22 | Who is That ?

307 61 15
                                    

Jangan lupa VOTE 🌜🌛
Dan, tinggalkan COMMENT 🌚

Terima kasih sudah mau mengapresiasi cerita ini
🤜🏻🤛🏻

"어떻게 됐어? 맛있죠?"
(Bagaimana? Enak, kan?)

Rea bertanya pada gadis di depannya yang masih lahap mengunyah ayam goreng. Dia nampak begitu bersemangat menghabiskan satu demi satu daging kecoklatan itu.

"Wah, sunbae... I don't know why chicken in Korea is always good. And then here, this chicken is very delicious."

Sementara gadis itu menjawab. Alih-alih mendengarkan, justru Rea malah fokus mengamatinya.

Sejak minggu lalu ia dikirimi video dokumentasi para trainee baru. Rea pikir mereka akan lebih dewasa darinya. Mengingat dari caranya menari saja sudah menakjubkan. Ditambah lagi, Rea mengira dia adalah seorang wanita bertubuh tinggi dengan segudang bakat hebat. Tapi ternyata tidak begitu.

Dia hanyalah gadis berponi si penyuka ayam goreng.

Senyum Rea terangkat mengembang sembari agak terkekeh geli memandanginya. Sedari tadi gadis itu terus sibuk menguliti daging gurih nan pedas di piringnya yang tinggal tersisa sedikit.

"If you do not want to eat, I'll go to take it your lunch, sunbae. Hehee...," melirik Rea seraya tertawa memancing gurau.

Sama sekali tak pernah terbayangkan.
Gadis ini memiliki perangai yang jauh berbeda dari kesan pertama saat Rea menemuinya di studio latihan. Dia sekarang terlihat lebih asyik dan terbuka ketimbang tadi.

Hanya saja keterbatasan bahasa membuat mereka tidak bisa leluasa berbicara satu sama lain. Jangankan saling melontar cakap, memikirkan kata dalam bahasa inggris saja Rea sudah pusing.

Tak kehabisan akal, Rea mengeluarkan ponsel miliknya lalu membuka aplikasi penerjemah. Ia mencoba mengetikkan sesuatu disana.

"Hei??!"

Rea memanggilnya. Mengangkat ponsel dan menyodorkannya ke arah gadis itu. Ia memperlihatkan beberapa kata yang baru diketik.

// Aku Rea Ogawa. Trainee lama setelah Baekjin. Kamu bisa memanggilku Rea atau Eonnie. Jangan panggil aku sunbae, eoh?!

Mata Rea mengerjap. Memastikan gadis di hadapannya mengerti setiap kalimat yang baru saja ia terjemahkan. Sekali lagi, Rea menatap harap.

Tak lama kemudian sebuah senyuman terbit dan kepalanya mengangguk beberapa kali. Tanda dia telah paham sekaligus setuju.

"Ya, Eonnie."

Sampai makan siang selesai. Mereka tetap tak bosan saling bertukar kalimat melalui aplikasi penerjemah. Walau terkadang Deeta merasa kesulitan dibuatnya. Deeta juga sudah memberikan nomor ponselnya pada Rea. Begitu pun sebaliknya.

"Rea Eonnie!!"

Merasa namanya diserukan, Rea menoleh ke arah pintu masuk dimana suara itu berasal.

"Eoh, Eun jun-ah?!" Rea melambaikan tangan dan tersenyum.

Deeta memutar kepalanya searah dengan pandangan mata Rea ditujukan. Disana dia mendapati seorang perempuan tengah berjalan menghampiri meja mereka.

URL : UnReaLity Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang