5

17.5K 1.7K 132
                                    

"Hey, kau ingin pergi kemana?"

Jaemin yang tengah berpegangan tembok menoleh kepada Jeno yang baru saja masuk ke kamar.

"Ah, aku, aku akan ke kamar mandi."

Jeno mengulas senyum gemas, ia pun berjalan mendekat pada tubuh kurus Jaemin.

"Tidak usah bersikap canggung, biarkan aku menggendong mu."

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Bukannya ingin menolak kebaikan Jeno, hanya saja entah ia terkena serangan jantung atau ambeien, dadanya selalu berdebar kencang kala didekat Jeno!

Ia merasa sangat tak nyaman dengan penyakit ambeien meresahkan itu.

"Aku tidak membutuhkan izin dari calon istriku,"

Jaemin memekik terkejut ketika tanpa izinnya Jeno mengangkat tubuhnya setelah mencuri kecupan bibirnya. Dan apa tadi, calon istri? Ah sepertinya usia Jaemin tak akan lama lagi. Jantungnya menggila!

"Maaf, aku memang lancang. Tapi aku tidak akan membiarkan pasangan ku berjalan sambil menahan sakit karena ulah ku semalam,"

Sial, wajah Jaemin memerah padam! Kenapa Jeno tidak bisa membiarkan hidupnya tenang?

"Biar aku memandikan mu,"

"Tidak! Ah maksudku, aku bisa melakukannya sendiri. Kau keluarlah,"

Jeno terkekeh, "kau merasa malu?"

Apa hal itu perlu sekali Jeno tanyakan?

"Hanya keluarlah, aku bisa melakukannya."

"Baiklah, aku menurut karena aku adalah calon suamimu."

Lelaki gila.

Jantung Jaemin benar-benar ah entahlah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hanya saja saat Jeno berada dekat dengannya apalagi hingga bersentuhan seperti kecupan atau pelukan tubuhnya seolah merespon dengan berlebihan! Itu tidak baik sepertinya baginya.

"Askdkfgh, kenapa wajahku terasa panas sekali!"

...

"Jeno,"

Jeno yang sedang memasak sesuatu menoleh lalu tersenyum menyambut Jaemin yang datang dengan jalan mengangkang.

"Sudah ku bilang tunggu dikamar saja, kemari."

Jeno kembali menghampiri kompor ketika Jaemin telah berada di gendongannya.

"Aku sedang berusaha membuat telor ceplok untuk sarapan kita."

Jaemin memandang horor pada dapurnya dari dalam gendongan Jeno, disana ada lebih dari sepuluh cangkang telor berserakan dengan hasil gorengan yang tak terselamatkan.

Ingat sekali lagi, Jeno sedang berusaha memasak sambil membawa Jaemin dalam gendongannya. Bayangkan betapa lucunya mereka!

"Kau mengacaukan dapurku, " lirihnya.

Jeno meringis, "maafkan aku, persediaan roti kita sudah habis, jadi aku berfikir untuk membuatkan mu telur."

Jaemin menghela nafas pasrah.

Setelah menghabiskan beberapa waktu hanya untuk menggoreng telur tentu atas instruksi Jaemin, keduanya sudah duduk ditempat masing-masing.

Jeno duduk di kursi meja makan sedangkan Jaemin duduk di paha Jeno.

"Aku bisa duduk di kursi ku sendiri, Jeno."

𝐌𝐲 𝐇𝐚𝐧𝐝𝐬𝐨𝐦𝐞 𝐂𝐚𝐭✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang