🌸🌸🌸
.
.
."baru pulang?!" Tanya pria paruh baya yang tak lain adalah ayah nya sendiri sambil bersendekap dada.
Tanpa menanggapi pertanyaan barusan, Azlan melangkahkan kaki nya menaiki anak tangga meninggalkan seseorang menggeram kesal di belakang sana.Pyaar!
Vas bunga mendarat dengan sempurna di kepala Azlan bagian belakang. Azlan menghentikan langkahnya, tanpa ringisan karena lemparan vas bunga cowok itu membalikan badan dengan dengan wajah datar menghadap sang ayah.
"ANAK GAK BERGUNA!!" teriaknya.
"SINI KAMU!!!"
Tanpa menggeser langkahnya se centi, Azlan hanya menatap datar sang ayah yang baru meneriakinya.
Itu sudah biasa, bahkan menjadi makanan setiap hari untuk Azlan Vernand Derbaskara.
Makian
Pukulan
Sudah menjadi rutinitas setiap hari untuk ayah dan anak.
Plak!
Tamparan keras berhasil membuat Azlan sedikit terhuyung ke belakang.
Plak!
Kali ini pipi kiri yang menjadi sasaran sang ayah.
"MAU JADI APA KAMU HAH???" teriaknya sambil menarik rambut mint Azlan.
Tak menjawab, Azlan hanya bisa diam, seperti ini. Otak dan hati tidak sinkron, di saat otaknya ingin ia membalas perbuatan ayah nya yang selalu membuat ia babak belur namun hatinya menolak dan mengatakan untuk diam saja dan tak membalas. tak berminat menjawab pertanyaan sang ayah.
"BUAT MASALAH TERUS !!,MALU MALUIN!!" Teriak nya lagi.
Tanpa bekas kasihan sang ayah membenturkan kepala Azlan ke tembok, hingga darah yang keluar dari kepala bagian belakang kini, kembali keluar di pelipis kiri.
Sekali lagi ia menuruti kata hatinya agar tetap diam dan tidak membalas apa yang ayahnya perbuat. Dia bisa saja berbuat lebih kejam dari apa yang di lakukan ayahnya saat ini kepada nya.
Karena hidup Azlan memang keras dan terlalu kebal untuk merasakan sakit di tubuhnya.Namun tidak ada yang tau bukan jika mungkin perlakuan seperti ini mampu merusak mental sang anak dengan perlahan.
Tanpa sepatah kata, sang ayah pergi meninggalkan Azlan yang hanya berdiam diri mematung. seakan telah puas karna berhasil mengeluarkan darah sang anak dengan paksa.
Azlan mengedipkan matanya berulang kali sambil memegangi kepala, kepalanya pusing, mungkin efek dari benturan keras dari ayah.
Tak sadar jika setetes air mata berhasil keluar dari iris hazel nya.
'gini banget ya hidup gue ckckck' batin nya sakit.
Ia terkekeh miris dan langsung mengusap air mata yang menetes dengan telapak tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZLAN (HIATUS)
Fiksi RemajaAzlan Vernand Derbaskara Murid laki laki yang tingkahnya sangat tidak patut untuk di tiru, apalagi jika dengan ke enam sahabatnya, atau mungkin dengan satu geng motor yang di bawah kuasanya. ..... "kita sahabatan udah lama banget, gue gak mau cuman...