...
Ayah itu sosok paling berharga di hidup Jenan. Ayah Jeri Adiwinandita itu single parent dengan 2 anak. Anak pertamanya perempuan, Kak Na. Yang kini ikut tinggal di Jakarta menemani sang Ayah.
Kak Na juga di Jakarta sedang dalam pengobatan. Ayah itu sayangnya tidak bisa di bagi. Semuanya untuk anaknya. Kerja kerasnya selama ini, tidak pernah macet untuk sang anak.
Kak Na punya penyakit jantung sedari kecil. Setiap bulan pasti di temani Ayah ke dokter. Namun, belum ada kemajuan sampai sekarang. Kata Ayah lagi nunggu pendonor.
Hubungan Kak Na sama Jenan kurang baik. Karena Kak Na itu tidak terlalu ramah dengan Jenan meski perempuan itu sayang dengan adiknya.
Bahkan yang menyuruh Jenan tinggal di Bandung saja Kak Na.
Jenan menurutinya, mungkin Kak Na lebih baik jika tidak ada dirinya.
Balik lagi ke Ayah. Ayah Je sangat lembut sikapnya. Semenjak ibu pergi, Ayah semakin menambah kelembutan dan perhatiannya pada kedua anaknya. Ayah Je tidak ingin anak-anak nya mengalami kerasnya hidup.
Jenan mulai terbuka bulan kemarin, saat sang Ayah yang sedang libur menghubunginya. Berkata, jika Kak Na ingin melihat Jenan menikah. Random memang. Namun itu serius keluar dari bibir kakaknya, kata sang ayah.
Jenan tidak mengerti. Kak Na ini lebih tua 3 tahun darinya. Seharusnya Jenan yang ingin melihat Kak Na untuk menikah. Kenapa malah jadi sebaliknya.
Saat itu Jenan mulai menceritakan mengenai Nazlim pada Ayah. Tidak dengan memberitahu siapa atau bahkan gender nya. Jenan hanya menceritakan bagaimana kekasihnya sekarang membuatnya hidup di dunia. Membuat nya lupa dengan dunianya sendiri dan terfokus padanya. Ayah Je hanya tersenyum melihat anaknya jatuh cinta.
Teringat dahulu saat bersama dengan Ibu Rani. Yang membuat Ayah Je menjadi sosok Ayah sekarang. Yang membuat sifatnya membaik seperti sekarang.
"Je, kalau ayah ke Bandung. Ajakin ya pacar kamu buat ketemu Ayah."
"Ayah, Jenan belum siap." Kini Jenan mengulum bibirnya ke dalam.
Wajah sang Ayah melembut di layar handphonenya. "De Je takut ya?."
Jenan mengangguk kecil. "Jujur dulu ya sama Ayah. Di mulai dari Ayah dulu Je. Kalau kamu udah bisa jujur sama diri sendiri, kamu bisa langsung ke ayah. bisa De?."
Jenan terdiam. Tidak menjawab sang Ayah.
"Ayah ga pernah marah sama kamu De. Apapun keputusan kamu, ayah selalu terima. Karena kamu tahu sendiri konsekuensi keputusan kamu. Ayah juga cuma ngingetin kan kalau Ade ada salah. Mau diperbaikin atau engga kan gimana ade yang bisa berpikir demi kedepannya gimana."
Ucapan Ayah akan selalu membekas di hati Jenan. Membuat lelaki itu percaya dengan keputusannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Norma - Nomin✓
FanfictionNazlim dan Jenan hanya ingin tempat-meskipun kecil tapi nyaman- di dunia ini. Tapi, seakan mereka tidak hidup. Mereka tidak diberi tempat oleh semesta. Tidak diberi pilihan untuk memilih takdir. Dunia punya norma, Nazlim dan Jenan tahu dengan betul...