18

8.6K 757 110
                                    

Jaemin dan Doyoung yang menggendong Jenna melangkah kesana kemari dengan perasaan gusar.

"Hiks, Jaeno!"

"Jangan panik, Jaemin. Taman ini tak terlalu luas, kita pasti bisa mencarinya."

Ya, setelah Jaemin dan Doyoung berbincang dalam pelukan saat itu mereka terlarut dalam pembicaraan mengenai Jaemin yang harus mempunyai tembatan hati yang baru.

Jaemin tentu saja menolak dengan tegas, beberapa dominan pasalnya hanya mendekati dirinya karena menyukai dirinya, tapi mereka tak menyukai anak-anak nya. Itu yang membuat Jaemin enggan, mereka hanya menginginkan dirinya tanpa menginginkan anak-anaknya.

Doyoung adalah sepupu dari Taeyong yang diutus Taeyong untuk membantu Jaemin merawat anak kembarnya. Istilahnya mungkin adalah babysitter. Jangan salah paham, kawan.

Doyoung anak baik, tampan dan bukan pelakor.

Ia sebenarnya sebagai seseorang yang jauh lebih tua sudah sangat lelah mengingatkan Jaemin agar mencoba membuka hati pada Sungchan yang terang-terangan menyatakan perasaannya, tapi lagi-lagi Jaemin menolak.

Ya, ia menyatakan sudah menyerah untuk mengingatkan anak itu.

Kembali ke keadaan mereka yang masih genting.

Jaemin sudah terisak hebat saat tak juga menemukan Jaeno dimanapun.

"Aku bodoh! Aku lalai, apa yang harus aku lakukan kak?" Lirihnya frustasi.

"Jangan menyerah! Baiklah sekarang kau dan Jenna tunggu disini, kalian duduk dengan apik, aku yang akan mencari Jaeno. Jangan menolak Jung Jaemin!"

Nyali Jaemin menciut jika Doyoung sudah menekankan ucapannya, ia pun akhirnya duduk dengan memangku Jenna sambil terisak.

"Bunda tidak boleh menangis, walaupun Bunda masih terlihat cantik tapi Bunda jangan menangis." Ujar lembut Jenna dengan mengusap lelehan air mata sang bunda.

"Bunda tidak menangis, ini karena air mata Bunda terlalu banyak."

"Oh begitu, baiklah Bunda?"

Walaupun ia merasa gemas dengan tingkah sang bungsu, ia tetap tak bisa menghilangkan rasa khawatirnya pada si sulung.

"Bunda! Jenna!"

Jaemin melotot, dengan membopong Jenna ia berlari menghampiri Jaeno dan memeluk erat kedua anaknya dengan air mata yang tak bisa berhenti menetes.

Ia takut sekali! Ia takut jika akan kembali merasakan sebuah rasa kehilangan, ia tak mau itu terjadi.

"Abang dari mana saja? Bunda mencari sedari tadi, lihat! Bunda menangis karena Jaeno, Bunda tidak mau tau buat Bunda tersenyum sebagai hukuman untuk abang!" Celoteh Jaemin, tanpa menghiraukan bocah yang tadi ikut bersama Jaeno.

"Maafkan abang Eno, Bunda. Tadi abang jatuh dan kakak menolong Eno dan membelikan Eno eskrim."

"Terjatuh? Bagaimana bisa?"

"Maaf Bunda, ini salah Icung. Icung menabrak adik Eno tadi," ujar seseorang dibelakang Jaeno.

...

"Lalu, dimana ayah Icung?"

"Tidak tau, Icung tersesat."

"Lalu apa kau tahu alamat rumahmu dimana?"

Anak laki-laki menggemaskan itu kembali menggeleng, membuat Doyoung memutar otak untuk mencari solusi.

"Baiklah, aku akan memotretmu dan bertanya pada orang-orang disini apa mereka mengenalmu,"

Jaemin mengangguk setuju, lalu setelah berhasil memotret wajah Jisung, Doyoung berlari menjauh untuk mencarikan ayah dari bocah itu.

𝐌𝐲 𝐇𝐚𝐧𝐝𝐬𝐨𝐦𝐞 𝐂𝐚𝐭✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang