3

18.2K 2.1K 242
                                    

Setelah seabad jamuran di draft:)

.
.

Setelah mendengar curahan Jaemin sore itu, kedua sahabatnya memutuskan untuk menginap dirumah Jaemin, mengajak serta Jeongin dan Hyunjin.

"Hyunjin menjaga bagian jendela kamar Jaemin, firasatku mengatakan jika penyusup datang melewati jendela itu." Ujar Renjun dengan menunjuk satu-satunya jendela menuju luar dikamar Jaemin itu.

"Baiklah semuanya sudah siap mengatur posisi?"

"Ya, aku dan Jeongin akan menjaga di ruang tamu."

Jaemin meringis tak enak, "Haechan dan Jeongin tak perlu di ruang tamu. Aku tidak mau membuat tubuh kalian terasa sakit karena tidur di sofa hanya karena ini nanti." Ujarnya tak enak.

Jeongin tersenyum, "tak apa Jaemin. Kita ini keluarga, sudah sepantasnya jika kita saling peduli satu sama lain."

Ucapan sang teman yang umurnya satu tahun dibawahnya itu lantas membuat Jaemin meneteskan air matanya penuh haru.

Renjun, Haechan dan Jeongin pun lekas memeluk tubuh bergetar Jaemin, sementara Hyunjin yang sudah mengatur posisi dibawah jendela membuat mimik wajah iri.

Pasalnya Jaemin melarang mereka dengan sungguh saling menyentuh terkecuali Jeongin. Karena ia menghindari jika terjadi kesalahan, ia tak mau jika tak sengaja melukai hati Jeongin yang statusnya adalah kekasih Hyunjin karena berinteraksi lebih, ya begitulah.

"Nah sudah, hapus air matamu. Ayo lekas tidur, sudah meminum obatmu?"

Jaemin pun mengangguk dan segera merebahkan tubuhnya diranjang.

"Terimakasih, semuanya."

...

Haechan sedang berjalan mengelilingi rumah Jaemin, mulai dari kamar tamu, dapur, ruang keluarga hingga kamar kakak dari Jaemin pun ia cek.

Takut-takut jika penyusup telah mengetahui rencana mereka dan masuk ke celah lain yang tak mereka jaga.

Namum nihil, semuanya dalam keadaan baik dan aman.

"Bagaimana? Apa ada sesuatu yang mencurigakan, Haechan?" Tanya Jeongin yang hanya menunggu di sofa tepat dihadapan pintu utama.

Haechan menggeleng, "semuanya aman, tapi ada sesuatu yang hilang."

Jeongin mengerutkan keningnya, "apa itu?"

"Jeno, kucing Jaemin. Aku sama sekali tak melihat keberadaannya sejak sore kita kemari."

Jeongin nampak berpikir sejenak, "benar juga, apa dia keluar dan kita tak tahu?"

"Jika begitu ayo kita lihat keluar, malam ini dingin, Jeno akan kedinginan jika berada diluar." Ucapnya setengah panik.

Jeongin mengangguk setuju, keduanya pun berjalan membuka pintu yang terkunci itu dan keluar.

"Kau berjaga disini, aku yang berjalan mengelilingi area rumah Jaemin, ya?"

"Apa kau berani kesana seorang diri?"

Haechan terkekeh, "aku berani, adik kecil. Rumah Jaemin tak terlalu besar, jadi akan mudah menemukan Jeno jika dia benar-benar disekitar sini."

Jeongin mendengus, sementara Haechan sudah berjalan menjauh.

Jeongin menunggu dengan perasaan takut. Bukannya apa, walaupun ia pandai bercakap, sebenarnya ia itu sedikit penakut.

𝐌𝐲 𝐇𝐚𝐧𝐝𝐬𝐨𝐦𝐞 𝐂𝐚𝐭✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang