Chapter 1

272 2 0
                                    

£1

"Selamat pagi,Ariel.Anda telah ditunggu oleh Aries diruang tengah.." panggil seorang pria bertubuh tinggi tegak itu,pada gadis berambut kebiruan yang sedang membaca didepannya.

Mata gadis itu mendelik dan iapun menyesap cairan teh terakhir didalam cangkir,setelah itu ia segera membuka pakaiannya didepan lelaki didepannya itu yang sudah menjadi teman kecilnya hingga pelayannya.

"Edgard,tolong siapkan kuda.Setelah berbincang dengan Aries,aku ingin mengunjungi pemakaman Ratu."

Lelaki berambut hitam pekat itu menganggukkan kepalanya.

Ariel Adrielle dan Aries Adrient adalah dua kembar yang tinggal berdua sejak kecil dengan pamannya.Meskipun begitu,kerajaan tetap bangkit dan Aries akhirnya diangkat menjadi raja,semenjak paman yang umurnya hanya berbeda 4 tahun dengan mereka itu melemah.Sayangnya,semakin besar Aries..ia makin menjadi terobsesi akan keimutan adiknya Itu.

Aries sendiri memiliki kekuatan The Illusion yang diturunkan dari ibu mereka.Sedangkan Ariel,ia memiliki darah yang membuat seluruh orang terobsesi padanya dan itulah tujuan utama para musuh.

Termasuk,Edgard yang terkadang berniat mengambil darahnya.Namun,terus ketahuan.

.

"Ariel,kemari.."

Ariel menatap tangan kakaknya yang memanggilnya mendekat.

"Ada apa?"

"Tadi,tanganku tergores..maukah kau..."

"Tidak.Aku tidak akan menjikat lukamu lagi!Kau pasti akan menambahkan jarimu yang tidak terluka pada mulutku.."

Aries tersenyum malu-malu, "ahh..bukankah itu erotik?"

Ariel segera beranjak berdiri, "Aku mau mengunjungi pemakaman ibu.Apa kau berniat menitip sesuatu?"

Senyum Aries sirna,digantikan dengan wajah serius. "Tolong bawakan aku setangkai bunga mawar yang biasa."

Ariel pergi.

.

Diperkarangan bunga istana,telah berdiri Edgard dengan pedang dipinggangnya.

Ditangannya,sudah terdapat sebuah panah milik Ariel.

Ariel segera mengambil panah tersebut dan menaiki kuda kelabu itu,diikuti Edgard yang mengambil tempat dibelakangnya itu.

Edgardlah yang mengambil kemudi,agar Ariel dapat bersitirahat didadanya.

Baru saja mereka berjalan sekitar 5 meter dari perkarangan,tiba-tiba sebuah rantai menarik tangan Ariel.Untungnya,Edgard sempat memotong rantai tersebut dengan pedangnya itu.

Satu-satunya pedang yang dapat memotong apapun.

Ariel segera mengambil panahnya dan membidik dengan mata biru sapphirenya.

"Elzoire..?Apa yang dia lakukan?Kenapa dia..?"

"Sudah saya duga,ada sesuatu yang berbeda dengan matanya.."

"Tatapannya kosong..apa yang dapat membuatnya begitu?"

"Satu-satunya jawaban dari pertanyaan itu adalah..The Illusions..."

Ariel menegang, "Aries tidak mungkin berbuat sesuatu seperti ini.."

"Sebelum itu..Ariel-sama..bisakah kau menaiki bahuku dan tusukkan pedang ini padanya?"

"Kau sinting?Dia ter-ilusi!Kau tak boleh menyalahkannya!!"

"Lalu..apa yang akan kau lakukan?Membiarkannya membunuhmu?"

Ariel membeku ditempatnya,kakinya serasa menempel ditanah.

"Kalau kau tak bersedia,aku yang akan membunuhnya.."

Gret..

Ariel mengepalkan tangannya geram dan iapun menaiki bahu Edgard tanpa sepengetahuan Edgard.

Sehingga keseimbangan Edgard sedikit hilang,namun untunglah ia sempat berdiri tegak kembali.

"Lain kali kalau kau menaiki bahuku,jangan lupa untuk katakan padaku dulu.."

Ariel tidak menjawab dan mengulurkan tangannya,Edgard segera memberikan pedangnya pada Ariel.

'Maaf..Elzoire..' setetes air mata menuruni pipinya.

Crottt...

Seketika,beberapa kepingan kenangan pecah bercampur aduk kedalam diri Ariel.

***

#Flashback On#

Siang itu,Ariel kecil tengah berjalan disekitar halaman istana.

Tiba-tiba,kakinya tersangkut direrumputan dan hampir membuatnya jatuh kedalam kandang harimau yang dititipkan oleh pamannya.

Sreett..

Untungnya,sebuah rantai menariknya hingga ia selamat.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang lelaki berpakaian petani sambil berlari mendekatinya.

"Huaaaaa..." bukannya menjawab,Ariel kecil malah menangis kencang.

"Eehh..jangan menangis..lihat ada strawberry untukmu..apa kau senang?"

Tangisan Ariel terhenti dan sebuah senyuman tersungging diwajahnya. "Yaa.."

#Flashback Off#

Elzoire membuka matanya perlahan dan menatap Ariel lembut.

"Terima kasih,Putri.."

Ariel membalas senyuman Elzoire.

Dan saat itu juga,Elzoire menghembuskan nafas terakhirnya.

"No..no..don't Elzoire...ELZOIRE!!!"

.

.

.

"Tuan putri,sampai kapan kau akan diam seperti itu?" Tanya Edgard sambil menuangkan teh digelas Ariel.

"Hiks..Elzoire..." lagi-lagi Ariel menangis.Edgard kembali membawa sapu tangan untuknya.

"Edgard...hks..hueee...Croott.." Ariel membuang ingus tepat disapu tangan yang dipegang Edgard.

Didalam hati,Edgard sudah lelah dan terpaksa ia mengelus punggung Ariel.

Brakk..

Pintu terbuka dan seorang pria berpakaian pelayan berlari terengah-engah.

"Tuan putri.."

"Ada apa?" Balas Ariel sambil menolehkan kepalanya.

"Draco Ignem dari goa api,menyerang halaman istana!"

.

Yoyoyo...new story..hehe...Ok gak?Semoga kalian suka deh..Ok,see you~

Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang