Pagi ini dirumah Mark sedang banyak tamu. Bukan orang asing, tapi keluarganya sendiri. Kenapa mereka datang berkunjung dikarenakan Mark memberitahu bila Chenle jatuh dan mengalami patah tulang. Sontak para keluarga dari Jung maupun Seo langsung berdatangan secara bersamaan.
Dan untuk saat ini Chenle sedang di manja-manja oleh kedua grandma yang masih cantik, siapa lagi kalau bukan Ten dan Taeyeong.
"Lele, mau apel?" Chenle mengangguk.
"Oke, grandma kupas dulu ya." Ini Ten yang menawari nya dan Taeyeong tidak mau kalah juga.
"Lele mau puding? Grandma nanti buatkan." Chenle menggeleng, dia tidak mau memakan puding.
Ten terkikik geli karna tawaran Taeyong di tolak. Beginilah dua sahabat yang sekarang sudah jadi besan. Selalu bersaing mengambil perhatian Chenle, sang cucu tersayang keluarga Jung dan Seo.
Ah, ngomong-ngomong Ten dan Taeyong ada di dalam kamar Chenle hanya bertiga; Ten, Taeyong, dan Chenle. Yang lainnya ada di ruang keluarga. Tadinya Chenle akan di pindahkan kesana untuk ikut berkumpul bersama-sama, tapi Haechan melarang takutnya kaki Chenle tak sengaja tersenggol.
Kegiatan mereka masing-masing. Ten dan Taeyong menemani Chenle. Johnny dan Jaehyun sedang berbincang tentang bisnis. Mark dan para adiknya serta kakak iparnya; Hendery, sedang main game di ponsel. Dan untuk Haechan, Jaemin, serta Xiaojun, ketiganya ada di dapur tengah membuat cemilan untuk dimakan. Nah, untuk Jisung ada di samping Jeno sambil bermain mainan milik Chenle yang Haechan pinjamkan.
Lalu disaat Jeno fokus ingin mengalahkan permainan ini, tapi di ganggu dengan suara tangisan Jisung yang tiba-tiba. Jeno berhenti bermain dan langsung membawa anaknya ke pangkuannya.
"Kenapa, Jie?"
Jie, nama panggilan yang diberikan Jaemin untuk Jisung dan di ikuti semuanya.
Jisung menangis sambil memeluk leher Jeno.
"Kak, Haejun rebut mainan Jie, dad—hiks." Jeno menoleh ke pemuda berumur sekitar 13 tahun yang santainya memainkan robot yang tadi di mainkan Jisung.
Hendery yang tahu anak semata wayangnya sudah datang lantas tersenyum lebar dan menyuruh Haejun mendekat.
"Wih, jagoan papa udah datang. Sini, nak duduk dekat ayah."
Seo Haejun. Masih ingatkah kalian dengan bocah yang pernah mengatakan Haechan bego saat masih kecil dulu? Nah, sekarang ini Haejun sudah besar dengan wajah yang tampan sangat mirip dengan Hendery.
Haejun tidak datang bersama orangtuanya karna tadi ia ada urusan bersama teman nya, entah itu apa. Makanya Haejun baru datang.
"Woi, bocah! Anak gue lagi mainin juga. Balikin sini!" Jeno sangat galak jika bersangkutan dengan membuat Jisung menangis. Tidak peduli itu anak orang lain atau keluarga nya sendiri; kecuali, Taeyong dan Jaehyun.
"Cengeng banget cuman di pinjem mainannya juga, huuu." Haejun menyorak ke Jisung yang menangis lagi.
Haejun dan sifat jahil serta tak takutnya sangat menurun dari Hendery. Pokoknya, semua yang ada di diri Haejun sangat mirip dengan Hendery. Sedangkan Xiaojun yang melahirkan hanya mirip saat tertawa atau tersenyum saja.
"Inget umur, Jun. Udah 13 juga masih aja kaya bocah," sindir Beomgyu yang semakin cantik seiring nya waktu.
"Berisik tante."
Beomgyu melotot tak terima di bilang tante. Enak saja, diakan masih muda dan tentunya masih tingting juga.
Grey : bisa kasih tau klo skrg gyu, sungchan sma haejun umr brp? Klo sya ksh umr nya nnti salah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Marriage [Markhyuck]
أدب الهواةIni Rival S2, jadi sebelum baca ini baca Rival lebih dulu ya (◠‿◕) * * * Menceritakan tentang kehidupan seorang Mark Jung bersama sang istri; Jung Haechan dan anak semata wayangnya; Jung Chenle. Yang akan mereka jalani. (n) : bila deskripsi ada yg...