SS | 31

11.8K 576 10
                                    

Alana masih setia duduk bersandar di atas ranjang dengan tatapan yang terus terfokus kepada sang suami. Seulas senyum terbit di wajah Alana saat mengingat bahwa Arga sekarang adalah suaminya senyumnya kembali pudar saat mengingat hati suaminya bukan untuk dirinya.

Itulah kenyataan pahit yang harus Alana telan sendiri, mencintai seseorang selama 10 tahun lebih. Berharap seseorang itu membalas cintanya namun sepertinya harapan itu tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun.

Dirinya sadar bahwa dirinya tidak bisa memaksa orang untuk mencintainya, yang ia bisa hanya mencintai seseorang itu dengan tulus dan penuh kasih sayang.

Setetes air mata jatuh begitu saja dari kedua bola mata Alana, namun tidak terdengar isakan dari gadis itu yang ada hanya air mata yang terus meleleh.

"Maafin aku ya ga, aku udah diem-diem cinta sama kamu, naruh perasaan aku ke kamu dan berharap suatu saat nanti kita berdua bisa hidup bahagia"

"Semoga aja kamu enggak marah saat tahu kalau aku cinta banget sama kamu, Aku juga mau minta maaf karena pernikahan ini kita berdua tersiksa dalam sebuah ikatan pernikahan yang suci"

"Pasti kamu punya wanita impian yang ingin kamu nikahi dan kamu jadikan istri dan ibu untuk anak-anak kamu. Tapi sekarang harapan itu pasti udah terkubur dalam-dalam karena yang jadi istri kamu adalah sahabat kamu dan yang akan menjadi ibu dari anak kamu juga sahabat kamu"

"Aku janji setelah anak aku lahir aku bakal pergi dari hidup kamu, aku nggak mau ganggu lagi kehidupan kamu ataupun jadi tembok tinggi yang menghalangi jalan untuk kebahagiaan kamu"

"Aku yakin kalau aku bisa hidup tanpa kamu, Dan aku nggak akan pernah biarin kamu bawa anak aku"Alana terus saja berbicara sambil memperhatikan wajah Arga yang terlelap di sampingnya.

"Lucu ya, seseorang yang kamu anggap sebagai sahabat baik kamu ternyata mempunyai perasaan lebih ke kamu. Dan sekarang malah jadi istri kamu"gumam Alana sambil mengelus rambut sang suami dengan sangat lembut.

"Selamat tidur ga, mimpi indah"Alana memberanikan dirinya untuk memberikan satu kecupan di kening sang suami.

Sepertinya malam ini Alana akan begadang, karena sejak 4 jam yang lalu dirinya belum bisa tertidur sedangkan sang suami sudah terlelap di sampingnya.

Alana memutuskan untuk keluar dari kamar mencari sesuatu yang bisa ia makan malam ini, inilah kebiasaan baru Alana terkadang wanita hamil itu akan diam diam keluar dari kamar untuk mencari makanan yang bisa ia makan.

Sesampainya di dapur Alana tidak mendapatkan makanan-makanan yang bisa mengganjal perutnya, yang ia lihat hanyalah makanan-makanan ringan yang sangat membosankan untuk ia makan malam ini.

Ingatan Alana jatuh kepada mie instan yang berada di rak paling atas, berhubung tinggi badannya tidak bisa mencapai rak paling atas membuat ia harus menarik kursi meja makan.

"Kenapa sih naruh mie instan nya diatas banget"gumam Alana dengan kesal karena menyusahkan dirinya untuk mengambil mie instan.

Setelah berhasil menarik kursi sampai di bawah rak Alana melepaskan kedua sandalnya kemudian perlahan naik ke atas kursi. Setelah berhasil naik Alana berpegangan dengan sangat erat di sudut rak atas dengan tangan satunya yang membuka rak tersebut.

Matanya berbinar saat menemukan rak terdapat mie instan yang ingin ia masak malam ini, setelah berhasil berusaha mengambil satu mie instan Alana pergi ke kulkas untuk mengambil satu butir telur dan juga beberapa sayur.

Alana memasak mie instan dengan ditambah beberapa sayuran seperti kol dan sawi serta 1 butir telur ayam. Akhirnya setelah menunggu beberapa saat di rebus mie instan buatannya sudah matang dan siap untuk disantap.

Setelah menuangkan ke dalam mangkuk Alana segera membawa mie buatannya ke meja makan. Setelah mengambil satu botol air minum dari kulkas barulah Alana duduk di kursi meja makan untuk segera menyantap makanannya.

Alana tersenyum bahagia saat merasakan bagaimana rasa mie instan yang hampir satu bulan ini tidak ia makan, "kangen banget deh makan mie instan"gumam Alana dengan suaranya yang sangat pelan.

Alana sedikit mendongakkan kepalanya saat mendengar ada suara seseorang yang melangkah mendekat kearahnya. Betapa terkejutnya Alana saat melihat sang suami yang berdiri dengan kedua tangan didepan dada dan jangan lupakan tubuh bagian atas sang suami yang tidak tertutupi oleh apapun.

Alana wanita itu tersenyum ke arah Arga mencoba untuk membujuk sang suami supaya tidak marah kepadanya karena sudah  mencuri-curi makan mie instan, "em Arga mau?"tanya Alana dengan suaranya yang sangat pelan.

Alana menelan ludahnya kasar saat tidak mendapat jawaban apapun dari sang suami, sudah dipastikan sebentar lagi laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu akan marah kepadanya.

Namun Alana tetap melanjutkan memakan mie instan yang berada di hadapannya membuat Arga langsung berjalan cepat kearah sang istri, "siapa yang nyuruh makan mie instan?"tanya Arga dengan suaranya yang penuh penekanan membuat Alana lagi-lagi menelan ludahnya kasar.

"Nggak ada"jawab Alana pelan. Namun dirinya tetap mengambil sendok yang berada di mangkuk tersebut kemudian memakan kembali mie instannya membuat Arga langsung membulatkan matanya.

Dengan cepat laki-laki itu merebut mangkuk di hadapan sang istri kemudian menjauhkannya, sedangkan Alana wanita itu menatap nanar ke arah mie instan yang berada jauh darinya.

"Arga, please"kata Alana sambil memegang tangan sang suami, berharap hati sang suami luluh dan memberikan mie instannya kembali.

"Nggak"jawab Arga cepat. Alana menghembuskan nafasnya pelan mendapat jawaban dari Arga. Wanita itu berdiri dari duduknya namun sebelum itu meminum terlebih dahulu air putih yang berada di dalam botol.

Sedangkan Arga laki-laki itu menatap kursi yang berada di bawah rak membuat laki-laki itu meyakini bahwa Alana naik ke atas kursi itu untuk mengambil mie instan yang ia sembunyikan.

Dengan cepat Arga berjalan mengejar sang istri yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamar. Saat masuk ke dalam kamar Arga dapat melihat Alana yang sudah berada di atas ranjang dengan selimut yang menutupi kedua kakinya.

Sedangkan tatapan wanita itu menuju kearah jendela dengan gorden yang terbuka, "Kamu laper?"tanya Arga setelah berhasil duduk di samping sang istri.

Alana hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan karena memang benar dirinya sangat lapar, "kenapa nggak bangunin aku kalau laper. Terus tadi kamu naik ke kursi buat ngambil mie instan?"tanya Arga mencoba mencari kejujuran dari sang istri.

Alana menganggukan kepalanya cepat karena jujur saja wanita itu paling tidak bisa berbohong kepada siapapun apalagi kepada suaminya, "abisnya aku nggak nyampe buat ke atas"jawab Alana setelah beberapa saat terdiam.

Arga menghembuskan nafasnya pelan kemudian meletakkan tangannya di kepala sang istri dan mengelus rambut sang istri dengan sangat lembut. "Jangan kayak gitu lagi, bahaya kamu lagi hamil"Alana hanya terdiam mendengar nasehat yang terlontar dari bibir Arga.

"Kamu masih laper?"tanya Arga dengan suaranya yang begitu lembut di telinga Alana. Alana wanita itu hanya menganggukkan kepalanya pelan setelah itu Arga keluar dari kamar untuk mengambil sesuatu yang bisa dimakan oleh sang istri.

Bersambung.

Hello, apa kabar?👋
Aku kembali lagi malam ini, dengan bab selanjutnya. Jangan lupa vote dan komen ya bestiee, aku tunggu. Sampai jumpa dilain waktu🙂

SAHABATKU SUAMIKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang