Mereka berjalan tanpa suara, zombie-zombie yang ada hanya mengitari lapangan dengan bergerombol, menyisakan sedikit akses untuk mereka berjalan ke tempat yang dituju.
Lima senjata sudah berada ditangan masing-masing. Nicholas dan Ej membawa senapan, Taehyun dan Jake membawa beberapa ranjau, Jay dengan sigap memegang pedang yang sangat tajam, Kai pistol, serta Sunghoon yang memilih sebuah pisau.
Tidak ada pembicaraan dari ketujuhnya. Bisa dibilang pergerakan mereka sama seperti pergerakan para zombie, lambat. Lain ceritanya jika para zombie menyadari keberadaan mereka.
"Inget, jangan pisah!" Taehyun mengisyaratkan kalimat itu dengan mulut tanpa suara.
Yang lain mengacungkan jempol.
Tepat di menit ke sepuluh, tiba-tiba suara yang entah dari mana menggema. Sialnya, suara itu tepat di sekitaran mereka berdiri.
"Woy! Woy! Woy! Zombie-nya!"
"Licik banget anjing! Katanya suruh main cerdik!"
"Nicholas, Ej, Kai, Taehyun sama Jake serang zombie yang jaraknya jauh. Biar gue—" Jay menghentikan kalimatnya karena yang lain fokus menyerang tanpa basa basi.
"Jangan sampe kalian kena darah sama keringetnya!" Teriak Taehyun.
Aksi kejar-kejaran jelas terjadi, tujuh remaja itu tidak memisahkan diri sama sekali, tetap berkelompok. Menit terus berjalan dan pertarungan terus membuat mereka kelelahan. Zombienya tidak habis-habis.
"Kita dijebak!"
"Sialan!"
"Sepuluh meter lagi kita sampe." Jake yang ngos-ngosan lantas berkata, "Nicholas! Ej! Tolong percepat lari kalian! Buka pintu tempat itu, sekarang!"
Nicholas dan Ej segera berlari cepat, beruntung para zombie menyerang dari belakang, tidak menyulitkan mereka untuk berlari menyelamatkan diri.
"Lepas baju lo, Jay! Ada banyak bercak darahnya!" Sentak Sunghoon.
Tapi, ucapan Sunghoon tidak terdengar oleh Jay. Bagaimana Jay bisa mendengar apa yang Sunghoon ucapkan jika suara tembakan dan ranjau saja menghalangi pendengarannya.
"Jay!"
"Sunghoon!"
"CEPETAN MASUK!"
Lagi-lagi Jay tidak mendengar saat temannya berteriak. Sunghoon geram akan hal itu. Ia menghampiri Jay dan menarik paksa pedang dari genggamannya, mengarahkan senjata itu pada lima zombie, dan terpisahlah antara kepala dan tubuhnya.
"Kuping lo dikemanain, Jay! Udah dibilang kalau kita jangan fokus sama zombienya!"
"Waktunya tinggal satu menit! Ayo cepetan! Keburu zombienya dateng ketempat ini!" Nicholas berteriak lagi.
Terburu-burulah dua sahabat itu. Mereka berdua tak perduli jika zombie mengejar dengan jarak yang lumayan dekat, hanya sekitaran satu meter.
"Jay! Sunghoon! Sepuluh detik lagi!" Jake dan Kai sudah memegangi pintu dengan menyisakan sedikit akses untuk dua tubuh.
Jay dan Sunghoon berhasil mencapai pintu dan masuk kedalamnya saat waktu tersisa dua detik.
Dug!
Pintu tertutup. Jake dan Kai menghela nafas lega, akhir dari pergulatan bersama zombie sudah selesai. Indera pendengaran mereka sepertinya sedikit terganggu akibat suara ranjau dan senjata lainnya.
"Jantung gue mau copot!" Taehyun meletakkan tangan kanannya di dada.
"Jay! Ganti baju lo!"
"Ada yang kena darah zombie?" Ej panik.
"Cuman kena baju, itupun gak banyak." Jay menjelaskan sembari mengganti bajunya dengan kaos yang disediakan.
"Yang bisa kita petik dari kejadian tadi adalah jangan percaya pada siapapun. Gila! Bukannya berkurang, inimah malah tambah banyak. Energi gue terkuras habis!" Nicholas dan Ej berbaring dengan beralaskan tanah, tempat yang mereka singgahi benar-benar seperti gudang.
Jika diingat lagi, kejadian tadi sungguh mengerikan. Lebih ngeri lagi saat Kai melubangi kepala ratusan zombie dengan beberapa pistol yang ia bawa.
Jay pun sama, entah keberanian dari mana ia bisa dengan gagah dan berani membuat kepala para zombie terputus dari lehernya. Yang lain pun tak kalah beraninya, walau si pemilik game melakukan kecurangan.
"Gue pikir, yang berhasil keluar dari permainan ini Sungchan, deh."
"Kenapa bisa Sungchan?" Ej bertanya pada Nicholas, orang yang tadi berpendapat.
"Karena senjata yang Heeseung bawa di photo tadi ada di ruang senjata. Kalian gak liat kalau senjata itu dipajang bukan ditaruh dimeja kaya senjata lain?"
"Eh? Serius baru sadar!"
"Cerdik juga saudara lo, Nicholas." Ledek Taehyun, Jay memanyunkan bibirnya kemudian.
"Gue rasa ... Heeseung gagal di permainan zombie, deh."
"Satu pemikiran! Photo-photo yang ada nunjukin gimana orang itu meninggal."
"Kalo begitu, kenapa Sungchan selamat? Bisa aja dia mati terbakar," tanya Sunghoon pada Nicholas.
"Asahi juga kemungkinan selamat, karena di photo dia lagi main yoyo," Lanjutnya.
"Kenapa bukan Jeongin? Dia, kan—"
"Jeongin luka dibagian pipi, gue rasa dia meninggal karena kena sesuatu."
Perdebatan terus terjadi, membuat Taehyun semakin pusing. "Ngapain kita susah-susah mikirin photo! Permainan itu udah lewat."
"Photo itu masih berhubungan sama permainan yang bakalan kita hadapi selanjutnya. Tolong cerdas!" sindir Jay.
Taehyun tidak bergeming.
"Terus, sekarang apa?" Mereka seperti orang bisu sekarang, tidak ada yang menjawab.
"Istirahat dulu aja."
Hening sesaat.
"Gue mau tanya, deh. Kenapa pemain yang selamat nggak nunjukin dirinya. Umm ... maksudnya kenapa gak muncul ke publik gitu?"
"Mereka diharuskan bersembunyi, mungkin? Atau ... Yaa nggak tahu juga."
"Kalau kita gagal, apa pemain tahun depan bisa nyelesain permainan? Setahu gue, kelompok yang berhasil cuman angkatan 27 siswa kelahiran 1999."
"Mereka berhasil karena game tahun itu gak terlalu sulit, gue jadi khawatir kalau game tahun depan bakalan lebih susah."
"Udah! Ngapain bahas hal yang gak penting? Mending kalian istirahat sebentar!"
Mereka menurut, karena waktu yang diberikan untuk istirahat adalah dua jam, cukup untuk mereka tidur sebentar.
"Permainan berikutnya pasti berhubungan sama matematika," batin Jake sebelum ia menutup matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Woahwoahwoah!! Ngeri-ngeri sedep!! Jujurly aku kebingungan nyari game part selanjutnya, ayo kasih semangat whehehwhw