07

7 1 0
                                    

Pantulan cahaya dari luar cendela Rumah Sakit membangunkan Aurora dari tidur lelapnya, terasa masih kaku untuk digerakkan namun tidak sesakit semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantulan cahaya dari luar cendela Rumah Sakit membangunkan Aurora dari tidur lelapnya, terasa masih kaku untuk digerakkan namun tidak sesakit semalam. Aurora mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan Altair di tempatnya, Aurora berfikir mungkin ia sudah berangkat untuk ke sekolah.

Gadis itu menatap keluar cendela, pemandangan langit biru serta bias cahaya di pagi hari membuatnya menghangat. Cuaca cerah seperti biasanya karena masih memasuki musim kemarau, suara pintu terbuka membuyarkan lamunan gadis itu, disusul suara berat seorang laki-laki.

"nih bubur, setidaknya ini lebih enak daripada makanan rumah sakit" Ujar Altair menaruh bubur ayam pada mangkok.

"kirain uda berangkat, sana keburu telat lo masi bonyok buat lari-lari".

"dimakan awas engga, pulsek nanti gue sama temen-temen kesini" pamit Altair dan membelai surai rambut Aurora pelan karena tidak mau menyentuh perban yang melilit di kepala gadis itu.

Aurora mengangguk patuh, semenit kemudian Altair sudah hilang dari pandangannya. Aurora mengambil gelas yang berisi air putih meneguknya perlahan, setidaknya ia harus mengisi perutnya agar lebih cepat untuk keluar dari rumah sakit.

Ia paksakan tangannya untuk mengambil sendok dan memasukkan bubur kedalam mulutnya, agar tubuhnya terbiasa bergerak.

Ia berencana akan keluar dari Rumah Sakit sore ini, Aurora tidak menyukai bau obat-obatan khas Rumah Sakit dan juga ia tidak mau merepotkan Altair karena biaya kamar ini pasti mahal. Ia berjanji akan mengembalikannya, hanya saja Aurora tidak suka berhutang budi.

Di ruang BK sudah dipenuhi oleh beberapa murid yang kemarin terlibat aksi tawuran, Bu Angel berjalan mondar mandir sambil memegang tongkat rotannya.

"Bu saya pusing ngeliat ibu mondar-mandir mondar-mandir, ibu nggak capek?" tanya Danial santai.

Bu Angel menatap garang Danial, berani-beraninya dia berbicara seperti itu disaat situasi sedang kacau "KALIAN ITU YANG BIKIN PUSING IBU!" bentak Bu Angel yang membuat Danial dan yang lain terperanjat kaget.

"astagfirullah" ucap kenzo mengelus dadanya "sabar bu sabar" lanjutnya.

Bu Angel menatap jengah satu persatu dari mereka "kalian tau kesalahan kalian apa?" tanya Bu angel yang sudah duduk di depan murid-muridnya yang nakal.

"tau bu" jawab serempak.

"kalau udah tau kenapa kalian ngulangin hal yang sama berulang kali?, ibu capek nulis pelanggaran kalian. Kalian masih di area sekolah, dan masih menggunakan almamater. Berani-beraninya kalian tawuran ha! Otak kalian dimana, dan juga menyebabkan 2 teman kalian masuk rumah sakit?!"
bentak Bu Angel yang merasa frustasi.

"disini bu" saut Danial sambil menujuk kepalanya membuat emosi Bu Angel meningkat.

"DIAM KAMU DANIAL ATAU MAU ORANG TUA KALIAN SAYA PANGGIL!".

ASTRONOMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang