Akhirnya Jane bisa bernafas lega. Kedua pergelangan tangan dan kakinya tidak lagi diikat. Membuat peluang Jane untuk membunuh pria gila ini lebih leluasa. Tapi sabar, nanti dulu. Dia harus memantau situasi agar semuanya berjalan mulus tanpa terhalang apapun.
Jane yang sedang duduk di depan meja rias menatap pantulan dirinya. Pria itu sedang memotong rambut Jane. Sebab dia tidak suka rambut panjang.
Sebenarnya apa hubungannya dengan Jane! Ini kan rambut dia! Tapi Jane tidak ingin memancing keributan. Kali ini dia harus menurut.
TAK
Gunting dilempar asal. Membuat Jane tersentak kaget. Pria itu suka berbuat kasar kepada semua benda mati.
Jane menatap rambutnya yang tadinya panjang sepinggang, kini pendek diatas bahu.
"Aku suka warna rambut mu, juga warna mata mu." bisik pria itu tepat pada telinga kanan Jane. Setelahnya ia menjilati telinga mungil itu. Memasukkan lidahnya kedalam sana. Membuat sang empu kegelian. Ketika Jane ingin menjauhkan kepalanya, pria itu sigap menahan agar tidak bergerak. Sedikitpun.
Pria itu menggendong Jane ala Brydal style. Setelahnya mendudukkan gadis itu di atas sebuah meja. Melempar semua barang yang ada di atas meja tersebut. Setelah ia menurunkan dua tali Tantop yang Jane kenakan. Mengelus kedua bahu mulus itu, juga sesekali menghirup aroma khas Jane. Meninggalkan bercak merah pada leher jenjangnya.
Terkejut? Tentu. Ini pertama kalinya pria itu berbuat seperti ini. Jane diam menerima perlakuannya. Hanya saja dia takut jika terjadi hal yang tak wajar. Melewati batas! Maka jika hampir terjadi ia harus melawan! Apapun resikonya.
•••
Tidak terasa. Tiga bulan berlalu. Tiga bulan lamanya Jane diculik. Namun suasana sekarang sama sekali seperti bukan diculik. Ia. Diperlakukan bak seorang ratu. Tidak pernah memasak apalagi mengurus rumah. Setiap harinya ia hanya diperbolehkan menonton telivisi dan menonton. Tidak lebih, apalagi keluar rumah.
CKLEK
Jane menatap kepergian pria jangkung nan ber'bahu lebar tersebut. Akhirnya setelah tiga bulan lamanya tidak kemana-mana. Pria itu pergi juga keluar. Ini dia yang Jane nanti-nantikan.
Sebenarnya Jane muak juga, karena tiga bulan ini pria itu selalu berada dirumah. Tidak keluar bahkan hanya untuk sekedar berbelanja. Sebab semua persediaan dapur sudah pria itu siapkan. Tapi untuk kali ini tidak.
Tentu saja dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Walau pintu berlapis besi itu dikunci, bahkan setiap jendela yang ada sengaja di lapisi besi. Jane tidak perlu khawatir.
Sebab yang selama ini dia tunggu bukan itu. Yang selama ini ia nanti-nantikan adalah membunuh pria brengsek itu! Tidak peduli walau ia tampan, tinggi dan bisa memasak. Bagaimanapun juga dia harus membunuh pria ini. Membayar pembunuhan dan pemerkosaan yang telah pria itu lakukan terhadap mendiang saudari kembarnya. Jenny Lewis.
Dendam? Tentu! Bahkan lebih!
Jane mulai menggeledah seisi rumah. Mencari sesuatu benda tajam atau cukup untuk membuat pria itu koma.
"Sial."
Lemari dapur dikunci. Ingin mendobrak pun percuma. Sebab ini terbuat dari besi!
Ia kehabisan akal.
"Ah! Ruang bawah tanah!"
Pikir Jane tiba-tiba teringat. Ia mencari jalan menuju ruang bawah tanah. Jane sangat yakin pasti itu adalah gudang. Dan otomatis akan ada banyak benda tajam di sana.
Ketemu? Jane menemukan sebuah pintu ganda coklat yang setengah tertutup. Beruntungnya dia. Segera gadis berpakaian Tantop putih dan Hotpants hitam itu berlari menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDNAPPED [END]✓
Romance(18+) Seorang pembunuh berantai tertarik kepada seorang gadis pada hari pertama keduanya bertemu, bukan menculik, ia hanya ingin gadis itu selalu berada disisinya. Namun mengapa orang-orang menganggap itu 'penculikan' ? _____________________________...