SS | 18

13.5K 618 1
                                    

"Alana kamu mau punya anak nggak?"Alana yang mendengar pertanyaan dari sang suami langsung saja membulatkan matanya sempurna.

"Apa Arga pengen punya anak?"tanya Alana di dalam hatinya sambil terus memperhatikan wajah Arga yang sedang menatapnya.

Mereka berdua sedang duduk bersama di ruang tengah sambil menikmati cemilannya dan juga televisi yang menyala menayangkan sebuah film kesukaan mereka.

Arga yang melihat keterdiaman Alana membuat ia merutuki kebodohannya kenapa bisa bisanya ia bertanya seperti itu kepada sang istri.

"Eh, tadi kamu kan masak kue udah mateng belum?"tanya Arga yang mencoba mengalihkan pembicaraan di antara mereka yang terlihat sangat canggung.

"Oh iya, tunggu sebentar ya aku coba cek dulu"Arga langsung menganggukkan kepalanya pelan saat melihat sang istri yang sudah berdiri dari duduknya.

Di dapur Alana langsung membuka oven dan ternyata benar bahwa roti yang ia buat tadi sudah matang, ini adalah roti buatan Alana yang pertama kalinya karena itu adalah permintaan Arga yang ingin memakan kue buatan sang istri.

Alana langsung mengeluarkan kue tersebut kemudian membawanya ke atas meja makan dan memotong motong kue tersebut selagi masih panas.

Setelah ia melangkahkan kakinya pergi ke dapur jantungnya terus aja berdebar tidak karuan mengingat pertanyaan yang baru saja terlontar dari bibir sang suami yang mengusik hati dan pikirannya.

Di sisi lain dirinya ingin sekali mempunyai seorang bayi bersama dengan sang suami. Namun di sisi lain ia sangat takut karena hubungannya dengan Arga dilandasi tanpa sebuah ikatan cinta.

Dan kemungkinan besar mereka berdua akan berpisah jika Arga belum bisa mencintainya seperti dirinya mencintai Arga selama ini.

Alana terus berperang dengan pikirannya sendiri mencoba menenangkan hati dan juga jantungnya yang berdetak sangat kencang.

***

Sedangkan di ruang keluarga Arga terus merutuki kebodohannya karena bisa-bisanya ia bertanya tentang anak kepada sang istri.

"Arga kenapa lo bodoh banget sih kenapa tanya kayak gitu"gumam Arga yang menyisir rambutnya ke belakang.

Tidak berapa lama kemudian Alana sudah datang kembali ke ruang keluarga dengan satu piring berisi kue yang tadi ia buat.

"Arga ini kue nya, kalau nanti nggak enak nggak usah dimakan ya"kata Alana yang meletakkan piring berisi kue buatannya di meja yang berada dihadapan Arga.

"Pasti enak kok"jawab Arga dengan sangat percaya kepada sang istri. Arga langsung saja mengambil 1 potong kue dan memasukkannya ke dalam mulut.

Satu gigitan pertama membuat Arga menghentikan kunyahannya saat merasakan betapa enaknya kue buatan sang istri yang baru pertama kali. Sedangkan Alana ia terus memperhatikan wajah sang suami yang sepertinya tidak baik-baik saja setelah memakan kuenya.

"Arga nggak usah dimakan"kata Alana yang mengambil setengah potong kue yang berada ditangan Arga.

Namun dengan cepat laki-laki itu langsung merebut kembali kue yang berada di tangan sang istri kemudian memakannya kembali, "apa sih orang kue ini enak kok"jawab Arga sambil melanjutkan kembali kue tersebut ke dalam mulutnya.

Alana yang tidak percaya langsung mengambil 1 potong kue dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dan betapa terkejutnya dirinya saat merasakan bagaimana rasa kue buatannya itu.

"Enak kan?"tanya Arga setelah melihat sang istri yang sudah menelan kue buatannya sendiri. Dengan spontan Alana menganggukkan kepalanya menyetujui apa yang baru saja diucapkan oleh sang suami.

***

Di malam harinya Alana terus aja berfikir tentang permintaan sang suami tadi siang yang mengusik pikirannya.

"Tapi itu kan tugas aku sebagai seorang istri"kata Alana di dalam hatinya sambil memperhatikan Arga yang sedang duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya.

Laki-laki itu sedang mengerjakan pekerjaan kantor sang papa. Sejak tadi Alana terus memperhatikan wajah sang suami yang nampak sibuk dengan laptop di hadapannya membuat Alana terus berfikir apakah dirinya akan memberikan hak suaminya malam ini ataukah tidak akan pernah memberikan hak itu sampai kapanpun.

"Aku harus memberikannya sekarang juga karena itu adalah hak Arga"akhirnya Alana memutuskan hal yang sangat besar untuk memberikan hak suaminya yang seharusnya sudah ia berikan sejak pertama kali mereka sah menjadi sepasang suami istri.

Sangat sulit bagi Alana untuk memberikan hak suaminya di saat tidak ada cinta dari suaminya untuk dirinya. Namun mau bagaimana lagi ia tidak mempunyai pilihan lain selain memberikan hak suaminya malam ini.

Alana menggigit bibir bawahnya dengan kuat saat melihat Arga yang sudah menutup laptopnya dan meletakkannya di atas meja, laki-laki itu langsung masuk ke dalam kamar mandi setelah itu Arga keluar lagi dari kamar mandi setelah beberapa saat di dalam kamar mandi.

Alana menghembuskan nafasnya pelan melihat sang suami yang sudah melepas bajunya dan membuangnya secara asal ke sofa. Hal itu membuat jantung Alana berdetak cukup kencang sekali saat melihat Arga yang berjalan perlahan menuju ke arahnya.

"Arga"panggil Alana dengan suaranya yang begitu lembut dan hal itu mampu mengusik pikiran Arga. Arga semakin menautkan kedua alisnya saat melihat Alana yang menggigit bibir bawahnya dengan kuat.

"Kenapa Al?"tanya Arga yang sudah duduk di samping sang istri sambil memperhatikan wajah Alana yang sangat gugup. Arga dapat merasakan tangan dingin milik sang istri.

"Tadi siang kamu kan tanya sama aku"jawab Alana dengan suaranya yang begitu pelan sambil menundukkan wajahnya karena tidak berani menatap sang suami.

"Oh yang tadi siang nggak usah dipikirin"jawab Arga sambil mengelus pipi sang istri. Itu membuat Alana langsung mendongakkan kepalanya pelan kemudian menggeleng kecil ke arah Arga.

"Aku mau kok"Arga tersenyum tipis ke arah Alana kemudian kembali mengusap pipi sang istri dengan sangat lembut.

"Udah sekarang kamu tidur istirahat, besok kan kuliah"jawab Arga sambil menatap wajah sang istri yang sedang menatapnya dengan begitu dalam.

"Nggak Arga, Aku pengen ngelakuin kewajiban aku sebagai seorang istri"tolak Alana kembali dengan sangat yakin bahwa dirinya akan menyerahkan hal berharganya kepada sang suami malam ini.

Meskipun ia tahu bahwa tidak ada cinta untuk dirinya di hati sang suami, namun ia ikhlas untuk menyerahkannya kepada sang suami karena itu adalah hak dari Arga yang harus ia berikan selagi Arga masih menjadi suaminya.

"Apa kamu tidak akan menyesal setelah melalui malam ini?"tanya Arga yang mencoba meyakinkan Alana akan keputusan yang begitu besar yang diambil oleh Alana.

Alana menganggukan kepalanya kecil kemudian tersenyum ke arah Arga, "aku yakin kok, Dan aku nggak akan pernah nyesel"jawab Alana dengan suaranya yang begitu lirih.

Arga tersenyum tipis mendengar jawaban dari Alana yang begitu yakin untuk menyerahkan harta berharga nya kepada Arga. Arga langsung mencium kening sang istri sekilas kemudian menarik dagu sang istri dengan sangat pelan menatap lekat wajah sang istri yang begitu cantik sejak dulu.

Setelah itu mereka melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan sejak pertama mereka menikah, dan Alana merasa bahagia setidaknya ia sudah memberikan hak suaminya. Dan juga ada rasa bahagia yang menyeruak dalam hati Arga setelah melalui malam bersama sang istri.

Bersambung.

SAHABATKU SUAMIKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang