"Saya akhiri pertemuan hari ini"
Ucap dosen perempuan berkacamata sambil membereskan beberapa buku lalu pergi keluar dari kelas itu.
"Heh, bangun" kata seseorang yang tengah menepuk-nepuk pipi gadis yang sedang tidur nyenyak di meja sambil memeluk totebag sebagai bantal.
Gadis itu bangun dengan menegakkan badannya lalu mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia melihat beberapa mahasiswa yang tengah keluar dari kelas itu.
"Nyenyak banget tidurnya" cibir orang itu.
"Gue begadang bantuin ibu kerja. Pelanggannya banyak banget semalem," ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ya.. yang penting jangan keseringan begadang aja. Ntar sakit, trus gak masuk mulu, beasiswa lu bisa kecabut kan ntar ribet." ucap laki-laki itu menyerahkan catatannya. "Nih, catatan gua. Balikin kalau udah kelar."
Gadis itu tersenyum lebar hingga matanya berbentuk bulan sabit. "Hehe makasih banyak, Jay. Baik banget bestieku ini."
"Ck, Dasar.."
Jayden berdecak. Ia gemas melihatnya hingga tangannya mengusak rambut gadis itu sedikit berantakan. Si gadis merengut sebal lalu merapikan rambutnya.
Keduanya keluar dari kelas itu dan menuju ke kafetaria yang ada di depan fakultasnya.
***
"Andrea!! Jayden!!" teriak seorang gadis berbadan kurus yang sedang melambai-lambaikan tangannya ke arah keduanya. Sungguh mereka begitu sangat malu. Bagaimana tidak? Suara gadis kurus itu sangatlah keras hingga mampu mengundang pandangan terkejut orang-orang yang ada sekitarnya.
"Heh! Tu congor dikondisikan. Bikin malu aja lu. Gak usah pake teriak-teriak gitu ngapa?" bisik Jayden yang terdengar seperti desisan.
"KAN GUE CUMA MANGー" teriakannya terputus ketika bekapan tangan besar di mulutnya. Ya. Pria jangkung bernama Jayden itu tengah membekap mulut sambil mendudukkan Teresa yang tengah melotot sebal ke arahnya. Disusul pria itu duduk di samping Teresa.
"Jay, lu kayak gak ngerti kelakuan Teresa aja." ucap Andrea lalu duduk berhadapan dengan keduanya.
"Gak abis pikir aja sih, Dre. Badan secungkring ini bisa ngeluarin suara segede kentut gajah."
"HEI! TOLONG YA MULUTNYA DIJAGA."
Suara Teresa begitu menggelegar sampai keduanya berjengit menutup kedua telinganya.
"Nah...kan? Lihat, kan Dre???" ucap Jayden sedikit berbisik ke Andrea. Gadis itu menghela napas karena begitu lelah dengan percekcokan mereka berdua.
"Udah he, stop. Tugas kita gak bakalan selesai kalau kalian ribut mulu." tegas Andrea mengambil bukunya dari totebag berwarna hitam kesayangannya, hingga membuat Jayden dan Teresa terdiam.
Ketiganya mulai sibuk dengan tugas kelompok. Andrea-lah yang mengajak mereka berdua untuk segera mengerjakan karena gadis itu hanya memiliki waktu yang sangat terbatas, mengingat ia harus membantu pekerjaan ibunya di kedai.
Walaupun tugas ini masih seminggu lagi, Andrea sangat tidak suka menunda pekerjaan. Untung saja Jayden dan Teresa begitu mengerti posisi Andrea saat ini.
Sudah 3 jam mereka berkutat dengan tugas hingga tak terasa kafetaria itu menjadi tidak begitu ramai, mengingat hari sudah sore. Teresa begitu lelah hingga ia melepas kacamatanya lalu memijat puncak atas hidungnya.
"Huh gue istirahat bentar ya? Bentaaar aja." katanya dengan nada lelah lalu berdiri. "Gue mau beli minum bentar nih. Nitip gak?"
"Oke nitip, gue pesan americano dingin," ucap Jayden tanpa melihat gadis di sampingnya.
"Sip. Dre, mau minum apa?"
"Samain aja."
Teresa beranjak, meninggalkan kedua temannya. Beberapa menit kemudian, gadis itu kembali membawa pesanannya dan duduk di tempat semula.
***
"Dilanjut besok lagi, bisa kan?" ucap Andrea sambil membereskan barang-barangnya.
"Bisa. Pagi aja ya? Gue ada kuliah siang." ucap Teresa.
"Hmmm okaay."
"Udah mau pulang sekarang?" ucap Jayden yang menahan lengan Andrea yang sedang terburu-buru.
Gadis itu membalas dengan anggukan. "Gue pergi dulu ya."
Baru beberapa langkah, gadis itu ditabrak dengan sengaja oleh seseorang hingga badannya terpental ke belakang.
Brukk Duaaak!!
"Andrea!" teriak kedua temannya yang terkejut melihatnya terpental dan kepala belakangnya membentur ujung meja kafetaria.
"Lu gapapa??" ucap Jayden meraih tubuh gadis itu.
Kepalanya berdenyut hebat dan darah tiba-tiba mengalir dari hidungnya."Lah berdarah dong!!" pekik panik Teresa yang dengan segera mengeluarkan beberapa tisu untuk membersihkan darah dan menyumpal hidung Andrea.
"Heh lu ngapa diem aja!" bentak Jayden emosi dengan orang yang telah menabrak temannya. Orang itu hanya berdiri diam dan memandang ketiganya dingin. Rahang Jayden mengeras kala ia melihat sosok yang menabrak temannya.
"Sorry." ucapnya dengan begitu dingin, singkat, padat dan jelas. Meninggalkan ketiganya tanpa ada penjelasan.
"Sialan," batin Jayden menoleh ke pria yang berjalan membelakangi mereka dengan tatapan tajamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/297177596-288-k365111.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA (Aespa's Karina - NCT's Johnny)
Fanfiction"Ya kamunya jangan nakal!" - Andrea "Ya makanya jangan gemesin!" - Jonathan #1 karina #1 andrea #1 delta #2 karinaaespa #2 nctjohnny #4 delta #8 jayden #9 andrea #21 karinaaespa #25 nctjaehyun #32 aulokal #38 ohmygirl Judul lama : ANDREA