18 | Pre-The Day 2

274 66 3
                                    

Sebelum baca, Yuk ke-likk VOTE 🌜🌛
Dan ramaikan, kolom KOMEN 🌚

—Terima kasih sudah mau mengapresiasi cerita ini—
🤜🏻🤛🏻

Napas terengah-engah dan langkah yang mulai gontai tetap Deeta kesampingkan demi sampai di tempat tujuannya dengan cepat. Beberapa pejalan kaki bahkan tertabrak oleh Deeta saking cepatnya dia berlari.

Baru kali ini gadis itu merasa sangat terlambat dalam suatu hal. Apalagi hari ini adalah penutupan pelatihannya selama dua minggu terakhir. Tidak disangka sudah lewat 40 menit berlalu. Bahkan mungkin pertemuan dengan CEO-nya akan segera berakhir.

Berkali-kali Deeta meyakini diri oleh kata-kata Yunbi. Dia tidak boleh lalai dan mengurung diri hanya karena kesalahan yang belum jelas adanya. Walau Deeta tau dengan jelas bahwa ia salah. Tapi hal itu tidak bisa menampik kenyataan kalau sekarang ini dia adalah seorang trainee kehormatan Vine Entertainment.

Tok..tok..tok..

Terdengar sebuah suara dari dalam yang mempersilakannya masuk.

"Joesonghamnida... Semuanya... Maaf, saya sudah telat." orang-orang disana menoleh pada Deeta dengan raut bingung. Mungkin karena gadis itu berani datang terlambat di tengah rapat yang sebentar lagi akan usai.

"Silakan duduk, Nona Deeta."

Sang CEO mempersilakannya duduk. Namun bukannya bersegera masuk, ia masih betah berdiri di ambang pintu. Memperhatikan setiap orang disana yang nampak tak suka dengan kedatangannya. Termasuk juga wajah bugar CEO-nya.

"Nona Deeta?" Manajer-nim atau akrab dipanggil Bujangnim itu menyadarkannya.

"Ah, iya. Terima kasih."

Dipandanginya tiap-tiap kepala disana masih tetap sama seperti pertemuan awal dimana ia mendudukkan badannya di kursi ini. Ada Baekjin juga di seberangnya. Ia nampak tidak peduli pada topik yang sedang dijelaskan oleh Manajer-nim.

Dan sudah pasti dia juga sama sekali tak mau melihat kehadiran Deeta di depannya. Alih-alih begitu, sekarang dia justru pura-pura fokus pada bahan presentasi.

Rapat kembali dimulai selama sepuluh menit sebelum akhirnya disudahi. Bahkan selama itu pun Deeta hanya duduk dengan gamang dan wajahnya yang menatap lurus meja sembari tercenung sedu. Entah apa yang dipikirkan gadis itu dalam waktu yang begitu sebentar.

"Terimakasih untuk semua orang yang terlibat dalam pelatihan ini. Saya harap apa yang kami berikan pada kalian tidak sia-sia. Sekali lagi terima kasih atas kontribusinya. Tetaplah berjuang sampai audisinya tiba!"

"Nee!!" seru antusias para trainee. Kecuali Deeta.

Masing-masing badan satu persatu mulai meninggalkan ruang rapat. Sementara Deeta sendiri masih sibuk menatap colokan kabel yang sangat tertata rapi di meja panjang. Apakah dia seperfeksionis itu?

"Eonnie?" panggil sebuah suara menduduki kursi sebelahnya.

Sadar, Deeta pun menoleh padanya. "Eo, Bona? Ada apa?"

"Apa kau tidak ingin keluar?"

Kembali tersadar bahwa ternyata orang-orang sudah pergi dan tidak ada siapapun lagi disana selain mereka berdua. Lantas akhirnya Deeta bangkit dari duduk, diikuti Bona yang juga mulai melangkah keluar bersamanya.

✨✨✨✨✨✨✨

"Dapat!"

"Yeayy... Aku dapat!!" seru riang suara gadis terkikik.

URL : UnReaLity Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang