Mark langsung membawa Haechan ke rumah sakit walau sudah malam hari. Tapi untungnya masih ada dokter yang belum pulang.
Kini Mark menunggu di luar dengan perasaan gelisah. Mark takut terjadi sesuatu pada istri serta anaknya. Ini semua salahnya yang tidak bisa menahan nafsu. Andai saja Mark tidak memasuki Haechan dan bisa sedikit menahan nafsunya, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Namun, semua itu hanya andai saja. Sudah terlambat juga untuk menyesalinya.
Semua anggota keluarga sudah Mark hubungi, tinggal menunggu mereka datang. Pakaian yang Mark kenakan juga sangat berantakan. Mark tidak sempat memikirkan pakaian yang akan ia kenakan, yang paling utama itu Haechan harus segera di bawa ke rumah sakit.
Lalu tidak lama kemudian datanglah orangtua disusul mertuanya. Sepertinya adik-adik serta kakak iparnya datang belakangan.
"Mark, kenapa bisa begini?" tanya Taeyong yang begitu khawatir.
"Ini salah aku, mom," ucap Mark penuh sesal sambil menunduk.
Jaehyun menepuk pundak anak sulungnya, mencoba memberi semangat.
"Sudahlah, jangan salahkan dirimu sendiri, nak. Yang terpenting Haechan sudah di tangani oleh dokter."
Mark kemudian menoleh ke Ten yang sudah menangis di pelukan Johnny. Ini sudah kedua kalinya Haechan selalu begini jika tengah hamil. Waktu hamil Chenle jatuh di kamar mandi dan sekarang apa lagi?
"Bisa jelasin kenapa Haechan kaya gitu?" tanya Ten yang tidak tahu kronologi nya, sebab Mark tidak berani memberi tahu.
Mark menatap bersalah ke Ten lalu memegang telapak tangan Ten seraya memohon maaf.
"Maaf. Ini semua salah ..."
"Mark! Berhenti menyalakanmu!"
Jaehyun tahu penyebabnya karena Mark sudah memberi tahunya. Tentu Jaehyun tidak bisa melihat Mark menyalahkan dirinya sendiri. Sebab tidak ada yang tahu jika akan terjadi hal seperti itu.
"...Aku tetap bercinta dengan Haechan saat hamil."
Ten meremas lengan berotot suaminya. Sudah Ten duga kenapa Haechan bisa dibawa ke rumah sakit. Ten hanya mampu menghela nafasnya saja, mau marahpun percuma karena sudah terjadi.
"Tidak apa, mae mengerti."
Johnny juga dulu begitu. Jadi Ten mengerti bagaimana rasanya tidak bisa menahan hormon. Tapi beruntungnya Ten waktu itu tidak terjadi apa-apa.
Saat semuanya khawatir dan tidak sabar kapan dokter keluar, pintu pun di buka lalu keluarlah seorang dokter pria.
"Keluarga tuan Haechan?" tanya dokter itu.
Mark langsung cepat maju kedepan.
"Saya, suaminya."
"Tuan Haechan harus segera melahirkan, sebab akibat gunjangan saat melakukan hubungan seks menyebabkan bayi di dalam terbentur keras. Dan bayi akan melahirkan secara prematur, sebab baru berusia 7 bulan."
Grey : ini versi saya, no komen (⇀‸↼‶)
"P-prematur?"
"Iya. Jadi bagaimana, pak? Bila masih tetap tidak ingin di keluarkan bayinya. Takutnya nanti bayi bisa meninggal di dalam dan itu berbahaya untuk ibunya juga."
Mark menatap semuanya dan semuanya mengangguk setuju. Baiklah, mungkin memang sudah saatnya bayinya keluar ke dunia.
"Baiklah, dok. Tolong selamatkan istri serta bayi saya."
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin."
Kemudian dokter itu masuk kembali dan memulai proses melahirkan secara prematur.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Marriage [Markhyuck]
FanfictionIni Rival S2, jadi sebelum baca ini baca Rival lebih dulu ya (◠‿◕) * * * Menceritakan tentang kehidupan seorang Mark Jung bersama sang istri; Jung Haechan dan anak semata wayangnya; Jung Chenle. Yang akan mereka jalani. (n) : bila deskripsi ada yg...