terpaksa harus menuruti keinginan Zefa.

"Ya sudah,nanti sebelum berangkat sekolah bunda pasangkan perban di kakimu, supaya tidak terbentur-bentur,"jawab bunda.

"Okee bunda."

...

Setibanya di sekolah, semua pandangan mata tertuju kepada Zefa. Bagaimana tidak, berita kemenangannya dan Erland telah tersebar di akun sosial media sekolah. Sehingga, banyak orang yang makin takjub dengan kepintaran keduanya.

"Zefaaa,"panggil seorang gadis dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan Allura.

"Haii, aku kangen banget sama kamu, Ra,"ucap Zefa sambil memeluk Allura.

"Aku juga tauu ... Btw, nih kaki kenapa?"tanya Allura.

"Biasalah, jatuh. Namanya aja Zefanya sang gadis aktif,"jawab Zefa.

"Hahaha, semoga cepat sembuh deh ini kaki. Btw, selamat ya atas kemenangannya. Aku udah yakin dari awal, kamu sama Erland pasti menang,"ujar Allura.

"Makasih Ra. Tapi kamu tau nggak Ra, selama perlombaan mulai dari berangkat hingga pulang, Erland perhatian banget sama aku. Beda banget dari gosip yang beredar di sekolah,"terang Zefa.

"Kamu beneran, Zef? Emang perhatiannya dia kayak gimana,"tanya Allura.

"Misalnya kayak pas lagi..."

Seketika itu juga, orang yang sedang dibicarakan, eh lebih tepatnya digibahkan langsung datang.

"Eh, bentar Zef. Tuh orangnya datang,"sarkas Allura cepat sambil menunjuk Erland.

"Jangan ditunjuk gitu dong, Ra. Nanti orangnya tau kalau sedang digibahin,"ujar Zefa.

"Iya...iya,"

Saat ini, Erland berada tepat di depan Zefa dan Allura. Erland memperhatikan kaki Zefa yang berbalut perban dan setelah itu langsung pergi begitu saja tanpa menyapa keduanya.
Di dalam hati, Zefa merasa sangat kesal. Hal yang paling tidak ia inginkan dari Erland terjadi.

"Sombong amat sih tu anak. Sapa kek, bisu kali tuh orang. Padahal baru aja menangin lomba sama kamu kemarin, Zef,"ujar Allura melampiaskan kekesalannya.

"Udah, Ra. Mungkin aja dia capek habis lomba kemarin. Apalagi dari depan gerbang, orang-orang sudah mulai memperhatikannya, sudah tentulah mood-nya langsung berubah,"jawab Zefa.

"Terserah kamu deh, Zef. Belain aja tuh anak terus, udah kayak istrinya aja,"ujar Allura santai.

"Apaan sih, Ra. Kok jadi bahas istri-istrian sih. Kamu aja sana,"kesal Zefa.

Dialah Imamku Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang