20 | Confusion

291 69 12
                                    

Jangan lupa VOTE ya frenn kalau kalian suka dengan ceritanya. 🌜🌛
Tinggalkan COMMENT kalau ada masukan, kritik maupun saran. 🌚

Terima kasih sudah mau mengapresiasi cerita ini
🤜🏻🤛🏻

"Sunbae!"

Ketukan bunyi sepatu beradu pada paving block semakin mendekat disertai seruan suara yang memanggilnya dari belakang. Mengetahui siapa orang dibaliknya pemuda itu sama sekali tak berniat menoleh. Langkahnya bahkan nyaris dipercepat sebelum tiba-tiba seseorang yang memanggil tadi telah berhenti tepat di sampingnya.

"Kau jalan cepat sekali, sunbae." orang di sebelahnya berusaha menyamakan langkah. Namun apa boleh buat, kakinya terlalu pendek untuk menyusul. Alhasil dia pun sedikit berlari sembari terus mengajak Baekjin bicara.

"Aku mencarimu tadi, tapi kata mereka kamu sudah pulang."

Alih-alih napasnya turun naik tidak stabil, mulutnya masih tetap berusaha mengeluarkan kata. "Terima kasih telah membantuku. Boleh aku mentraktirmu, sunbae?"

Sejenak, tidak ada jawaban bahkan sampai mereka melintasi jembatan penyeberangan jalan. Kedua pasang langkah kaki membawa mereka berdua masuk ke pelataran halaman apartemen.

"Kau mau menemui pacarmu ya, sunbae."

Baekjin kaget mendengar pernyataan itu. Lantas ia menoleh pada orang di sebelahnya. "Sudah kubilang Hyena bukan pacarku, masih kurang jelas ya ucapanku waktu itu!"

Tidak ada balasan lagi setelahnya. Kini Baekjin berjalan satu langkah lebih di depan untuk mendahului. Dia melebur masuk ke dalam lobi tanpa menyadari sepasang kaki tadi masih berada di belakangnya.

Berhenti di depan lift, mata Baekjin melirik dan mendapati orang itu masih berdiri disana. "Kenapa kau mengikutiku. Cepat sana pulang!!"

"Ini aku mau pulang."

"Pulang?" Baekjin mengernyitkan dahi tak mengerti. Namun alih-alih begitu, justru malah diangguki oleh orangnya.

Merasa bingung, Baekjin kembali mengubek satu per satu ingatan di kepalanya. Kemudian tiba-tiba ia menyadari beberapa hal.

Dimana kala dirinya bertemu di apartemen ini dan malah dipermalukan. Dan kali kedua, saat melihatnya sedang bersama Hyena. Itu adalah hari dimana dia memang ingin pulang. Baekjin tidak pernah mengira kalau disini ternyata merupakan tempat tinggalnya.

"Sunbae, kau tenang saja. Aku sudah melupakan kejadian itu. Tidak masalah kalau kalian memang berpacaran. Aku tidak akan memberitahu siapapun."

Baekjin meliriknya awas-awas.

"Sekali lagi, terima kasih karena mau memaafkanku dan sudah tidak lagi mengungkit kejadian dimana aku mempermalukanmu. Dan juga...," menunduk sebentar, menghela napas dalam sebelum kemudian menoleh pada Baekjin.

"Terima kasih karena sudah membantu meyakinkan Hwejangnim. Aku tidak akan melupakan kebaikan sunbae yang satu ini."

Hembusan napas panjang terdengar setelah dia menyelesaikan kata-katanya. "Oleh karena itu, aku mau mentraktir sunbae sebagai tanda terima kasih." ucapnya lagi menatap dengan tulus.

"Tidak perlu repot, hoobae. Cukup tunjukkan dirimu yang lebih baik di agensi." Baekjin menoleh, membalas balik tatapannya.

Orang itu mengangguk tegas dan yakin. Memandangi Baekjin tanpa takut. Selama beberapa detik, sepasang manik mereka melembut satu sama lain dan menarik senyum tanpa sadar.

"Boleh aku meminta sesuatu?" tanya Baekjin.

"Hm?"

"Kamu tidak perlu memanggilku sunbae. Karena aku hanya menganggapmu sebagai Deeta."

URL : UnReaLity Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang