.

1K 65 26
                                    

"Anak mama cantik" kata Zahra menimang bayi dipelukannya,

Wajahnya mirip dengan kakaknya sewaktu bayi, sehingga Bram memberinya nama Edeli,

"Adek cantik tidak?" tanya Zahra pada Amel yang disampingnya hanya diam melihat ibunya

"Cantik mirip kak Edel ma" jawabnya setelah melihat ke arah Bram yang duduk disofa

"Iyakan mirip kak Edel?" kata Zahra terus mengelus kepala botak itu

"Ra, aku bawa dulu bayinya ya, kamu istirahat saja"

"Bayinya? Maksudmu apa Bram? Ini anakmu! Harusnya kamu menyebutnya bayiku"

"Iya maaf Ra, biar aku bawa Edeli ke kamarnya ya"

Zahra akhirnya membiarkan Bram keluar bersama Edeli,

"Ma, mama jangan menangis lagi ya, jangan sedih lagi"

"Mama sudah tidak ada waktu untuk itu, mama harus fokus mengurusi adikmu, Amel mengertikan?"

Amel hanya mengangguk tanda tak paham ibunya antusias sekali kini,

*

Pukul 2 pagi Zahra terbangun dari tidurnya, dia berjalan ke box bayi tapi tidak ada bayinya, dia histeris membangunkan Bram,

"Bram! Edeli hilang!"

"Tenang Ra! Edeli ada dikamar Amel"

Zahra langsung berlari ke kamar Amel, dia melihat Amel memeluk anaknya itu dengan erat,

Dia mengambil pelan Edeli dari pelukan Amel, dan dia bawa ke kakamar.

"Biarkan dia dengan Amel saja"

"Kamu kenapa Bram?! Kenapa kamu selalu menolak Edeli tidur dengan kita dikasur?! Kenapa dia harus diboxnya? Dan kenapa harus dengan Amel?!"

"Dulu saja kamu menaruh Edel ditengah kita! Apa kamu tidak sayang pada Edeli?!"

Menghela napas Bram bangkit dan memeluk Zahra,

"Kita tidur ya sayang, kamu yang peluk Edeli"

Mereka akhirnya tidur bertiga disana,

*

Sore harinya orangtua Zahra datang berkunjung,

"Bu , ayah" sapa Zahra

"Amel mana?"

"Sekolah bu"

"Bukannya harusnya sudah pulang?"

"Mungkin masih dijalan, ibu ayah duduk saja aku mau menyiapkan makan malam"

"Oh ya bu, tolong bantu jaga Edeli"

Dini hanya mengangguk, bayi itu ada disampingnya, tapi Dini malah menangis.

Bram pulang dengan Amel,

"Nenek kakek!"

"Sini cucu kakek" ayah Zahra mendudukan Amel dipangkuannya

Zahra yang melihat itu kesal,

"Bu ! Ayah! kenapa hanya Amel yang disayang? Lihatlah bayiku yang malang itu! Ibu biarkan dia berbaring sendiri tanpa ibu gendong"

Zahra menggendong bayinya dan kembali ke dapur.

"Bram, masih seperti ini?"

"Masih bu, yang penting sekarang Zahra bisa tenang"

Berbagai lauk sudah didepan mata, mereka duduk menyantapnya.

"Bu aku keatas memberi susu dulu ya untuk Edeli"

"Ra! Makan dulu!"

"Bu! Anakku kelaparan! Apa ibu tidak dengan suara tangisnya? Aku tidak tahu kenapa kalian semua membenci Edeli, yang jelas aku sangat menyayanginya!" kata Zahra beranjak pergi

"Zahra! Cukup!" Teriak Dini merebut paksa bayi itu dan dibanting ke lantai

"Tiddaaaaaakk !!!!!" Teriak keras Zahra

"Zahra!!! Sadar kamu sadar!" Dini mengunjang tubuh Zahra berkali kali

"Edeli sudah meninggal! Dia meninggal 5 jam setelah dilahirkan!!!! Kamu sendiri yang menggendongnya untuk dikremasi!"

"Tidak bu! tidak ! Edeli tidak meninggal! idak ! Anakku masih hidup! Edeli ... Edeli dimana nak"

Zahra berdiri berjalan mencari Edeli,

"Edeli jangan marah sama mama"

Bram tidak tega mendekap istrinya sambil menangis keras,

"Ra, Edel dan Edeli sudah tenang sayang, jangan kamu seperti ini lagi"

"Tidak bram, Edel mungkin masih disekolah, Edeli dikamar atas"

"Ra! Aku mohon sadarlah! Sudah 5 bulan kamu selalu membawa boneka bayi itu!"

Zahra kembali tersadar dua putrinya meninggal dunia, Edeli meninggal karena terlahir dengan jantung diluar, Zahra amat terpukul, dia tak bisa menerima kenyataan ini.

Ditinggal 2 anaknya berturut-turut, dia tak mampu hingga dia mulai berhalusinasi jika Edeli masih hidup,kadang jika parah dia akan berhalusinasi Edel juga masih hidup, begitulah Zahra menghabiskan sisa hidupnya, Bram bertemu Edel dan Edeli lebih dulu meninggalkan Amel yang setia merawat ibunya yang mengalami ganguan mental.

Amel dan Zahra benar-benar menerima karma atas perbuatan mereka, menakutkan bukan? Jangan mencoba mengajak karma bermain, karena hanya ada 2 akhiran, akhiran bahagia atau akhiran penderitaan, karena ialah kejutan yang tak pernah tahu kapan datangnya, apa tujuannya serta berapa lama dia menetap ada dalam hidup kita.

Ini udah akhir karma Zahra😂😭

Kita lanjutin cerita Zahra, Edel dan Bram versi happy kiyowo aja ya di Inheritance Love, udah aku up 😆😆

EDELWEISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang