"Bear, aku minta maaf." Entah sudah keberapa kalinya Mark meminta maaf pada Haechan yang tak kunjung merespon dirinya. Keduanya masih berada di kantor Mark.
"Kan aku udah bilang, jangan keluarin di dalam kalo lagi ga pake kondom!" Haechan bersedekap di dada.
"Maaf, aku lupa karna kenikmatan."
"Terus kalo jadi gimana? Aku pengen nya punya satu anak aja, Mark!!"
"Tidak akan langsung jadi, perc..."
"CHENLE ADA KARNA KITA SEKALI NGEWE DOANG!"
"Bear, your language!" mata Mark menajam.
"Lagian kenapa kamu cepet banget balik nya? Kan katanya sampai jam 12, eh baru jam 9 udah balik aja."
"Rapatnya di tunda sementara, karna istri klien mau melahirkan."
"Y."
Haechan akan bangun dari duduknya tapi di cegah oleh Mark.
"Kemana?"
"Jemput Lele, bentar lagi jam 10."
"Biar supir saja, kamu disini."
"Ga."
"Itu mu masih sakit bukan? Jadi duduk saja disini. Nanti aku suruh supir jemput Chenle dan bawa kesini."
Bokong nya memang masih terasa sakit, apalagi saat tak sengaja menyenggol sesuatu. Uhh, rasanya luar biasa sakit.
"Yaudah!"
Haechan mengambil ponselnya melihat-lihat akun sosial media nya. Itu untuk mengalihkan rasa sakit di bokong dan tatapan Mark yang terus melihatnya.
Lama-lama Haechan risih juga di tatap Mark begitu lamanya. Di meja banyak berkas yang harus Mark kerjakan tapi malah asik menatap dirinya! Menyebalkan.
"Apaan si liatin mulu! Colok juga nih matanya," galak Haechan.
Mark berpindah duduk di sisi Haechan yang awalnya di sofa lain. Dan Haechan langsung waspada takutnya Mark menyerang dan menghajarnya lagi. Tadikan mereka hanya melakukan satu kali, itu mana cukup untuk si kantong hormon Mark Jung.
"Mau apa kamu?!"
"Sini bear duduk di pangkuan ku." Mark menepuk pahanya.
Haechan geleng keras, "ga mau ah! Nanti aku di hajar lagi. Masih sakit tau!"
Mark terkekeh geli, "bukan itu, duduk aja dulu. Aku mau ngomong sesuatu."
Haechan yang penasaran menurut apa yang Mark pinta; duduk di pangkuan nya.
"Shh.." Saat mendudukkan bokong nya di paha Mark sakitnya kembali datang.
"Sakit sekali ya?" Mark menatap Haechan khawatir.
Haechan mengangguk pelan seraya menyenderkan kepalanya di dada bidang Mark. Tempat ternyaman untuk Haechan, selain pelukan.
"Aku sudah memikirkan ini dari hari lalu. Bagaimana kalau kita berdua menghabiskan waktu berdua saja? Dengan jalan-jalan keluar negeri atau tetap di daerah Indonesia? Aku merasa suntuk karna pekerjaan yang terus menumpuk."
Haechan mendongak melihat Mark dari bawah. Janggut Mark sudah tumbuh walau tipis dan jika terus di perhatikan raut lelah sangat tampak di wajah tegas Mark.
"Kan aku udah pernah bilang, kalo cape istirahat dulu. Pekerjaan yang lainnya bisa kamu kasih ke sekertaris atau karyawan lainnya. Kamu kan bos nya, udah seharusnya para karyawan yang lakuin sebagian pekerjaan kamu."
Haechan berbicara sambil mengusap rahang Mark. Dan Mark hanya memejamkan matanya menikmati usapan dari jari-jari lentik istrinya.
"Tidak bisa begitu, bear." Mark mencuri kecupan di bibir Haechan yang tak membengkak lagi, kesempatan nya, hehe. Pikir licik Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Marriage [Markhyuck]
FanfictionIni Rival S2, jadi sebelum baca ini baca Rival lebih dulu ya (◠‿◕) * * * Menceritakan tentang kehidupan seorang Mark Jung bersama sang istri; Jung Haechan dan anak semata wayangnya; Jung Chenle. Yang akan mereka jalani. (n) : bila deskripsi ada yg...