Tujuh, ada tujuh orang siswa Sekolah Menengah Atas yang nekat mengikuti sebuah permainan yang disediakan oleh oknum yang tidak ingin disebutkan namanya.
Permainan itu bernama логика и математика. Diambil dari bahasa Rusia yang artinya Logika Dan Matematika. Masalahnya, permainan ini tidak hanya mengandalkan logika dan matematika saja. Tapi otak, kepekaan, kecerdasan, bahkan kesehatan jasmani sangat dibutuhkan untuk menuntaskan misi yang diberikan.
Bagaimana cara bermainnya? Mudah saja, mereka harus menemukan jawaban dari pertanyaan atau petunjuk yang diberikan oleh seorang yang kita sebut 'дядя' (paman).
Hadiah yang mereka dapatkan jika berhasil adalah 523.600 rubel, atau setara dengan seratus juta rupiah. Jumlah yang fantastis, bukan?
Oleh karenanya, tujuh anak laki-laki itu sangat bersemangat mengikuti permainan. Mereka tidak memikirkan 'bagaimana jika kalah'. Mereka hanya memikirkan bagaimana caranya supaya mereka menang.
Umm ... apa yang terjadi jika mereka tidak dapat menyelesaikan permainan? Tidak ada yang tahu, mungkin senasib dengan pemain tahun lalu yang dikabarkan hilang tanpa jejak.
Semua hal yang ada di dunia ini memiliki resikonya masing-masing, 'kan?
"Kalian serius mau ikut game ini?" Jay bertanya pada keenam sahabatnya yang sibuk melihat-lihat tempat yang ada dihadapan mereka. Ya, mewah, besar, dan memusingkan.
"Lo takut, ya?" ejek Nicholas, rival Jay selama tujuh belas tahun ia hidup.
Kadang Jay berpikir, kok bisa gue punya sodara yang akhlaknya ketinggalan di dalem rahim?
"Enggak takut, cuma aneh aja. Duit seratus juta mah tinggal gesek!" Sombong memang, tapi itulah Jay.
"Gue tau Emak sama Bapak kalian pada terbelit harta. Tapi, kita harus menjalankan tugas dari sekolah dengan sebaik-baiknya. Kece gak tuh kata-kata gue," lawak Sunghoon. Padahal, ia juga sama takutnya dengan Jay.
"Kita semua dipilih, karena kita pinter, ya?"
"Iya! Tetep tahta tertinggi itu milik Jake," ketus Taehyun.
Ej kemudian membatin, bagaimana jika otak Jake gabut dan tidak mau digunakan untuk berpikir?
Kai mengenal nafas, tepatnya berpasrah diri pada keadaan. "Padahal gue pengennya rebahan."
"Tapi gak perlu khawatir. Kan, ada Jake sama Taehyun, kalo petunjuk angka, tinggal suruh aja mereka berdua mikir."
"Iya juga, sih. Tapi, kalau petunjuknya harus pake logika gimana? Emang kita mampu? Bukannya kita rada belet, ya?" Nicholas menatap Jay penuh tanda tanya.
Jay jelas berdengus. "Kita? Gak salah?"
Lupakan dua bersaudara yang repot itu! Lebih baik kita lihat dua orang insan yang disibukkan dengan petunjuk pertama untuk memasuki tempat permainan.
"Kira-kira kunci yang mana?" Taehyun meminta pendapat pada teman-temannya. Ada sekitaran lima buah kunci dimeja dekat pintu masuk, disisi paling ujung pun terdapat sebuah kertas yang berisikan petunjuk.
"Tidak panjang, tidak besar, dan Aku netral."
(*Urutan kunci)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.