01

38 2 0
                                    

Motor trail berwarna hitam dengan paduan warna hijau memasuki halaman sekolah STM HIGHLIGT salah satu sekolah swasta favorit di Jakarta, yang telah banyak meraih prestasi dari bidang akademik maupun non akademik baik perlombaan yang bersifat nasio...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Motor trail berwarna hitam dengan paduan warna hijau memasuki halaman sekolah STM HIGHLIGT salah satu sekolah swasta favorit di Jakarta, yang telah banyak meraih prestasi dari bidang akademik maupun non akademik baik perlombaan yang bersifat nasional maupun internasional.

Tapi jangan melupakan fakta yang selalu melekat pada nama STM, sekolah yang didominasi oleh para lelaki itu tentu saja tidak pernah jauh-jauh dari kata bar-bar .

Bahkan kebanyakan masyarakat menilai murid STM biangnya onar, karena sering kali melakukan aksi tawuran di jalanan. Memang itu adalah sebagaian dari kenyataan, begitupun STM HIGHLIGHT yang tidak pernah absen ketika tawuran, namun banyak juga murid yang terkenal pandai dan badeng disaat bersamaan, sangking pandainya mereka menggunakan otaknya untuk menyusun strategi bagaimana cara mengalahkan musuh ketika tawuran berlangsung.

Dan lebih menariknya dari sekolah ini ialah yang selalu memimpin tawuran STM HIGHLIGHT adalah seorang keturunan Hawa salah satu dari 5 perempuan penghuni STM HIGHLIGHT , yang mendapat julukan sebagai The Queen Of Brawl atau ratunya dalam tawuran, Aurora Felisya Anindira biasa dipanggil Rora namun teman terdekatnya biasa memanggilnya Rara.

Aurora sangat pandai berkelahi karena sejak kecil oleh ayahnya di didik untuk tidak menjadi wanita yang lemah, dan Aurora mulai menekuni seni bela diri Taekwondo seperti ayahnya yang sudah mendapat sabuk hitam.

Dahulu ketika masih berada di kelas 10 Aurora ikut membantu temannya tawuran antara sekolahnya dengan SMA CADENZA. Ketika itu Pemimpin sekolahnya yang bernama Bimasakti sudah kelimpungan melawan pimpinan dari musuhnya, Aurora yang melihat itu datang dan membantu Bimasakti.

Dan sejak setahun sebelum Bimasakti kelulusan, Aurora ditunjuk menjadi pemimpin untuk menggantikan Bimasakti yang akan melanjutkan sekolahnya ke jenjang perkuliahan.

Gadis yang sedang memarkirkan sepeda trailnya asal-asal lan yang menyebabkan pak satpam selalu membenarkan letak sepedanya. Aurora melepas helm hitamnya dan meletakkan di spion kanan sepedanya dan berjalan memasuki koridor sekolah, dengan tampilan baju dikeluarkan dan sedikit kusut tertutupi jas berwarna kuning, tidak memakai dasi, rambut dicepol asal-asalan menampilkan kesan acak-acakkan yang menjadi fashion nya ketika di sekolah.

Mulutnya yang sedari tadi mengunyah permen karet rasa mint itu berhenti dan mengeluarkan permen karetnya menempelkannya  pada dinding di dekat mading dan berjalan acuh memasuki ruangan kelasnya.

Namun ketika sampai Aurora memincingkan matanya melihat sekililing, sebab tidak ada teman-temannya yang biasanya duduk bergerombol di bangku depan, Aurora mengambil ponselnya yang ia letakkan di kantung celananya yang berwarna abu-abu itu dan menelfon seseorang diseberamg sana.

Nada sambung terhubung tidak menunggu lama telvon itupun diangkat.

"lo dimana kambing, gaada orang di kelas bentar lagi upacara bego" cerocos Aurora.

"lo pikun ra? Ruang kelas kita kan ganti goblok, lantai 2 deketnya tangga. Buruan bentar lagi bel" balas cowo yang bernama Altair Rafardhan sahabat Aurora.

"Oh shit, gue lupa" umpat Aurora kesal, bisa-bisanya dia lupa pengumuman kemarin dari Bu Virda wali kelasnya.

Cepat-cepat Aurora berlari menuju lantai 2 namun seperti takdir tidak membiarkannya tenang pagi ini, Aurora tidak melihat ada orang saat ia akan berlari keluar kelasnya yang menyebabkan ia menabrak seseorang hingga terjatuh hingga ponselnya terpelanting.

"aduh pantat gue" ringis Aurora memegangi bokongnya.

Cowok itu tidak terjatuh dan hanya melihat Aurora kesakitan.

"heh lo liat apaan, bantuin kek" celoteh Aurora geram pada manusia di depannya.

Cowok itu mengulurkan tangannya untuk membantu Aurora dan langsung diterima oleh gadis itu, Aurora melirik name-tag cowok itu dan tertera nama Orion Aksa Rafisqy.

Orion berjalan mengambil ponsel Aurora yang terpental dan menyerahkannya pada gadis itu

"maaf"

"gapapa, gue juga salah" ucap Aurora membenarkan letak tasnya yang hanya ia sampirkan di lengan sisi kirinya dan melihat ponselnya yang masih utuh ia sangat bersyukur

TINGTUNGTING....

SILAKAN SEMUA MURID BERKUMPUL DI LAPANGAN KARENA AKAN DIADAKAN UPACARA HARI SENIN SEPERTI BIASA

Orion menatap sekilas Aurora setelah mendengarkan pengumuman kemudian pergi meninggalkan Aurora di koridor, begitu juga Aurora yang melanjutkan aksi larinya menuju kelas barunya.

"huh huh huh" deru nafas tidak beraturan yang dikeluarkan Aurora mendapatkan pertanyaan dari Altair.

"lama banget lo kek siput".

"gundulmu lo kira gak capek lari dari kelas kesini, mana lagi gue tadi jatoh" dengus Aurora meluapkan kekesalannya dan meletakkan tasnya kasar dibangku depan disamping tas Altair berada.

Altair tertawa "lagian lo kebanyakan makan brutu ayam" ledeknya.

"bacod lo dah buru ke lap, mana 3 serangkai?"
tanya Aurora yang tidak melihat Danial, Kenzo, dan Raifal.

3 manusia yang menjadi teman laknatnya selain Altair.

Altair memasang topi dan jasnya, melihat Aurora yang sedang tidak memakai dasi "duluan tadi, mana dasi lo ra?".

Aurora merogoh kantong celananya dan mengeluarkannya "belom sempet gue pakek" .

Upacara berlangsung khidmat sampai amanat pembina upacara yang begitu membosankan pun didengarkan oleh Aurora, hingga saat pembacaan doa dan upacara dibubarkan.

Namun seperti senin-senin biasanya selesai upacara selalu ada pengumuman kedisiplinan, siapa yang tidak memakai atribut lengkap untuk segera maju ke depan  mimbar.

Untung saja sekolah ini membiarkan muridnya memakai sepatu bebas, tidak mewajibkan memakai sepatu hitam seperti sekolah-sekolah lainnya yang terkesan cupu.

Danial, Kenzo, dan Raifal bergerak maju kedepan karena mereka kompak tidak memakai jas

Aurora dan Altair tertawa dan meledek 3 laki-laki itu.

"mampus lo" ujar Aurora yang diselingi tawa yang mendapat tatapan tajam dari ketiganya.

"BACOD" ucap ketiganya kompak.

Sekolah ini tidak hanya Aurora yang perempuan, juga ada beberapa anak perempuan lainnya namun tidak begitu banyak. Bisa dihitung menggunakan jari tidak sampai 6, namun hanya Aurora perempuan paling menonjol yang terkenal tidak pernah takut di kalangan guru-guru dan murid lainnya.

Namun Aurora kadang mematuhi aturan seperti sekarang, karena tidak mau mendengar ceramah dari ustad dadakan Altair yang selalu memberikan wejangan yang membuat telinganya sedikit panas.

Meskipun Altair juga sering melakukan pelanggaran namun ia tidak mau melihat Aurora dihukum atas pelanggarannya, hanya kadang-kadang saja Altair membiarkan Aurora menjadi gadis keras kepala.

Aurora menyapu pandangan manusia-manusia durhaka yang berada di depan barisan, menatap satu-persatu karena mereka dihadapkan didepan seluruh murid kelas 10,11, dan 12  kemudian pandangannya terjatuh pada sosok cowok berperawakan tinggi yang sempat ia tabrak tadi.

Tidak sengaja Orion juga menatap Aurora sebelum Aurora memutuskan pandangannya karena Altair sudah menarik lengannya untuk pergi dari lapangan yang panas, karena siswa yang tidak melakukan pelanggaran diperbolehkan kembali masuk kedalam kelas.

Bersambung....

ASTRONOMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang