12-✨Atit apa?✨

4.8K 743 138
                                    

|Lima abad baru up|

|Happy reading|

|part ini sedikit bosan ya kawan|

Jadi maklumin aja hihihi

✨🤑✨


Seperti seorang yang memiliki sifat indigo, yang bisa saja meramal kematian seseorang dengan hati dan kekuatan pikirannya. Taehyung hanya bisa menangis tertahan dengan gemuruh dada yang menggetarkan seluruh tubuhnya serta deraian keringat meluruh deras melewati pelipisnya. Cengkeraman kuat dari kedua lengannya yang membelenggu tubuh mungil itu semakin erat tatkala dirinya hanya bisa pasrah tanpa ingin beranjak dari tempat yang akan menjadi saksi bisu kematiannya.

Gendang telinganya seakan ingin pecah ketika bunyi klakson itu berteriak keras seolah memberitahukan bahwa kematiannya akan segera di mulai. Pikirannya sangat berkecamuk tanpa bisa berpikir ia akan berbuat apa selain hanya berdiam diri sembari menyeru doa di hatinya. Sedangkan gadis kecil itu bergerak gusar dipangkuannya sambil terus meracau memanggilnya.

“Atak atak,”

Kala benda besar itu semakin mendekat ke arahnya, Taehyung menutup kedua telinga Lalisa lalu memejamkan kedua hazel yang basah itu dengan rapat-rapat.

BRAKK

Mobil berwarna hitam itu hancur berkeping-keping layaknya kertas yang diremukkan dengan mudahnya. Secara langsung mobil yang berada di belakang ikut hancur sebab hantaman keras dari tronton besar itu mendorong kuat mobil di depannya. Itu disebabkan oleh kemacetan yang membuat mobil-mobil disekitar tidak bisa melintas bebas. Tentu saja mobil di depannya remuk tak tersisa.

Kepulan asap hitam dari tronton itu menyeruak dengan panasnya, serta aroma seperti kebakaran meluas bebas di sepanjang jalan.

Namun, Taehyung tidak merasakan apa-apa selain Lalisa yang menggigit-gigit telinganya dengan gigi susu yang masih terdapat tujuh biji. Gadis kecil itu hanya mengerjap ketika kedua maniknya melihat kejadian naas itu di depan matanya melewati celah kaca mobil milik sang kakak. Sedangkan Taehyung masih enggan membuka netra hazelnya yang basah.

“Atak atak,” Lalisa berseru.

Medengar Lalisa terus saja mengoceh seperti tikus kejepit, Taehyung membuka matanya dengan pelan, tak lupa deru napas dan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Selepas itu Taehyung menelisik tubuhnya dan tubuh Lalisa.

“Kok gue gak mati sih?,” batin Taehyung terbingung sendiri.

Dengan cepat ia menoleh ke arah samping kanan, betapa terkejutnya tronton besar itu menembus bebas mobil sedan hitam tepat di sampingnya.

Lantas ia membawa Lalisa menatapnya, melihat gadis mungilnya yang tengah menggertakan giginya dengan imut selepas memakan telinganya.

“Anis,”

“Terima kasih Tuhan,” gumam Taehyung pelan sembari menatap Lalisa yang hanya menatapnya. Ia mengecup lamat dahi Lalisa dengan sedikit rasa bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena dirinya bukan korban dari kejadian naas ini. Rasanya seperti bermimpi buruk.

“Teh-l-linga atak anis,”

“Bacot ——diem,” Taehyung menangis di dalam mobil itu sembari memeluk Lalisa dengan erat, ia tidak menyangka jika doanya tadi benar-benar terkabulkan.

“Ya Tuhan, selamatkanlah aku dan adikku, aku berjanji akan menyayangi Lalisa, Ya Tuhan. Tapi ijinkan aku untuk membuang Lalisa sebentar saja Ya Tuhan,”

Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang