Selamat membaca.
***
Lelaki yang memakai jaket bertuliskan D.E.K itu membuka pintu kamar di depannya. Ia ingin menemui seseorang yang berada di balik pintu tersebut.
“Ge—”
Ucapannya terhenti, ia terpaku ketika melihat bukan hanya Gestraf yang berdiri di sana.
Gestraf menghela napas pelan. Sudah dia duga, semuanya jadi kacau sekarang.
“A—apa ini, Ge? Siapa dia?” Ryu memperhatikan wajah lelaki yang kini masih memegang knop pintu dengan teliti.
Matanya terbelalak, ia ingat sekarang.
“Ge?” Kini perhatian Ryu sepenuhnya teralihkan kepada Gestarf.
Gestarf meyugar rambutnya kebelakang.
“Dia ketua D.E.K, Savier Alexander Deril.”
Pernyataan Gestraf menambah keterkejutan yang dialami Ryu.
Savier si anak cupu? Seharusnya pertanyaan itu diungkapkan oleh mulut Ryu. Namun nyatanya ia tidak sanggup mengatakan apapun. Ia terlalu kaget mengetahui fakta ini.
Sungguh, Ryu tidak pernah menyangka kalau ketuanya adalah orang yang sering dibully disekolah. Bahkan Gestarf pun ikut membully Savier.
Apakah ketika Gestraf melakukan pembullyan, ia tidak takut sedikitpun. Apakah ia tidak takut dibunuh.
Ryu memandang ngeri ke arah Gestraf.
“Berhenti berpikiran yang aneh, Ryu! Savier tidak akan pernah membunuhku.” Gestarf bersuara pelan menghentikan pemikiran aneh Ryu, seolah dia tahu apa yang ada dipikiran lelaki jangkung itu.
Ryu berdeham pelan. Tatapannya kini kembali terarah kepada Savier. Jika dilihat dengan teliti, Savier berbeda sekali ketika di sekolah. Rambut yang sedikit berantakan, mata yang tajam, dan tidak ada kacamata yang sering dipakainya.
Astaga, dia benar-benar berbeda.
“Mau sampai kapan lo berdiri di sana?” Suara Gestraf mengalihkan tatapan Savier dari Ryu. Ia masih kaget dengan kehadiran Ryu disini.
Ia bergumam sebelum masuk ke dalam.
“Ryu Anggara Feril, benar?” Suara Savier lembut dan tenang namun terdengar mengerikan di telinga Ryu.
Ryu menganggukkan kepalanya pelan. Dia tidak bisa berkata-kata. Tatapan intimidasi itu membuat ia terpaku.
Savier mendekat ke arah Ryu, menepuk pelan bahu lelaki itu.
“Selamat datang di D.E.K.”
Ucapan selamat itu terlambat sekali. Ia sudah bergabung di sini sejak 2 tahun yang lalu.
“Oh, maafkan saya karena terlambat memberikan ucapan selamat.” Savier terkekeh pelan. Yang terdengar seperti ejekan di telinga Ryu.
“Saya tidak melihat orang tuamu. Mereka kemana, Gestraf?” Kini Savier telah duduk di pinggir ranjang.
“Kalimantan, papa sedang ada proyek di sana. Mama juga ikut pergi untuk menemani dia.”
Savier hanya mengangguk. Sekarang dia kembali menatap Ryu. Lelaki itu hanya diam saja ditempat awal. Badannya juga terlihat tegang.
“Astaga, ada apa denganmu? Tidak usah tegang begitu! Santai saja.” Savier mengibaskan tangannya.
Ryu hanya tersenyum kaku menanggapi ucapan Savier.
Harus ia akui, aura Savier sekarang mengerikan. Dia sangat tenang, senyumannya lembut. Tapi hal itulah yang membuat Savier tampak mengerikan.
Ryu tahu betul, dibalik sikap tenang dan senyuman lembut itu pasti ada Iblis yang bersemayam di sana. Membayangkannya saja sudah membuat Ryu bergedik ngeri.
“Ryu.” Panggilan itu menyadarkan Ryu dari lamunannya.
“Kamu tahu apa itu D.E.K?”
Ryu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ia tahu apa itu D.E.K.
Devil. Evil. Kill. Gestarf mengatakan kalau dinamai seperti itu karena kelompok ini adalah kelompok yang kejam dan siap membunuh siapapun yang menjadi musuh mereka.“Gestraf mengatakan kalau kelompok ini bisa membunuh siapapun, benar?”
Lagi lagi Ryu hanya mengangguk.
Savier menghela napas.
“Sebenarnya D.E.K bukan kelompok yang kejam.” Savier menjeda ucapannya. Ia menatap langit-langit kamar Gestarf.
“Saya membangun kelompok ini hanya untuk bersenang-senang bersama teman-teman saya. Menghabiskan waktu bersama mereka. Tanpa adanya unsur perkelahian di dalamnya. Namun hal itu berubah ketika Death Eagle, kelompok yang dipimpin oleh Raka mengacaukan semuanya.”
Mata Savier terpejam ketika mengingat kejadian yang mengharuskan ia masuk ke penjara. Kejadian itu benar-benar telah merusak nama kelompok yang ia bangun dan membuat ia harus menjadi cupu di sekolah.
“Sejak saat itu, saya tidak pernah menampakkan diri lagi. Bersembunyi bagaikan pengecut. Kamu tahu kenapa?”
Ryu menggelengkan kepalanya.
“Karena mama saya. Mama saya sempat depresi dan nyaris gila setelah kejadian itu.” Kini tatapan Savier mengarah ke Ryu “Saya juga sudah ingin membubarkan D.E.K, tapi niat itu saya urungkan. Karena ketua Death Eagle yang sekarang ingin membalaskan dendam kepada saya. Saya akan menunggu dia, menunggu waktu yang tepat untuk menemui dia. Namun ada satu hal yang membuat saya lagi-lagi ingin membubarkan D.E.K.”
Savier berhenti sejenak. Membaringkan tubuhnya ke ranjang. Menutup kedua matanya dengan lengan.
“Karena wanita itu. Saya ingin memliki dia dan menjauhkan dia dari bahaya. Tapi lelaki brengsek itu malah kembali menantang saya. Dia menghambat saya untuk membubarkan kelompok ini. Bukan begitu, Ryu?”
Savier bangkit dari tidurnya. Berdiri menghadap Gestraf dan Ryu. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku.
Savier menghela napas pelan “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.”
Jadi itu alasan Savier menyuruh Ryu untuk menghentikan Faras. Savier ingin membubarkan D.E.K. dan melindungi wanita pilihannya. Apakah Gestraf juga mengetahui hal ini? Ah, dilihat dari sikap santai Gestraf, Ryu bisa menebak kalau lelaki itu pasti juga sudah mengetahuinya.
“Ah iya, hampir lupa. Saya ke sini ingin mengajakmu untuk bermain game yang baru saya temui.” Savier meraba sakunya, menunjukkan game yang baru saja ia beli ke arah Gestraf.
Meskipun Savier menunjukkan senyum lembut tapi Gestraf tahu, lelaki ini sedang menyimpan luka. Hal ini sering terjadi ketika Savier merasakan sedih, gelisah, dan terluka. Lelaki itu akan mengajaknya untuk bermain.
“Oke. Ayo segera pasang ke sana. Ryu, lo juga boleh ikut.”
Ryu hanya menganggukkan kepalanya.
Mereka siap untuk bermain bersama. Mengalahkan serta memenangkan permainan ini.
***
Tbc
Senin, 10 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIER : HE'S A GOOD PAPA
Romance••• Jangan lupa pencet vote dan komennya ya ges😂 ••• Ferlin Fioala Vexi, gadis remaja berusia 17 tahun yang memiliki segudang mimpi itu harus rela saat mimpinya hancur ketika ia diperkosa oleh teman sekolahnya sendiri. Ia tidak menyangka bahwa lela...