Zahra sedang membongkar isi lemarinya,
"Sedang apa kamu?" tanya Bram yang melihat aneh istrinya
"Aku tidak tahu harus memakai baju apa ke pertemuan nanti"
"Pakai baju yang biasa kamu gunakan untuk menghadiri pertemuan disekolah anakmu" kata Bram menyindir
"Bram, sampai kapan kamu akan memperlakukan ku seperti ini?"
"Sampai aku puas, seperti kamu dulu memperlakukan anakku"
"Aku sudah berusaha Bram, seharusnya kamu membantuku!"
"Tidak ada urusan denganku, selama ini aku selalu memberikan yang terbaik untuk anakku, untuk masalah ini kamu tanggung sendiri, dari dulu sudah aku peringati dirimu kan?" kata Bram mengambil dasinya kemudian keluar
Zahra menghela napas, dia terduduk dikasurnya, mungkin dia harus lebih berusaha.
Edel sudah siap dibawah menunggu ibunya, setelah semalam Zahra memaksa untuk hadir, Edel takut , ada sebuah rahasia yang mereka semua tidak tahu, termasuk Bram.
"Ayo sayang, kita berangkat, mama sudah rapi kan?"
"Cantik ma" jawab Edel dengan senyuman
Mereka sudah tiba di sekolahan Edel, Edel lebih dulu masuk ke kelas, sedangkan Zahra menuju toilet.
Edel duduk dikursinya, tiba-tiba 3 teman kelasnya datang membanting tas mereka dihadapan Edel
"Siapamu itu?!" tanya seorang temannya
"Ibuku"
"Ibu? kamu punya ibu?!"
"Bukannya kamu anak yatim piatu?"
"Kenapa diam? mengakui?"
"Eh tapi aku rasa dia itu bukan ibunya, mungkin bibinya yang kasihan dengan anak pincang seperti dia"
Mereka bertiga tertawa keras sekali, Zahra berdiri disamping pintu, melihat bagaimana anaknya sendiri dibully, ternyata tidak hanya dirumah, disekolah pun demikian, tentu hatinya kembali tergores, apa beda dirinya dengan ketiga teman Edel?
"Eh anak haram, kapan kamu keluar dari sekolah kami?"
"Kamu itu buat malu saja! seharusnya kamu bersekolah disekolahan khusus penyandang cacat!"
"Mana cepat berikan uangmu!"
"Aku tidak ada uang" jawab Edel
"Sebaiknya kita cari target lain saja, dia memang miskin ! istirahat makan saja kadang dia makan kadang tidak!"
Hati Zahra berkecambuk, airmatanya terus mengalir meski dia sudah berusaha menahan, hidup putrinya yang hancur karenanya, tidak sampai disitu, dialah juga yang terus memberikan penyiksaan lahir batin padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS
FanfictionKisah hidup seorang anak yang tidak diinginkan ibunya , dari kandungan hingga detik ini dia tidak pernah tahu kasih ibu itu seperti apa.