Degup yang masih berpacu seolah dipermainkan sekarang. Baru saja dua bersaudara itu menyaksikan salah satu temannya terjun bebas menuju tong berisi air panas, setelahnya, empat yang yang lain kembali terjun ke arah tong yang berisi air dingin.
Jburrr!
Empat orang yang selamat tersadar karena seluruh tubuhnya masuk secara penuh. Tong yang cukup tinggi itu membuat mereka segara mengambil tindakan guna menghirup udara tanpa membuka penutup mata terlebih dulu.
Melihat itu Jay segara menghampiri, mamastikan kalau mereka baik-baik saja. "Kalian gapapa?" Dada yang sedari tadi berdegup kini mulai kembali normal. Taehyun dan yang lain cukup pintar mengambil tindakan saat tubuh mereka masuk ke dalam tong dengan tinggi yang hampir dua meter itu.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, Taehyun menengok ke kiri-kanan. "Kai ... mana?"
"Maaf ..." satu kalimat terucap dengan lirih.
"Dia kemana, Jay!" Nada seperti gertakan membuat Jay merasa lebih bersalah dari sebelumnya.
"Kalian keluar dulu, abis ini baru gue jelasin." Satu demi satu Jay bantu untuk keluar, mereka yang dibantupun tidak menolak sama sekali.
Di menit selanjutnya, pintu dari arah utara terbuka lebar. Jay faham, dengan segera ia berlari kecil menuju Nicholas. "Ayok. Gue bantu." Nicholas bisa saja berjalan sendiri walau dengan kondisi kaki pincang, Nicholas tetaplah korban yang ingin dibantu agar rasa sakitnya tidak begitu menyiksa.
Ej ikut merangkul remaja dengan luka di kaki itu. "Kalian hutang penjelasan." Ej bahkan tidak memberi dua insan itu celah untuk sekadar bernafas tanpa beban.
Taehyun dan Sunghoon berjalan dibelakang, sedangkan Jake memimpin di depan. Takut jika sesuatu yang buruk menghalau pergerakan mereka.
Nyatanya, tidak ada apapun di depan. Setelah mereka semua keluar dari gudang, hanya ada lorong kecil yang menghantarkan mereka menuju semua kamar yang cukup besar.
Ruangan berisi enam kasur. Tunggu. Enam kasur? Jay tidak salah lihat, kan?
"Kok ada enam kasur? Mentang-mentang Kai udah—"
Semua pasang mata tertuju pada Jay yang kini sudah merutuki dirinya sendiri. Karena awalnya, Jay berencana untuk memberi tahu mereka yang selamat dengan cara yang nyaman dan tenang nanti.
"Kai? Mati?" Jake mundur satu. "Kenapa, Jay?! Kenapa harus ada korban kayak gini! Kalau gak becus main, yaudah jangan sok-sokan. Lo tinggal mengundurkan diri, biar lo yang jadi korban."
Sakit hati? Jelas. Perkataan yang keluar dari mulu Jake benar-benar membuat hati Jay sakit sesakit-sakitnya. Bahkan, Nicholas juga merasakan apa yang Jay rasakan.
"Gue jadi ragu kalau lo itu pinter, Jay." Kekehan terdengar. Ej benar-benar membuat Jay lebih merasa bersalah.
"Kalian gak boleh nyalahin Jay kayak gitu. Jay juga pasti punya alesan yang pengen dia ungkapin." Sunghoon menepuk pelan bahu sahabatnya. "Jay. Jelasin semuanya."
Merasa sedikit di beri kesempatan, Jay akhirnya menceritakan dari awal sampai akhir. Menceritakan bagaimana cara bermainnya sampai kejadian yang membuat mereka harus kehilangan satu orang.
Setelah Jay menjelaskan, semuanya hanya bisa diam. Apa yang dijelaskan oleh Jay sangat mudah dipahami.
"Mereka seolah-olah tahu kalau gue bakalan lempar pisau itu ke arah Kai," sambung Jay.
"Kalau kasurnya cuma ada enam? Berarti mereka tahu kalau—"
Jay menatap Nicholas. "Lo sadar juga?!"
"Sadar, lah. Gue rasa, semuanya udah disusun sedemikian rupa. Kalau gue bilang beberapa kejanggalan, kalian mau dengerin?"
Semua yang ada di sana mengangguk.
"Pertama. Seharusnya Kai sadar kalau dia terjun di air panas, sama kayak kalian yang sadar pas terjun ke air dingin tadi."
"Kedua. Kasur yang ada cuma enam. Mereka kayaknya udah nyusun rencana. Gue pikir, di permainan besok kita bakalan berpasangan, deh."
"Gausah sok tahu. Harusnya, darah yang netes di kaki lo cukup buat jadi alesan lo tutup mulut."
"Lo tadi setuju-setuju aja. Kenapa sekarang jadi ngeledek kayak gitu?" Nicholas mulai kehilangan kesabaran.
"Terserah gue dong mau ngomong gimana juga," Taehyun membalas tanpa memandang Nicholas yang kini mulai emosi. Ia malah berjalan menuju kasurnya, merebahkan diri.
"Udah, gausah diambil hati." Sunghoon mengusap punggung Nicholas. "Taehyun belum bisa nerima kematian Kai. Mangkanya dia kayak gitu."
Lain dengan Ej dan Jake yang berlalu tanpa sepatah kata, seakan mereka masih menaruh dendam pada dua makhluk itu. Padahal, jika mereka tidak egois dan mau lebih memasang telinga untuk mendengarkan penjelasan dari Jay dan Nicholas, perselisihan semacam itu tidak akan terjadi.
"Luka lo gue obatin dulu," Jay membantu Nicholas untuk duduk di kasurnya. Di pojok kamar sudah disediakan satu kotak P3K, sedikit-banyak Jay tahu cara menggunakan alat dan obat-obatan didalamnya.
"Pemilik game kayaknya seneng liat kita berantem kayak gini," ucap Jay sambil mengobati kaki Nicholas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Failed
Mystery / ThrillerSeason O1; selesai. "Gak ada cara lain, Jay! Kita harus pecahin semua teka-tekinya!" -fail [28¹²21] #1 ej #7 logika #5 taehyun
