Chapter 22

2.1K 132 37
                                    

Happy reading🦋

Typo bertebaran

20.22

Terlihat di mansion besar seorang laki-laki tengah menerima telepon dengan mimik muka yang terlihat serius dengan pembicaraan diseberang sana.

"sudah siap?"tanya laki-laki itu dengan muka datarnya.

"yeah aku sudah siap,"jawab orang itu.

"bagus,kita akan mulai permainan ini mulai besok!"ucap laki-laki itu dan mematikan panggilan telepon dengan orang itu.

Laki-laki itu menghela nafas kasar dan memandang kearah langit malam yang ditaburi bintang-bintang kecil yang terlihat indah diatas sana.

"aku akan mengikuti permainanmu atau kau mengikuti permainanku,"ucapnya dengan senyum miring terlihat mengerikan tertera diwajahnya.

****

08.00 sekolah

Terlihat dikelas XI ipa 3 dengan kehebohannya dijam yang terbilang masih pagi,apakah mungkin gurunya tidak masuk?mari kita lihat dikelas terdapat beberapa orang tengah bermain game,mengerjakan pr, membaca buku pembelajara,melanjutkan tidur paginya,dan ada juga yang tengah menulis di papan tulis dengan bacaan papan curhat.

"WOII JAMAL BALIKIN PULPEN GUE!"teriak Vivi sambil berjalan menuju meja jamal.

"iyaa sayangkuhh nanti aku balikin tenang aja," ujarnya membujuk Vivi.

"halah nanti lo balikin gak ada isinya,cepat sini balikin!"

"hayoo Jamal kena marah,mampus lo hahaha," tawa Syela mengkompori keadaan yang menurutnya sangat seru untuk ditonton,sedangkan Jamal menggerutu pelan dengan ejekan Syela padanya.

Pertengkaran itu berakhir dengan Jamal yang berhasil membujuk Vivi dengan iming-iming akan membelikannya satu kotak pulpen pada Vivi dan itu terdengar sangat menggiurkan di telinga Vivi.

Selang berapa menit guru pengajar masuk kedalam kelas mereka dan melanjutkan materi minggu lalu yang akan mereka bahas hari ini.

kring kring kring

Bunyi bel istirahat membuat mereka bersorak gembira dan berhamburan menuju kantin tempat favoritnya anak sekolah.

begitu pun dengan Syela dan Laura yang akan ke kantin untuk membeli makanan dan minuman.

sesampainya mereka dikantin,mereka segera memesan dan duduk dipojok kiri kantin.

Tak lama dari itu Alden beserta ketiga temannya datang dan berjalan kearah meja yang Syela tempati untuk makan.

"udah makan?"tanya Alden sesampainya ia dimeja Syela dan duduk disamping gadis itu.

"belum,masih mesan," Syela menggelengkan kepalanya dan menjawabnya sambil menunjuk dengan dagu ke arah penjual bubur.

"hari ini aku gak bisa nganter kamu pulang,nanti kamu dianter sama Wisnu,"Alden yang berucap itu secara tiba-tiba membuat satu meja mengalihkan perhatiannya kearah laki-laki itu.

"memang kamu mau kemana?"tanya Syela dengan menatap tepat dimata tajam Alden.

"aku mau nganter bunda ke toko kue,"entah itu bohong atau pun tidak tapi mata itu menyiratkan sesuatu yang aneh,menurut Syela.

"yakin cuman itu?gak ada urusan yang lain?"
tanya Syela lagi pada kekasihnya ini dan sekali lagi dijawab dengan anggukan dari Alden.

Syela menghela nafas dengan jawaban Alden yang terlihat sangat yakin, ia hanya pasrah memperbolehkan Alden untuk tidak mengantarnya pulang hari ini.

 ALDEN (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang