конец

186 70 6
                                        

Tiga pemain yang tersisa kini meneguk ludahnya kasar. Permainan terakhir dan permainan yang menentukan hidup dan mati sudah di depan mata. Mungkin mereka bisa saja brontak pada orang-orang bertopeng tadi, tak terima kalau-kalau permainan berikutnya adalah permainan yang mengundang maut bagi ketiganya.

Tapi apa boleh buat, tidak ada pilihan lain selain menuntaskan permainan. Kalau dipikir-pikir, akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan permainan. Tidak ada petunjuk atau apapun tentang labirin. Pemain kelahiran 1999 yang berhasil saja entah ada dimana, mereka harus mengasingkan diri atau mengubah indentitas. Jadi, bagaimana Taehyun, Jake dan EJ bisa menyusun rencana kalau mereka saja tidak tau apa dan siapa saja yang ada di dalam.

"Kalian masuk lewat pintu yang berbeda." Suara misterius itu muncul saat pikiran mereka berkecamuk. Apa-apaan! Batin Ej tak terima, bermain dengan regu lengkap pun belum tentu bisa lolos, apalagi harus bermain sendiri-sendiri.

Sumpah-serapah sudah keluar sejak tadi dari mulut Jake, kesal sudah mendominasi dirinya. Di waktu seperti ini dia tidak akan bisa berpikir jernih. Pun dengan Taehyun, dia menutup mata rapat sambil mengepalkan kedua tangan.

"Kalian mau masuk atau mati?" Terdengar seperti ancaman namun tidak bagi Ej. Kalimat tadi seperti sebuah kutukan yang mungkin bisa terjadi. Ej kehilangan semangat untuk hidup, dia hanya bisa berdoa semoga dirinya mati dalam keadaan yang tidak menyiksa.

Mereka lantas saling bertatapan, kemudian memisahkan diri.

(labirin di atas tidak sama dengan labirin di permainan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(labirin di atas tidak sama dengan labirin di permainan.)


Taehyun— pintu tengah.

Pintu tengah dilewati oleh Taehyun, sambil melirik sana-sini, dia terus melangkah pasti sambil menaruh ribuan dendam yang tak kunjung berkurang.

Dalam keadaan hati yang kurang baik itu, bukan tidak mungkin kalau langkahnya terkesan seperti orang yang marah. Hentakan demi hentakan sangat terdengar oleh rungu, namun dia mendadak diam di tempat. Kakinya sudah berhenti, tapi satu suara hentakan kaki membuatnya sedikit ketakutan.

Dia lantas melangkah lagi, mau memastikan apakah langkah tadi hanya sebuah gema dari langkah sebelumnya atau memang ada yang janggal.

Tak

Tak

Tak

Tak!

Suara hentakan terakhir bukan suara yang berasal dari kaki Taehyun, lagi-lagi dia diam sebentar, mengumpulkan keberanian untuk melihat ke belakang.

Setelahnya, dia memberanikan diri untuk melihat ke belakang dan betapa terkejutnya ia kala mendapati satu sosok dengan pisau besar yang sudah berkarat.

Taehyun tak bergeming, memikirkan bagaimana jadinya kalau pisau itu menyayat kulitnya, pisau yang tumpul nan berkarat akan menyayat sampai waktu yang lama. Pasti, rasa sakit pasti akan menyiksa Taehyun kalau dia tertangkap sosok misterius yang kini tersenyum dari balik topeng berhias bulu merak.

FailedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang