06 | Coincidence

390 85 20
                                    

🌞⭐️Jika kalian suka dengan ceritanya, jangan lupa VOTE ya frenn..
🌞💬Tinggalkan jejak di COMMENT kalau ada masukan, kritik maupun saran.
Sebisa dan sesegera mungkin akan diperbaiki kedepannya.
Terimakasih mau membaca dan mendukung cerita ini. Semoga harimu menyenangkan ^_^
———I Lockey U🗝

✨✨✨✨✨✨✨

Chakkanim's POV

Butuh waktu sekitar 45 menit untuk menempuh perjalanan dari Hongdae Street ke Gangnam-gu.

Malam ini, Deeta akan memberikan kunci motor yang ia temui kembali pada pemiliknya.

Gadis itu berpisah dengan Yunbi di pemberhentian sebelumnya. Kini Deeta harus melanjutkan perjalanannya ke Stasiun Gangnam.

Selama berada di Subway, ia kerap kali memikirkan insiden kecil di minimarket tadi. Deeta menyesal sekaligus merasa bersalah pada laki-laki itu.

Punggung jaketnya jadi basah karena kuah odeng. Mungkin juga akan menimbulkan bau amis.

Meskipun laki-laki itu nampaknya memaklumi Deeta sebagai orang asing, tapi jelas sekali terlihat kalau ia marah dan kesal pada dirinya.

Deeta merasa bersalah karena tidak bertanggung jawab atas kesalahannya.

Walau itu adalah ketidaksengajaan sekalipun. Setidaknya, Deeta harus membantu lelaki itu membersihkan jaketnya.

Tapi hal itu tidak ia lakukan.

🔉
🚇 다음 정거장, 강남역.
       Next stop, Gangnam Station

🚇 (Pemberhentian berikutnya, Stasiun Gangnam).

Deeta bergerak keluar dari Stasiun, sesaat setelah keretanya berhenti. Tak sampai disitu. Dia masih harus menaiki bus dua kali lagi.

Mark Hills Cheongdam-dong.

Itulah nama apartemen tujuannya.
Entah mengapa, Deeta sedikit gugup. Takut kalau-kalau yang didatanginya adalah seorang elit penting.

Ia meraih ponsel di tasnya dan mengetikkan sesuatu disana.

💬 Aku sudah berada di depan apartemen.

(tulisnya dalam bahasa inggris)

Rasa lelah mulai menyerang dirinya. Kegugupan pun dirasa semakin menjadi.

Padahal, gadis itu semestinya tidak perlu merasa khawatir ataupun gugup.

Mau bagaimanapun, ia datang dengan niat baik. Apalagi orang yang akan Deeta temui bisa berbahasa inggris.

Jadi ia sepatutnya merasa bersyukur. Bukankah dia cuma mau memberikan sebuah kunci?

"Kau,, yang bernama Deeta?" Tanya seorang pria menghampirinya.

"Eoh. Benar. Annyeonghaseyo..." Sapa Deeta membungkukkan badan.

"Aku yang meneleponmu. Perkenalkan, namaku Jo Byung Kyu." Lelaki itu mengulurkan tangan pada Deeta. Gadis itu pun menjabatnya balas.

Kini, Deeta sedang terpana dengan ketampanan orang didepannya. Sesaat kemudian, ia malah melupakan apa tujuannya kemari.

"Hmm... (menggaruk tengkuk, malu) Apa,, kau yang menemukan kunci motorku?"

Panik, Deeta tersadar dari kebodohannya. Ia tertangkap basah sedang menatap kagum pria itu secara terang-terangan.

"Oh iyaa.. Ini milikmu, bukan?" Deeta mengeluarkan sebuah kunci motor berlogo BMW dan menunjukkan benda itu kepadanya.

URL : UnReaLity Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang