SS | 4

12.6K 674 1
                                    

Arga menghembuskan nafasnya pelan saat memasuki kelas Alana, laki-laki itu sudah bisa menebak bahwa hari ini Alana tidak akan masuk ke kampus dikarenakan sedang demam.

Dan itu semua karena kesalahannya kemarin, andai saja dirinya tidak mengantarkan Vania pulang mungkin Alana tidak akan kehujanan yang mengakibatkan gadis itu menjadi demam.

Arga langsung kembali ke kelasnya karena sebentar lagi dosen akan masuk. Arga terus memperhatikan dosen yang sedang menerangkan di depan kelas nya.

Dirinya memang berada di dalam kelas itu namun pikirannya terus melayang kepada sosok gadis yang sedang berbaring di atas ranjang dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya.

Sosok itu nampak memejamkan matanya kemudian membukanya kembali dan menatap ke arah langit-langit kamarnya, tangannya bergerak secara perlahan untuk menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

Setelah berhasil menyibak selimut yang menutupi tubuhnya Alana bergegas untuk turun dari ranjang menuju ke kamar mandi.

Hal inilah yang Alana paling tidak suka, saat dirinya demam ia akan sering sekali bolak-balik ke kamar mandi untuk membuang air kecil.

Setelah selesai dengan panggilan alamnya Alana kembali berbaring di atas ranjang sambil memeluk gulingnya. Alana dapat melihat jam yang berada di dinding menunjukkan pukul 9 pagi.

Dirinya kembali memejamkan matanya untuk kembali tidur pagi ini, setelah beberapa saat terdiam tanpa bergerak akhirnya Alana berhasil menutup matanya untuk tidur kembali.

Pukul jam 11 siang Alana terbangun dari tidurnya, saat terbangun dari tidurnya Alana merasakan tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya.

Alana sudah tidak merasakan pusing di kepalanya dan juga flu di hidungnya, karena merasa gerah akhirnya Alana memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa baju ganti untuk dirinya.

Setelah selesai mandi baru lah Alana keluar dari kamarnya untuk menuju ke lantai satu di mana maminya yang sedang membuat makan siang untuknya dan juga adiknya.

"Mami"panggil Alana dengan suaranya yang sangat pelan namun masih bisa didengar jelas oleh Lisa. Senyum Lisa mengembang saat mendapati putri pertamanya sudah terlihat baik-baik saja.

"Mau makan siang? Sebentar lagi mateng masakan mami"Alana hanya menganggukkan kepalanya pelan kemudian menarik kursi di meja makan dan mendudukinya.

Benar apa yang diucapkan oleh Lisa bahwa sebentar lagi masakan yang ia masak matang, setelah semua makanan siap Lisa langsung menyajikannya di atas meja makan.

Mereka berdua langsung makan siang dengan penuh kehangatan di antara ibu dan juga anak, tidak berapa lama terdengar suara salam dari depan dan muncullah Fahmi dengan seragam sekolah sma-nya.

"Kok nggak ditungguin"kata Fahmi yang langsung menarik kursi di samping sang mami.

"Ganti baju dulu, baru makan siang"kata Lisa yang mendapat galangan kecil dari Fahmi. Fahmi langsung mengambil piring kemudian menuangkan nasi dan juga lauk ke dalam piring nya.

Sedangkan Lisa wanita paruh baya itu hanya geleng-geleng kepala melihat Fahmi yang begitu keras kepala seperti suaminya, "Fahmi kalau dibilangin nggak pernah nurut"kata Lisa yang sudah berdiri dari duduknya sambil membawa piring bekasnya dan juga bekas Alana.

Namun Fahmi seakan tidak memperdulikan maminya, anak itu terus saja memakan makanan yang berada di hadapannya dengan sangat lahap tanpa memperdulikan sang kakak yang sedang duduk memperhatikannya.

"Loh kakak mau kemana?"tanya Fahmi dengan cepat saat melihat Alana yang sudah beranjak dari duduknya.

Fahmi membulatkan mulutnya membentuk huruf o setelah mengetahui bahwa Alana akan pergi ke kamarnya untuk istirahat kembali.

Di dalam kamar Alana langsung menghempaskan tubuhnya sedikit pelan di atas ranjang. Sejenak ia memejamkan matanya sampai akhirnya gadis itu kembali terlelap dengan sangat nyenyak tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya.

Cukup lama Alana tertidur sampai akhirnya ia kembali terbangun sambil mengucek matanya pelan, Alana dapat melihat sebuah jam dinding di kamarnya yang menunjukkan sudah pukul 3 sore.

Itu artinya sudah sangat lama ia tertidur siang ini, Alana memutuskan untuk turun dari ranjangnya menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Saat dirinya menuruni anak tangga Alana dapat mendengar suara ketukan pintu yang berasal dari pintu utama. Dengan cepat gadis itu membuka pintu utama dan mendapati Arga yang sudah berdiri dihadapannya sambil membawa sebuah kantong plastik yang Alana yakini berisi makanan.

"Arga ngapain kesini?"tanya Alana menatap Arga yang tengah tersenyum kearahnya. Arga laki-laki itu tidak mengeluarkan suaranya sama sekali dan hanya menunjukkan kantong plastik yang ia pegang kepada Alana.

"Masuk"jawab Alana dengan senang hati saat mendapatkan banyak sekali cemilan dari Arga. Arga dan Alana lebih sering menghabiskan waktu di ruang tengah dibandingkan di ruang tamu rumah masing-masing.

Alana sudah tahu apa yang diinginkan oleh Arga sahabatnya, dirinya langsung mengambil kaset sebuah film yang Arga dan Alana sukai. Apalagi kalau bukan film horor mereka berdua memang menyukai film itu namun lebih tepatnya adalah Arga yang paling menyukai film horor.

Karena yang sebenarnya Alana sangat takut saat melihat film horor tapi karena Arga yang berada disampingnya membuat Alana tidak takut.

Tapi sebelum itu Alana sudah mengambil dua gelas jus jeruk di dalam kulkas untuk dirinya dan juga Arga. Arga juga sudah membuka semua cemilan yang tadi ia bawa ke rumah Alana.

Di sepanjang film itu berputar Alana maupun Arga tidak ada yang berbicara sama sekali mereka hanya fokus pada film di hadapannya dengan tangan yang terus mengambil cemilan dan memasukkannya ke dalam mulut masing-masing.

Sampai akhirnya ada suara yang mengagetkan mereka berdua membuat keduanya langsung menoleh kebelakang dan mendapati Niko yang berdiri menatap keduanya.

"Kalian ngapain?"

"Ih papi ngagetin Alana aja sih"Jawab Alana yang menatap kesal kearah papinya. Sedangkan Niko laki-laki paruh baya itu hanya tersenyum menatap Alana yang sepertinya sudah sembuh.

"Udah lama ga?"tanya Niko yang duduk di sofa "Pulang kuliah langsung kesini?"tanya Niko yang melihat tas milik Arga yang berada di atas sofa.

"Iya om"jawab Arga dengan suaranya yang begitu ramah. Akhirnya Niko berpamitan kepada Arga dan juga Alana untuk masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.

"Kok udah selesai?"tanya Alana yang menatap ke arah layar televisi yang bertuliskan the end yang artinya film yang ia putar sudah selesai.

"Ya emang kan filmnya cuma sampai situ"jawab Arga yang membereskan bekas cemilannya bersama dengan Alana kemudian memasukkannya ke dalam kantong plastik dan mengikatnya.

"Besok beli kaset film horor lagi ya"Arga langsung menganggukkan kepalanya pelan mengiyakan permintaan dari sahabatnya itu.

"Kamu mau pulang?"tanya Alana yang melihat Arga sudah berdiri dari karpet yang ia duduki.

"Om Tante Arga pulang dulu"kata Arga yang sudah menyalami kedua tangan orang tua Alana.

"Iya hati-hati ya ga"jawab Lisa dengan senyum dibibirnya. "Hati-hati"sambung Niko yang mendapat anggukan kecil dari Arga.

Alana mengantar Arga sampai di dekat mobil Arga yang terparkir di depan rumahnya. "Aku pulang dulu ya, besok mau bareng nggak?"tanya Arga yang mendapat anggukan cepat dari Alana.

"Yaudah aku pulang dulu"Alana langsung menganggukkan kepalanya pelan kemudian melambaikan tangannya kearah Arga yang sudah melajukan mobilnya.

SAHABATKU SUAMIKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang