Chapter 5

64 1 1
                                    

£5

"Bagaimana,kalau kau menemukan The Illusion itu?"

Ariel tersentak, "Aku..."

"Aku?" Ulang Chal menunggu kata selanjutnya.

"Aku hanya ingin mengetahui alasannya,kenapa dia menjadikan Elzoire sebagai targetnya.."

"Hmm..kurasa target sebenarnya bukan kamu,tapi-" ucapan Chal terpotong karena suara teriakan Ariel dihadapannya.

Chal langsung mengikuti arah pandang Ariel yaitu dibelakangnya.
Dari pintu,berdiri Edgard yang sedang menggendong Sonia yang sudah tak berdaya lagi.

"E..Edgard..?" Gumam Ariel shock.

Edgard menatapnya datar,tak ada keterkejutan sama sekali. "Aku menemukannya gantung diri dipeternakan."

"Ba..bagaimana bisa..?" Tanya Ariel gemetaran.

"Putri..jangan takut..aku akan melindungimu.." ucap Chal menghibur.

"Edgard..berikan aku pendapatmu mengenai hal ini!" Seru Ariel.

Edgard terdiam sejenak,ia agak ragu untuk mengatakannya.
"Ini bukanlah kasus bunuh diri!"

Mata Ariel terbelalak, "jadi?"

"Ini..perbuatan The illusion.."

"Ehh??!!"

Tubuh Ariel bergetar karena geram,ia mengepalkan tangannya eratt sekali.

"Sebenarnya..hh..hks..apa yang diinginkan The Illusion??!!" Teriak Ariel frustasi.

Sedangkan,Edgard dan Chal hanya bisa menatapnya iba.
***
Sudah sejak siang tadi,Ariel mengurung diri dikamar.

Tok..tok..

Sebuah ketukan menyadarkannya dari pikiran kosongnya.
"Putri,Yang Mulia Aries memanggilmu.."

Tak ada jawaban..

"Putrii..anu..apa kau baik-baik saja?" Tanya pelayan yang masih berdiri didepan pintu menunggu izin dari Ariel.

"Katakan padanya..aku sedang ingin sendirian!"

Edgard yang melihat itu,segera mengambil tindakan.

"Ariel,bukakan pintu.." serunya dingin.

"Sudah kukatakan,kalau aku sedang ingin sendirian!!"

Brakk!!!

Edgard menendang pintu kamar Ariel hingga roboh dan ia menarik tangan Ariel paksa.

"Let me go!!" Berontaknya.

"ARIEL!!" Bentak Edgard jengkel.

"Kau ini seorang putri!Hanya begini saja,kau sudah semurung itu,bagaimana kalau misalnya orang terdekatmu yang meninggal?Apa kau mau mengurung dikamar terus dan mati kelaparan??!"

Air mata yang sedari tadi ditahan oleh Ariel,akhirnya menetes.
"Aku..tidak bisa..melepaskan mereka..mereka adalah orang-orang penting bagiku.."

"Ariel!Kau harus tegar!Suatu hari,kau akan menghadapi yang lebih buruk,kau harus mulai menerima perlahan.."

Ariel hanya mengangguk dan tertidur didalam pelukan Edgard.
Dari kejauhan,sepasang mata menatap mereka dengan raut kosong.

Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang