Senandung kecil dari balik tirai sangat menghipnotis otak tujuh remaja yang kini berperan sebagai peserta permainan. Nyanyian yang bernada sangat lembut, membuat ketujuhnya tidak bergerak, malah terlihat seperti sedang menikmati alunan demi alunannya.
Tepat di bait akhir, si penyanyi menghentikan aktivitasnya, senandung indah tadi lenyap, berganti dengan hawa panas yang begitu membakar kulit.
Sekedar informasi, mereka masih dalam regu masing-masing, duduk disebuah gudang besar, hanya beda posisi saja.
Taehyun dan Ej mulai tersadar lebih dulu. Hawa panasnya sangat menggila, bahkan keringat mulai bercucuran disepanjang wajah tampan keduanya.
"Ej? Lo udah sadar?" Pertanyaan Taehyun diberi anggukan saja. Otak Ej belum bisa memahami keadaan secara penuh, berbagai tanda tanya masih setia berputar dikepala.
Beberapa saat kemudian. Mata Jake, Sunghoon, dan Kai yang awalnya menatap dengan tatapan kosong kini mulai memejam bagai orang yang kesakitan. "Kita udah beda tempat, ya?" Jake masih memegangi kepalanya dengan mata yang bergrilya ke sana-sini.
"Jake!" Karena posisi mereka yang lumayan jauh satu sama lain, Taehyun berteriak agar suaranya sampai. Padahal, telinga Jake masih berfungsi dengan baik walau Taehyun tidak berteriak seperti tadi.
"Jay sama Nicholas belum sadar?" Lima pasang mata kini terarah pada dua remaja laki-laki yang masih setia pada lamunannya. Seperti orang yang masih terkena hipnotis.
Mereka bahkan terlalu berfokus pada Jay dan Nicholas sampai lupa kalau kaki masing-masing dari mereka terjerat tali. Tali yang terpasang erat itu bahkan sudah mulai ditarik ke atas.
"Sunghoon! Jangan narik kaki gue!" Kai berdecak kala kakinya terasa di tarik oleh seseorang. Lain dengan Sunghoon yang masih tak percaya dengan ucapan Kai. Apa? Siapa yang menarik apa? Mungkin begitu pikir Sunghoon sekarang.
"Sunghoon! Gue bilang berhenti!"
"Apa sih, Kai! Siapa yang narik kaki lo!"
Kai memutar kepalanya. Betapa terkejutnya dia kala melihat kakinya sudah terikat oleh tali yang lumayan besar dan kuat. "Kaki kalian!"
Semuanya pandangan lantas terarah pada kaki mereka berlima yang sama-sama terikat tali, kecuali Jay dan Nicholas.
Sepersekian detik, tali itu sudah tertarik ke atas. Kalian tau bagaimana nasib Taehyun dan yang lain? Ya, bener. Mereka kini sudah tergantung dengan posisi terbalik.
"Jay!!! Tolong!" Sunghoon berteriak histeris. Batin dan raganya belum siap sama sekali.
"Bangun, Nicho! Tolongin kita!"
Dari ujung gudang, sebuah palu yang diikat oleh tali meluncur bebas ke arah Jay dan Nicholas.
Dugh!
"Aw!" Jay meringis kesakitan. Kesadarannya kembali. Namun, bahu kirinya sedikit linu. Nasib baik masih berpihak pada Jay dan Nicholas sebab palu tadi hanya mendarat di bahu Jay, sedang Nicholas ikut tersadar karena tubuh besar Jay jatuh menimpanya.
"Udah pagi? Kok masih gelap? Mataharinya masih tidur, ya?" Nicholas mengucek matanya. Karena seingat Nicholas, beberapa jam lalu mereka berdua tak sengaja tertidur. Alunan dari seseorang memaksa Jay dan Nicholas untuk menutup mata. Padahal kenyataannya tidak.
"Tidur apa? Orang mata lo kebuka!" Teriak Ej emosi. Memang benar, Ej melihat jelas kebenarannya.
"Gapapa, lah. Bosen juga tidur sambil nutup mata." Nicholas benar-benar menguji mental siapapun. Pantas saja Jay sering mengomel dua puluh empat jam dalam sehari.
"EH BARU SADAR! KALIAN NGAPAIN? YOGA, YA?"
"Yoga. Yoga. Bapak lo Yoga!" Kai berdengus.
"Atau ....Kalian lagi meragain gaya ikan tongkol?"
"Udah sih gausah banyak omong! Tolongin cepet! Kepala gue migran!"
Jay beranjak, tidak mengurusi Nicholas yang masih berdamai dengan kegilaanya. Tapi, langkah Jay terhenti saat suara misterius mengunci indra pendengarannya.
"Jangan maju jika kamu ingin selamat"
"Apa-apaan?!" Jay marah. Ia bahkan ingin mencari orang yang mengucapkan kata bodoh tadi. Dia hanya mengancam atau benar-benar ingin membunuh?!
"Bunuh aja, Om. Gapapa, bapaknya juga ikhlas."
Kilatan terpancar jelas dari netra Jay. Saudara laki-lakinya yang bernama Nicholas itu benar-benar minta dijadikan tumbal proyek.
"JANGAN DENGERIN, JAY! LEPASIN KITA DULU!" lagi-lagi suara lantang milik Teahyun terdengar begitu menggema. Jay bimbang, ia harus mengikuti apa kata orang misterius tadi atau menyelamatkan kelima temannya yang sedang digantung dalam keadaan terbalik?
Jay akhinya memutuskan untuk menyelamatkan temannya lebih dulu. Persetan dengan apa yang orang misterius itu katakan. "GUE KE SANA!"
Langkah Jay lagi-lagi terhenti, kali ini bukan karena suara misterius, melainkan teriakan Nicholas yang sangat menggelegar.
"JAY! BERHENTI BANGSAT! KAKI GUE PERIH!" Nicholas memegangi kakinya yang mengeluarkan banyak darah segar. Sayatan sebuah pisau seperti membuka daging kakinya.
Alih-alih menghampiri Nicholas, Jay malah berlari ke arah sebuah ruangan yang hanya ditutupi gorden. "Keluar lo! Awalnya gue asik-asik aja sama semua game yang ada. Tapi, kalau udah main fisik sampe ngelukain temen gue, abis lo sialan." Jay bergumam sampai wajahnya memerah, tak senang dengan permainan kali ini.
Srek!
Gorden terbuka! Namun nihil, tidak ada seseorang pun didalamnya. Hanya ada sebuah alat untuk memutar musik melalui piringan hitam.
"Siapapun pemilik game ini. Keluar sekarang juga atau—" perkataan Jay terpotong.
"Atau apa? Bukankah saya sudah memberi peringatan tadi? Harusnya anda berpikir dua kali, Jay. Saya masih sukarela memberi keringanan, kalau tidak, mungkin kepala Nicholas sudah terpisah dari lehernya."
Nicholas menelan ludah kasar, rasa sakitnya hilang begitu saja. "Baperan banget gila!" Nicholas membatin, ia juga ingin sekali menyumpahi si pemilik game itu.
"Terus gue harus gimana, hah?" Intonasi Jay meninggi, terkesan seperti orang yang sedang menantang.
"Kalian cukup cerdas untuk bertahan sampai sejauh ini. Kalian bahkan tau kalau permainan tahun lalu sudah memakan korban bahkan dironde ketiga?"
Jay menanggapi ucapan tadi dengan tak kalah pedas. "Mereka mati karena permainan lo aneh semua!"
"Sudahlah. Jangan terlalu melebih-lebihkan apapun. Ikuti saja permainnya jika kalian masih ingin hidup lebih lama lagi."
Sunghoon dan yang lain mulai tidak kuat lagi digantung dengan posisi terbalik seperti itu. Untuk bernafas saja ia harus bersusah payah. "JANGAN BUANG-BUANG WAKTU, JAY. LO MAU LIAT KITA BERLIMA MATI DALAM KONDISI KAYAK IKAN MAU DI ASAP? GAK KASIAN SAMA NICHOLAS YANG UDAH SEKARAT?"
Jay diam. Jalan satu-satunya hanya menurut. Kunci keselamatan Sunghoon, Taehyun, Ej, Jake dan Kai ada ditangan dua bersaudara itu. Entahlah, mungkin hanya ditangan Jay karena kondisi Nicholas cukup memprihatinkan.
Setelahnya, lampu mendadak padam lagi. Si pemilik game sedang mengirit listrik atau bagaimana?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Failed
Детектив / ТриллерSeason O1; selesai. "Gak ada cara lain, Jay! Kita harus pecahin semua teka-tekinya!" -fail [28¹²21] #1 ej #7 logika #5 taehyun
