Jane merasakan sakit diarea kepala. Sesekali matanya mengerjap. Berusaha membuka mata, ketika bola mata indahnya itu terbuka sepenuhnya. Wajah tampan seorang pria lah yang menyambut penglihatannya.
"Apa kau putri tidur?" kesal pria bermata abu itu.
Bola mata Jane membesar. Ia ingin berlari tapi sayang tubuhnya dililit tali. Juga ia didudukkan di sebuah sofa.
"Kau pingsan selama tiga hari." jelas pria itu lalu ikut duduk di sebelah Jane. Iris tajamnya menatap datar wajah pucat gadis itu. Tampak begitu lemah layaknya anak kucing yang tak diberi makan.
"Ka-Kau..." lirih Jane lemah. Mengapa dia begitu lemah.
Smirk tipis terukir pada bibir merah pria itu. Selanjutnya ia melumat bibir pucat Jane. Sangat lembut dan berperasaan.
"Menjijikkan."
Jane tidak bisa melawan. Tubuhnya diikat juga terasa begitu lemas. Berapa hari dia tidak makan?
"Ha... Ha..." ciuman berakhir dengan air liur yang saling bertautan. Terang-terangan Jane memasang tampang jijik. First kiss-nya diambil oleh pria mesum. Menyebalkan!
"Makan." perintah pria itu datar, mengambil sebuah mangkuk berisikan bubur disebuah nakas. Tentu Jane menolak. Ia bahkan mengumpat dengan sisa-sisa tenaganya.
Telinga pria itu memanas. Mengapa gadis ini sangat sulit disuruh makan? Dia hanya menyuruh makan, bukan Freestyle layaknya bocil ep-ep!
PRANG
Pecahan mangkuk berserakan di lantai. Jane tersentak kaget. Sangat kaget. Bahkan ia juga takut.
"Aku bukan pria sabar." kesal pria itu. Bangkit berdiri dan menyingkirkan serpihan-serpihan kaca menggunakan kakinya yang beralaskan sepatu bot. Setelah bersih dan hanya tersisa bubur disana, ia berdiri dihadapan Jane.
Gadis itu mendongak. Menatap takut pria dihadapannya.
"Makan." perintah pria itu kali ini tidak datar, ia tersenyum lebar. Menjambak paksa rambut Jane. Membawa tubuh gadis itu untuk berlutut dihadapan bubur yang telah berserakan di lantai.
"Selain putri tidur kau juga anjing ya? Sekarang makan yang benar." pria itu tidak lagi menjambak rambut Jane. Kini ia berdiri dihadapan Jane. Menunggu gadis itu menjilat layaknya anjing.
Jane berkaca-kaca. Tidak sanggup menahan tangis. Dia begitu takut. Juga enggan melakukan apa yang disuruh.
"Haaa..." pria itu menyibak rambut hitam pekatnya kebelakang, "SEBENARNYA APA MAU MU HA?" gertak pria itu membuat Jane terisak-isak.
Ia berjongkok didepan Jane. Menjambak tengkuk Jane. Memaksa gadis itu untuk memakan bubur di lantai.
"JILAT!" perintahnya dan enggan Jane lakukan. Ia menutup mulutnya serapat mungkin tidak peduli kepala dihantukkan berkali-kali ke lantai. Hingga dibatas ambang kesabaran. Pria itu berhenti memaksa Jane.
PLAK
Ya, gadis itu ditampar.
PLAK
Dua kali, membuat hidungnya mengeluarkan darah.
"Sekarang makan."
Pria itu memungut bubur dengan tangan kanannya. Dan tangan kiri ia gunakan untuk menjepit hidung Jane, agar mulut gadis itu terbuka. Dan tentu saja berhasil, ia memasukkan bubur digenggamannya kedalam mulut Jane.
Mata Jane berair. Ingin muntah. Namun mulutnya ditahan, ditutup rapat.
"Langsung telan, itu bubur jadi kau tidak perlu mengunyah nya." perintah pria itu datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDNAPPED [END]✓
Romance(18+) Seorang pembunuh berantai tertarik kepada seorang gadis pada hari pertama keduanya bertemu, bukan menculik, ia hanya ingin gadis itu selalu berada disisinya. Namun mengapa orang-orang menganggap itu 'penculikan' ? _____________________________...