прячется

228 95 15
                                        

Dua jam berlalu begitu saja, menyisakan beberapa detik sebelum suara sirine membangunkan orang yang ada didalam ruangan tersebut. Pegal, itulah yang mereka rasakan.

Saat hendak menggerakkan tangan, Jay dibuat terkejut kala tali membelit tubuhnya dengan sedikit keras. Yang lain pun sama terkejutnya, sebab tali tersebut membelit persis seperti terbelitnya tubuh Beomgyu di photo tadi pagi.

Dan sepertinya, Taehyun kesulitan untuk melihat jam tangannya. Alhasil, ia hanya bisa memperkirakan saja. "Kayaknya ini jam satu siang deh."

"Ngapain mikirin jam! Ayo bukain talinya!" desak Kai.

"Bentar! Kok cuman Jake yang nggak diiket?" ujar Nicholas. Pasalnya, remaja bernama Jake masih asik tertidur dengan posisi yang tidak berubah, bahkan tidak ada seutas talipun yang melingkar ditubuhnya.

"Jake gak mati, kan?" tanya Ej kikuk.

"Ya nggak, lah! Sembarangan!" Sunghoon terlihat tak suka saat Ej mengutarakan pertanyaan bodohnya.

Ej yang ikut terbawa suasana mulai kepanasan juga. "Cuma nanya, gausah sensi."

"Umm ... Coba tendang," Kai menyarankan Taehyun untuk menendang pelan tubuh Jake agar dia terbangun.

"Kaki kita diiket Kai tampan dan pemberi, mau nendang pake apaan?" Taehyun menatap Kai horor. "Pake tendangan tak kasat mata?"

"Lo maju, terus samperin tuh manusia kadal. Tendang pake dua kaki lo!"

"Kenapa gak lo aja? Kan, posisi lo paling deket saka Jake!"

"Gak bisa! Tali gue nyambung sama tali Sunghoon."

"Beban emang," Sunghoon berguman kecil.

"Bisa?" Kai meminta kepastian pada temannya itu. Jika dilihat-lihat, posisi Taehyun berjarak sekitar lima meter dari tubuh Jake.

"Gue usahain." Taehyun merangsut perlahan. Walau wajah keberatan seorang Kang Taehyun itu jelas terlihat, ia masih mempunyai niat yang kuat untuk menuntaskan permainan sebelum batas waktu yang ditentukan. Jika menyuruh Nicholas, Ej, ataupun Jay tidak akan ada beresnya, yang ada hanyalah ke-random-an yang akan membuang-buang waktu.

Sampailah Teahyun tepat dihadapan wajah Jake yang damai. Ada sedikit ketidaktegaan untuk menyadarkan Jake dari tidurnya. "Beneran nih gue tendangan aja?"

"Lama lo!"

"Siram aja gak sih?" saran Nicholas.

"Pake apa?"

"Siraman rohani." Nicholas lalu memutar tiga puluh derajat kepalanya menghadap Jay, si saudara sepupu yang kini menatap Nicholas dengan mata elangnya. "Jangan banyak omong, saran lo sama sekali gak dibutuhkan."

Taehyun memantapkan diri untuk menendang Jake. Ia memikirkan bagian tubuh mana yang tidak terlalu sakit jika dipukul. Akhirnya Teahyun memilih bagian paha bagian kanan. "Jake! Bangun!"

Jake tidak memberikan reaksi apa-apa, posisinya masih tetap sama.

"Jake!" Taehyun menendangnya lagi.

"KANG TAEHYUN YANG TERHORMAT, TOLONG YAA INIMAH KALO NENDANG TEH YANG AGAK KERASAN DIKIT!" Bak sebuah mantra putra tidur, suara teriakan Jay membuat Jake tersadar. Jake bangun seolah tidak terjadi apa-apa. Ia menggeliat kemudian menguap beberapa kali. "Kenapa ribut? Ganggu gue tidur aja!" Kedua mata Jake terbuka sempurna. "Kalian ngapain main iket-iketan kaya gitu?"

"Sopan banget lidahnya," Ej menyunggingkan salah satu sudut bibir. Aneh, batinnnya.

"Karena nyawa lo udah kekumpul semua, ayo bantuin kita lepas tali-tali ini!" perintah Taehyun.

FailedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang