13

10 1 0
                                    

Senyuman Aurora tidak bertahan lama ketika Orion menghentikan motornya di depan kost Aurora "Kok lo malah pulangin gue, gue kan mau diajak jalan-jalan sumpek di kost terus" Jelas Aurora lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman Aurora tidak bertahan lama ketika Orion menghentikan motornya di depan kost Aurora "Kok lo malah pulangin gue, gue kan mau diajak jalan-jalan sumpek di kost terus" Jelas Aurora lagi.

"Gue sibuk, turun" ujar Orion.

Aurora mendengus "Ogah, lo mau kemana? Gue ikut deh ke jembatan kek ke kali kek gue ikut asal ga lo ajak mati aja gue gapapa".

Orion berfikir sejenak sebenarnya dia tidak sedang sibuk hanya ingin menenangkan diri dari kabar yang Angkasa berikan, Aurora yang melihat Orion terdiam cukup lama darikaca spion menggetok helm milik Orion.

"Heh lo kesambet?".

Orion yang sadar menjalankan motornya menuju ke tempat yang selalu dia tuju ketika sedang banyak pikiran. Aurora menatap takjub dengan apa yang dia lihat sekarang pemandangan seluruh kota dengan hamparan langit yang dihiasi oleh kerlap-kerlip bintang.

"Indah banget, kok lo tau tempat keren gini sih? Kemana aja gue selama ini baru tau tempat ginian" tutur Aurora yang di abaikan oleh Orion yang langsung membaringkan badannya di rumput.

Tempat yang lumayan jauh dari perkotaan, bukit yang tidak begitu tinggi namun mempunyai keindahan yang luar biasa, Aurora bergerak mendekati Orion dan duduk di sebelah laki-laki itu yang sedang memejamkan matanya menikmati hembusan angin diatas bukit.

Aurora menoleh pada Orion menatap lekat-lekat lelaki itu, begitu mempesona hidung yang mancung bak perosotan, serta bibir yang terlihat begitu seksi.

Aurora tersenyum tentang apa yang dipikirannnya sekarang.

"Pikiran lo bersihin dulu" ucap Orion yang membuat Aurora terdiam.

Sangat memalukan, cepat-cepat Aurora mengalihkan pehatiannya. Bagaimana dia bisa tau kalau Aurora memikirkan aneh-aneh.

"Dari tatepan lo" ujar Orion lagi.

Tidak habis pikir Aurora "Lo cenayang ya?" tanyanya yang tidak mendapat jawaban dari Orion
Aurora ikut merebahkan badannya seperti Orion menatap langit malam "Gue mau cerita, tapi cukup lo dengerin aja".

Aurora yang tidak mendapat respons tersenyum, sepertinya Orion bisa menjaga rahasia terlihat dari dirinya yang tidak pernah banyak bicara "Dulu keluarga gue bahagia banget sampai gue kelas 1 SMP, namun setelah itu Ayah sama Mama jadi sering adu mulut dan berantem setiap malam. Ayah yang dulunya selalu pulang kerumah lama-kelamaan jarang pulang dan kadang sebulan penuh tidak pernah menginjakkan kaki di rumah, Mama yang tiba-tiba sering nangis sendirian di dalam kamar. Sampai suatu hari ketika gue dikamar Ayah sama Mama berantem hebat sampai mecahin barang, tangisan Mama semakin menjadi. Gue yang masih bocil lari buat meluk Mama karena takut Ayah bakalan main tangan, namun setelah itu Ayah buat keputusan yang ngebuat gue sama Mama nangis. Dan setelah itu Mama depresi dan bunuh diri pas gue pulang sekolah, setelah itu gue tau kebenaran bahwa selama ini Ayah sudah menikah dengan wanita lain" cerita Aurora panjang melihat kesamping, Orion juga sedang menatap ke arah Aurora .

Aurora tersenyum dengan manis karna Orion mendengarkan kisahnya.

Aurora melanjutkan ceritanya "Gue selama 2 bulan tinggal dirumah sama bibi sebelum Ayah gue minta untuk gue tinggal dengan keluarganya, Gue nurut karna gue cuman punya Ayah. Selama setahun gue tinggal dirumah Ayah dan istrinya yang baru, dan selama itu gue di siksa sama mama tiri gue tanpa sepengetahuan Ayah, wanita jalang dia hanya menginginkan harta Ayah dan sering bermain dengan laki-laki lain. Saat gue kasih tau Ayah gak percaya dan malah ngusir gue saat gue kelas 3 dan saat itu juga gue balik ke rumah Mama buat ngejual rumahnya. Gue beli apartement tapi karena gue masih kecil dan mudah buat di kibulin ya gue kena tipu uang gue dibawa lari sama orang brengsek, dengan pikiran gue yang kacau saat itu gue terjerumus ke hal yang salah, untung aja gue lulus sekolah" ucap Aurora terhenti.

"Terus?" Tanya Orion.

"Lo ga bosen denger cerita gue?".

Orion menggeleng, entahlah Aurora bisa menceritakan kisah hidupnya pada Orang yang baru saja dia kenal, bahkan teman-temannya hanya Altair yang tau tentang kisah hidupnya yang begitu seram.

"Selama setahun gue idup gajelas sampai gue mutusin buat sekolah yang kebanyakan muridnya  cowo, dengan uang sisa dari gue idup gajelas gue putusin buat cari kost san, dan mulai cari kerjaan part time sampai sekarang. Pasti lo mikir selama setaun gue tidur dimana jawabannya adalah gue numpang sama temen gue yang ketemu di club namanya Clarista umur dia diatas gue dan kerjaan dia ya jadi kupu-kupu malam. Tapi setelah gue mutusin buat pergi gue gapernah lagi ketemu Clarista dan gue beruntung banget punya sahabat sekarang Altair, Kenzo, Raifal, Danial, dan Bulan memang mereka konyol tapi mereka yang ngebuat gue jadi lebih baik sekarang" Aurora bergeming, dia jadi merindukan sahabat-sahabatnya sekarang.

"Apa lo bahagia sama idup lo sekarang?" tanyanya pada Orion.

Orion terhanyak memikirkan pertanyaan Aurora apa dia bagaia dengan hidup yang dia jalani sekarang, Orion melihat arloji yang sudah menunjukan pukul 10 PM.

Orion menegakkan tubuhnya dan berdiri mengulurkan tangan pada Aurora yang disambut dengan semangat oleh gadis itu.

Orion menjalankan motornya dengan santai tidak cepat namun juga tidak lambat, Aurora yang masih tidak berani memegang pinggang Orion hanya diam dibelakang samapai Aurora tidak kuat dengan situasi sekarang.

"Gue boleh chat lo kan? Lo gapunya cewekkan?" tanya Aurora yang lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban, untung saja Aurora sabar kalau tidak laki-laki iu sudah meninggal sejak kemarin.

Orion tersenyum tipis, bagaimana dia bisa memiliki seorang pacar. Itu sangat tidak mungkin melihat pekerjaan yang dilakukannya sekarang dapat mengancam orang yang dia sayangi, alasan kenapa Orion menjadi pribadi yang lebih tertutup dan bisa di bilang anti sosial karena dia tidak ingin melukai orang di sekitarnya atau bahkan orang yang Orion sayangi.

Lebih baik tidak kenal dengan siapapun atau dekat dengan siapapun itulah yang menjadi prinsip Orion, tapi Orion tidak mengelak bahwa dirinya cukup tertarik dengan Aurora, gadis yang selalu merepotkan dan emnganggunya.

Sesampainya di indekost Aurora turun dari motor sebelum Orion pergi Aurora menarik lengan baju panjang milik Orion "Makasih" ucapnya dengan senyum manisnya.

Orion menggangguk dan melajukan motornya menjauhi Aurora sampai tidak terlihat dari pandangan.

Bersambung

ASTRONOMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang