7

988 78 41
                                    

Edel mengetuk pintu kerja Bram,

"Pa, Edel boleh masuk?"

"Boleh nak, ada apa anak papa kemari? perlu sesuatu?"

Edel menggeleng, menarik kursi duduk disamping ayahnya

"Pa, Edel mau tanya, tapi papa harus jujur"

"Apa nak? Edel mau tanya apa?" Bram mengelus rambut hitam anaknya

"Apa benar Edel bukan anak papa?"

Bram terdiam, senyumnya perlahan memudar , matanya bergetar

"Siapa yang bilang? Edel anak papa sayang, siapa yang bilang? mama?"

"Amel yang bilang katanya dengar dari mama"

"Jangan didengar kata adikmu Del"

"Pa, jujur sama Edel, pasti ada alasan kan kenapa mama benci sama Edel?"

"Mama berharap kamu terlahir sehat, tapi ternyata ada masalah dengan kakimu, mama kecewa dan sepertinya belum bisa menerima" bohong Bram pada Edel

"Papa tidak bohong?"

"Tidak sayang, kamu ke kamar sana, sudah jam tidur siang kan?"

Edel mengangguk dan berjalan perlahan ke kamarnya, Bram benar-benar murka sekarang, dia naik ke atas membuka pintu kamarnya kasar

"Zahra ! kamu keterlaluan! kamu tega mengatakan pada Edel dia bukan anakku?!"

"Aku tidak pernah mengatakannya! aku ingin ! tapi jika bukan karena ayah dan ibu, aku sudah mengatakannya dan mengusirnya sejak lama!"

"Gila kamu Ra! gila !!! perempuan gila !"

"Papa mama kenapa?" tanya Amel berlari ke kamar

"Amel! kamu mengatakan apa dengan kakak?"

Amel menangis, Zahra langsung memeluknya dan mendorong Bram menjauh

"Kenapa kamu membentaknya hanya demi anak haram itu?! Amel anakmu!"

"Sudah aku katakan aku ayahnya! 15 tahun aku membesarkanya ! sedangkan kamu hanya menyiksanya sesuka hatimu! aku memang ayah tirinya tapi aku jauh lebih baik dari ibu kandungnya sepertimu!"

"Ja-jadi benar aku bukan anak papa?" Edel sudah berdiri didepan pintu

"Ja-jadi benar aku bukan anak papa?" Edel sudah berdiri didepan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar anak pembawa sial!" Zahra menampar Edel sekali

"Edel !" Bram membantu Edel berdiri

"Anak haram! anak sial! kenapa?! kamu berharap ayahmu Bram?! tapi maaf ayahmu bajingan! dia meninggalkanku saat tahu kamu tumbuh dirahimku! kenapa kamu tidak mati saja waktu itu?! aku menyesal pernah melahirkanmu!"

EDELWEISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang