Zahra menyiapkan bekal untuk Amel dan Edel,
"Del, ini bekalmu, dihabiskan ya" Zahra menyodorkan kotak bekal itu
Edel masih diam tak bergerak, seperti sedang memikirkan sesuatu
"Edel tidak mau bawa bekal? atau Edel mau jajan? tapi kata dokter Edel tidak boleh jajan diluar nak"
Edel menggeleng, kemudian mengambil kotak itu dan dimasukan ke dalam tas.
"Ayo ma berangkat" kata Amel
"Hari ini Amel berangkat dengan papa ya"
Biasanya memang Zahra yang mengantar Amel, mana mau seorang Zahra mengantar Edel? Dia bahkan tidak mengijinkan Edel duduk dimobilnya.
"Mama mau kemana?"
"Mau mengantar kakak ke sekolah"
Jawaban yang membuat Amel dan Edel terkejut, pertama kali dalam hidupnya Zahra mau mengantarnya,
"Kan biasa kakak berangkat sendiri!" bentak Amel
"Kakak kan masih dalam pemulihan sayang"
"Amel juga, perut Amel juga masih sakit" Amel berkata dusta, dia sudah sehat, jahitannya sudah kering, kondisinya juga sudah membaik, beda dengan Edel yang masih lemah
"Amel sama papa ya" Bram turun langsung menggendong Amel agar dia tidak menolak
"Ma, Edel berangkat sendiri saja, sudah biasa kan Edel berangkat sendiri?" katanya lalu berbalik
"Del, tunggu, mama antar" Zahra kemudian menggandeng tangan Edel, selama perjalanan Edel hanya diam, tentu dia senang diantar ibunya.
Mobil itu berhenti tepat digerbang sekolah, Zahra membantu Edel turun, supir mereka pun kaget melihat perubahan nyonyanya ini,
"Sudah ma, Edel bisa sendiri"
"Mama antar sampai kelas ya?"
Edel menggeleng menolak, bukan tidak suka, tapi dia belum terbiasa, dia takut suatu hari nanti Zahra akan berubah kembali dan pastinya hatinya akan beribu ribu kali lebih sakit daripada sebelumnya.
"Kenapa nak?" tanya sedih Zahra
"Teman-teman Edel belum pernah lihat mamakan? nanti mereka tahu mama punya anak ca-
"Edel ! jangan kamu berkata seperti itu lagi, mama antar sampai kelas!" Zahra menggandeng Edel hingga ke kelas, semua mata teman-temannya memandang ke arahnya, terheran dengan wanita cantik yang menuntun Edel ke kelas.
Hari itu entah kenapa Edel lebih semangat belajar, dia sangat fokus pada pelajaran, dia tidak akan tergangu karena perut laparnya lagi, dan tak perlu jalan jauh ke kantin untuk membeli makan siang.
Bel berbunyi tanda sudah jam pulang, Edel berjalan menuju gerbang, dia berharap ibunya akan menjemput, tapi harapannya pupus kala hanya melihat supirnya yang membukakan pintu mobil. Edel kembali kecewa, ketika dia berharap kenapa untuk sekali lagi dia dikecewakan?
"Edel sudah pulang nak? maaf ya tadi mama tidak menjemput, adek katanya tidak enak badan minta ditemani"
"Tidak apa ma, lain kali tidak perlu mengantar dan menjemput Edel, Amel masih kecil dia lebih butuh mama" jawaban pelan tapi Zahra merasa tercabik, dia hanya diam melihat Edel bejalan pelan ke kamarnya.
*
Hari ini hari Sabtu, waktunya semua berkumpul dirumah. Di ruang tengah ada Amel, Zahra dan Bram.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS
FanfictionKisah hidup seorang anak yang tidak diinginkan ibunya , dari kandungan hingga detik ini dia tidak pernah tahu kasih ibu itu seperti apa.