"Clou, Kamu ajak adek kemana?, Mamih kaget waktu Lalisa udah nggak ada dikamar Mamih,"
"Aku ajak pergi beli es krim, Mih. Tadi Lalisa minta es krim, tapi Lalisa nggak mau es krim yang ada di rumah, Lalisa maunya beli diluar,"
"Ya sudah, Mamih jadi nggak khawatir sama Lalisa,"
"Khawatirnya sama Lalisa doang Mih? Sama Tae kok enggak?,"
"Astaga, Ya sama kamu juga Taehyung ganteng,"
"Tadi Mamih nyebut nama adek doang,"
"Iya-iya Mamih minta maaf, ya sudah kalau begitu kamu sama adek pulang sekarang ya, udah waktunya adek mandi,"
"Bentar Mih, Tae masih ada di rumah sakit,"
"Hah?! Siapa yang sakit Tae?,"
"Jungkook Mih, anaknya Om Chaiden,"
"Loh? Jungkook kenapa?,"
"Nggak tau Mih, dokternya belum keluar. Nanti Tae jelasin kalo udah pulang ya Mih, ini Tae lagi—," perkataan Taehyung tiba-tiba terhenti.
"Amih! Amih !," pekik Lalisa pelan.
Taehyung mendengus ketika Lalisa menyerobot ponselnya dengan cepat lalu membawa ponsel itu di depan mukanya. Jari telunjuknya memencet-mencet layar yang menyala itu sesekali memangil-manggil Mamih Lixy. Seakan penasaran dengan suara yang berada pada ponsel kakaknya. Sang kakak hanya menghela napasnya membiarkan perbuatan adiknya yang menurutnya sangat tidak sopan. Lalisa harus belajar lagi tentang kesopanan padanya.
"Amih ini ica Mih, Atak Uki cakit," celetuk Lalisa
Mendengar suara putri kecilnya yang teramat menggemaskan, kiranya Mamih Lixy terkekeh kecil disana. Lalisa akan semakin menggemaskaan ketika sedang berceloteh. Sang Mamih ingin menyahut, Namun sambungan teleponnya tiba-tiba tertutup akibat jari telunjuk Lalisa yang memencet-mencet layar ponsel itu.
"Amih? Amih?,"
Taehyung berdecak, lalu kembali merebut ponselnya dari Lalisa, alisnya sedikit mengerut.
"Lo udah matiin mana ada suaranya Ca! Lagian lo nggak sopan banget jadi bocil,"Lalisa mana paham, Gadis itu sangat penasaran ketika suara wanita yang begitu dicintainya terdengar di pendengarannya. Secara refleks tangan mungil Lalisa merebut ponsel Taehyung dan berbicara pada ponsel itu dengan telunjuk yang ikut menyentuh layar ponsel. Memang Taehyung saja yang harus banyak belajar tentang fantasi seorang balita.
"Ica mau Amih," pinta Lalisa dengan kedua netra bulat yang menatap tepat pada hazel tajamnya. Seketika perasaan Taehyung menjadi aneh.
Terkadang Taehyung merasa sangat sebal dengan Lalisa, berniat membuang adiknya di kolong jembatan lalu meninggalkannya dengan tertawa keras seolah berhasil membuang beban. Terkadang juga perasaan Taehyung berubah menjadi rasa iba tatkala dirinya menatap raut wajah Lalisa yang teduh, Ia merasa bersalah ketika dirinya terus menerus berperilaku kasar pada Lalisa. Bukan tentang fisik, hanya sebuah perkataan yang ia lontarkan pada sang adik.
Taehyung menghela napasnya dalam-dalam, menaikkan sedikit gendongannya lalu mengecup pipi kanan Lalisa. Seolah meminta maaf atas perkataannya tadi dengan cara mengecup lembut pipi bakpao itu.
Telapak tangannya digunakan untuk memperbaiki poni Lalisa serta sedikit merapikan jepitan rambut yang bertengger di rambut halus sang gadis."Nanti ya sayang, kakak mau liat kak Jungkook dulu," ujar Taehyung lembut secara tiba-tiba.
Heol!!! Pemuda itu memiliki banyak perasaan.
Mendengar nama Jungkook, kiranya raut wajah Lalisa berubah terkejut.
"Atak uki cakit huhuhu, kacian," wajah Lalisa benar-benar melas, merasa kasihan dengan kakak satunya itu. Karena Jungkook, Lalisa bisa mendapatkan es krim banyak. Karena Jungkook juga, Lalisa bisa mendapatkan hadiah banyak dari kakak satunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Sister
Teen Fiction"Anjritt!! TAEHYUNG ADEK LO BAU TAII!!," "Hiks hiks tatakk, adek e'e hiks," Di hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, Ardana Clou Taehyung Lexa anak dari seorang crazy rich terkenal sejagat kota, tidak akan pernah berpikir jika sang mamih akan melahi...