Matahari sudah terbit dengan indahnya, mengusir embun sedikit demi sedikit. Kini, enam pemain yang tersisa tak punya waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya lebih lama. Mereka dituntut cepat, jika ingin permainan selesai. Jangan tanya seberapa lelah raga dan mental keenamnya.
Lagi-lagi, sirine mulai berbunyi, menandakan bahwa permainan akan segera dimulai. Pemilik game bahkan tidak memberikan mereka waktu lebih dari dua puluh menit untuk sekadar mengumpulkan niat dan bongkahan semangat. Entah bagaimana nasih Nicholas nanti, bisakah ia berjalan sendiri?
"Ayo keluar!" Teahyun mengawali yang lain. Sedangkan dipaling belakang, ada Jay dan Sunghoon yang membantu Nicholas berjalan, walau si korban menolak puluhan kali dengan berbagai alibi.
"Mukanya jangan judes begitu juga kali," sindir Jay. Wajah Nicholas sangat menyebalkan kala itu, apa susahnya menerima bantuan dari Jay dan Sunghoon? Tidak bayar juga, kan?
Sekarang, mereka sampai ke sebuah tempat di luar ruangan, tempat seperti hutan kecil yang berisi puluhan pohon besar.
"Kita ngapain?" Jake bertanya, namun tak kunjung ada jawaban. "Jangan diem-dieman kayak gini dong. Gak seru tau."
"Siapa yang diem-dieman? Nggak, tuh."
Ej sebenarnya agak sedikit tak suka dengan sikap Taehyun. Tapi, jika melihat seberapa dekat hubungan persahabatan Kai dan Taehyun, Ej paham bagaimana sakitnya ditinggal sahabat. "Kita juga sedih harus kehilangan Kai. Tapi Taehyun, lo juga harus bisa nerima semuanya."
Taehyun enggan menanggapi.
"Posisi kita waktu itu lagi gak sadarkan diri, kita gak tau seberapa susah game-nya, Jay juga pasti udah berusaha sebisa dia."
Tidak ada suara setelahnya, ucapan Ej barusan bak angin lewat, tidak di respon. Sampai suara misterius menggantikan keheningan yang ada.
"Bagi dua regu, sekarang."
Perintah tadi membuat Jay memantapkan diri untuk satu regu dengan Nicholas karena dialah orang yang menyebabkan Nicholas terluka seperti itu. "Gue sama Nicholas. Lo mau ikut regu gue?" Jay menanyakan itu pada Sunghoon.
Oknum yang ditanyakan tidak berpikir banyak, langsung mengiyakan ajakan Jay barusan.
Jadi, sudah bisa ditentukan kalau Jay, Nicholas dan Sunghoon masuk regu pertama. Sedangkan Taehyun, Jake dan Ej regu kedua.
"Jika hubungan kalian sedang tidak baik, saling berma'afanlah mulai dari sekarang. Kita tidak tahu kapan kematian menjemput. Karena game kali ini, berhubungan dengan taktik bertahan hidup."
Mereka menyimak dengan baik.
"Bunuh atau dibunuh. Itulah permainnya."
Mendadak mereka berenam kebingungan.
"Cara mainnya gimana!" Jake berteriak, seolah bertanya pada sosok misterius itu.
"Cari sebuah kotak yang saya sembunyikan dibalik pepohonan. Kotak itu berisi senjata dan alat yang akan kalian gunakan untuk membunuh lawan."
Sontak mereka kaget secara bersamaan. Kata 'bunuh' seakan membuka luka kemarin.
"Kalian harus membunuh regu musuh. Regu yang menang akan melanjutkan misi terakhir disebuah labirin. Sedangkan untuk regu yang kalah nanti, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk bertemu matahari esok pagi."
"Silakan cari kotaknya."
Mereka berpencar dengan regu masing-masing. Regu Taehyun pergi ke sebelah utara, sedangkan regu Jay ke sebelah barat.
✷✷✷
—Regu kedua
Jake, Ej dan Taehyun terus mencari kotak yang dimaksud tanpa henti. Mereka bertiga berambisi untuk menang dalam permainan kali ini.
"Kotaknya di mana?" Jake sedikit frustasi. Keberadaan kotak yang dimaksud sangat tersembunyi. Sudah hampir setengah jam mereka berkeliling guna menjadi kotak itu.
"Gue naik pohon dulu, kalian cari di bawah." Ej lantas naik ke salah satu pohon. Mencari kotak lewat ketinggian.
"Ketemu gak?"
Ej masih sibuk mencari, matanya bergerilya ke sana ka sini. "Belum!"
"Coba pindah pohon!" Ej mengikuti arahan Jake. Namun, saat ia berpindah dari pohon satu ke pohon yang lain, sebuah kotak dari atas jatuh menimpa Taehyun. Kotak itu nampaknya disembunyikan di dahan sebuah pohon yang Ej singgahi tadi.
"BUKA! ITU KOTAKNYA!" Tanpa menunggu lama, Teahyun membuka kotaknya. Kotak yang berisi tiga buah pisau, hanya itu saja. Tidak ada senjata yang lain.
"Mau cari kotak yang lain gak?"
"Jangan. Kita pake waktunya buat istirahat aja. Biar nanti fokus."
"Kita beneran bakal main bunuh-bunuhan?" Jake menunduk. Dari dalam hatinya yang paling dalam, Jake tidak tega jika mereka harus kehilangan atau mati di tempat sialan ini.
"Mau gimana lagi. Emang ada cara lain? Nggak, kan?"
"Kalau nanti kita yang mati, gimana?"
"Kita gak boleh kalah."
"Jangan terlalu berambisi, Taehyun. Kita gak tau takdir satu jam ke depan kayak apa."
"Tapi kita unggul dari segi kekuatan. Nicholas lagi luka, gak mungkin dia bisa ngelawan kita."
Setelah itu, hening menjeda. Mereka tidak melanjutkan obrolan. Memilih untuk beristirahat.
✷✷✷
—Regu pertama
Dibawah rindangnya pohon, Jay, Sunghoon dan Nicholas terduduk lemas dengan nafas yang tersengal. Mereka seperti habis dikejar anjing padahal hanya lelah mencari kotak yang tak kunjung ditemukan.
Tidak ada yang menyalahkan satu sama lain, mereka memaklumi kelemahan masing-masing.
"Masih sakit?"
Nicholas mengarahkan pandangannya pada sosok yang bertanya. "Udah nggak. Ayok cari lagi."
"Kita cari ke tempat lain," ucap Jay. Ia mengulurkan tangan untuk Nicholas, membantu saudaranya untuk bangun.
Mereka bertiga lalu berjalan beriringan, walau Nicholas melangkah pelan.
Dari semak belukar sampai dedaunan pohon sudah diperiksa, namun kotak itu tak kunjung ditemukan. Sampai waktu habis begitu saja, berujung pada berpapasannya mereka dengan regu kedua yang sudah membawa pisau ditangan mereka masing-masing.
Regu pertama menghentikan langkahnya, terkejut dengan kedatangan regu kedua yang terlihat kesenangan.
"Hai! Kita ketemu lagi." Tangan Taehyun melambai, seolah sedang menyambut sarapan paginya.
"Kita belum dapet senjata, permainan belum bisa dimulai."
"Kenapa belum bisa? Kan, kita udah ketemu. Tinggal tusuk, mati." Enteng sekali lidah Taehyun berucap seperti itu. Pola pikir Taehyun sedang bermasalah atau bagaimana? Bisa-bisanya ia mengucapkan kata yang menyakitkan pada teman yang bahkan sudah bersama sejak datang ke tempat sialan ini.
Mendengar perkataan Taehyun, Sunghoon mengisyaratkan dua temannya untuk melangkah mundur. Sebenarnya bisa saja regu pertama lari menghindar, tapi kondisi Nicholas bisa lebih parah.
Taehyun menggeleng sambil tersenyum. "Jangan menghindari kayak gitu, percuma."
"Taehyun bener, Sunghoon. Mau gak mau kita harus lawan mereka."
"Tapi gue khawatir sama kondisi lo, Nicholas."
"Gue gapapa. Gue masih bisa lawan mereka. Kalau mereka punya senjata, kita juga punya keahlian bela diri. Ayok lawan!"
Regu pertama maju lebih dulu, disusul dengan regu kedua yang memiliki keunggulan lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Failed
Mystery / ThrillerSeason O1; selesai. "Gak ada cara lain, Jay! Kita harus pecahin semua teka-tekinya!" -fail [28¹²21] #1 ej #7 logika #5 taehyun
