After Marriage 1O

18K 1.1K 58
                                    

Keesokan paginya Haechan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Bergerak sedikitpun rasanya sakit luar biasa. Kalian pikir saja, dia digempur hingga jam 5 subuh. Gila kan!? Memang si kantong hormon sialan Mark Jung itu!

Haechan mendiami Mark yang berkali-kali meminta maaf yang sudah kembali dengan sifatnya; lembut tak kasar. Tapi Haechan tak merasa luluh walaupun Mark memberikan perhatian penuh untuknya.

"Bear, aku minta maaf." Mark menatap Haechan memohon.

Sebetulnya Mark tidak merasa menyesal sama sekali sudah membuat istrinya tak bisa berjalan hanya berbaring di tempat tidur saja. Mark rasa Haechan pantas mendapatkan itu semua.

Chenle juga tadi sempat merengek ingin diantara oleh Haechan ke sekolah nya. Haechan tentunya tidak bisa karna kondisinya yang tidak memungkinkan sekarang ini. Jadi Haechan membujuk Chenle dengan embel-embel akan dibelikan mainan berbentuk lumba-lumba. Chenle yang sangat menyukai lumba-lumba langsung menyetujuinya.

Akhirnya Chenle berangkat di antara Mark yang tak masuk kerja dulu. Dia harus bertanggung jawab sudah membuat Haechan seperti ini bukan.

"Kamu ingin apa? Tas keluaran terbaru? Baju keluaran terbaru atau aksesoris mewah? Kamu tinggal bilang saja, biar aku belikan sebagai permintaan maaf aku."

Haechan yang dari tadi tak menoleh sedikit pun lantas menolehkan kepalanya dan menatap sinis kearah Mark.

"Kamu pikir aku bakal luluh cuman ditawari kaya gitu? Cih. Kalo mau juga aku bisa minta ke mommy, mae, daddy kamu, daddy aku, dan terakhir ke kak Hendery. Mereka pasti bakal beliin apa yang aku pengen kalo aku minta," balas Haechan sombong. Setelahnya memalingkan kepalanya lagi.

"Lalu aku berikan kamu apa? Mobil baru, iya?"

"Udahlah, sana pergi ke kantor."

"Aku tidak masuk dulu, masa istri sedang sakit..."

"AKU KAYA GINI GARA-GARA KAMU JUGA!" tanpa di minta air mata keluar.

Mark panik melihat Haechan menangis tiba-tiba. Maka dia langsung memeluk Haechan dengan membungkukkan badan nya kebawah, memudahkan dirinya untuk memeluk tubuh kecil Haechan.

"Please, don't cry baby. Aku benar-benar minta maaf."

Haechan terisak pelan karna rasa sakit di sekujur tubuhnya terutama bagian bokong nya mulai terasa sakit lagi.

"Aku maafin asal kamu janji ga bakal gitu lagi," lirih Haechan.

Mark ragu ingin mengiyakan atau tidak. Pasalnya, setiap Haechan membuat dirinya cemburu maka gejolak ingin bercinta terus menerus bersama Haechan muncul.

Namun, Mark memilih mengiyakan saja walaupun dia ragu apa bisa tidak melakukan itu lagi.

"Iya."

"Janji nya mana?"

"Iya, aku berjanji."

Haechan mengangguk puas lalu melepaskan diri dari pelukan Mark yang lama-lama terasa sesak.

"Oke, aku maafin dan sekarang pergi beliin aku baso super pedes."

"Kamu ngidam, bear?" mata Mark melotot tidak percaya.

"Apaan si! Ga mungkin aku hamil, kamu semalam pake kondom kan?"

"Emm..anu.." Mark menggaruk lehernya dan Haechan menggeram marah saat tahu jawaban hanya dari gelagat tingkah Mark.

"BEGO! KENAPA NGGA PAKE SI, HAH!!"

Mark meringis karna suara teriakkan Haechan yang memekangkan telinganya.

After Marriage [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang