Lelaki berkacamata bulat serta berpenampilan rapi itu berjalan menyusuri koridor sekolah sembari menundukkan kepalanya.
Tatapan meremehkan dan merendahkan ditunjukkan para murid SMA HSN INJAYA kepadanya. Sekolah elite yang hanya berisikan orang-orang kaya serta pintar.
Jika ingin masuk ke sekolah ini kalian hanya punya dua pilihan, kaya atau pintar. Mereka yang miskin tapi pintar akan mendapat beasiswa. Sedangkan mereka yang kaya akan dengan mudah masuk.
Yang miskin dan berpenampilan cupu hanya akan menjadi bahan penindasan oleh mereka yang berkuasa.
Savier sudah terbiasa dengan tatapan tersebut. Ia terus berjalan tanpa menghiraukan mereka semua. Hanya karena ia terlihat cupu dan lemah, Savier terus dibully. Meskipun dia berasal dari keluarga yang menjadi salah satu donatur di HSN INJAYA ini, tapi itu tidak menjadikan alasan untuk dia bebas dari pembullyan.
Langkah Savier terhenti ketika merasakan seseorang menepuk bahunya.
“Woho, Brother.”
Ia mendongakkan kepalanya, menatap datar ke arah lelaki yang kini berdiri dengan senyuman mengejek di wajahnya.
Gestraf Putra Injaya, putra dari pemilik sekolah ini. Salah satu murid yang paling gemar membuat kerusuhan di HSN INJAYA.
Lelaki itu mulai mengambil paksa kacamata Savier dan segera membuangnya ke kotak sampah. Ia juga segera mengambil air bekas cucian piring yang telah disiapkan dari kantin dan segera menuangkannya ke badan Savier.
Gelak tawa langsung terdengar ketika murid HSN INJAYA melihat aksi dari Gestraf. Ada juga yang sedang mencibirnya dengan mengatai bodoh dan cupu.
Bukannya gemetar ketakutan, Savier malah tersenyum lebar ke arah lelaki yang ada di hadapannya ini. Hal itu membuat Gestraf merinding sekaligus geram, ia melayangkan satu tinjuan ke pipi Savier. Tinjuan yang melayang ke pipinya membuat kepala lelaki itu tertoleh ke arah kanan, sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.
“Sialan, lo!”
Savier menelengkan kepalanya, ia tersenyum semakin lebar. “Kamu terlalu bodoh, Ge!”
Gestraf berdecak kesal. “Awas, lo!” Lelaki itu mengacungkan jari tengahnya ke arah Savier. Kemudian berbalik dan pergi dari sana.
Semua murid HSN INJAYA ikut bubar ketika melihat anak pemilik sekolah ini sudah pergi menjauh.
Gadis yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Savier dibully mencoba memberanikan diri untuk mendekat ketika dirasa sudah tidak ada orang lagi di sana dan hanya menyisakan Savier yang masih berdiri sambil menyeka darah di sudut bibirnya.
Mendengar ada langkah sepatu yang mendekat, Savier segera menolehkan kepalanya. Ia tertegun ketika melihat seorang gadis sedang menuju ke arah kotak sampah dan mengambil kacamatanya.
Gadis itu perlahan mendekat ke arah Savier dan mulai mencoba untuk memasangkan kacamata itu.
Savier terkekeh pelan melihat aksi gadis di hadapannya ini. Ia sedikit membungkukkan badannya ketika gadis itu masih tidak berhasil memasangkan kacamatanya.
Savier tersenyum tipis. “Terima kasih.” Ia menepuk pelan kepala gadis berkuncir kuda di hadapannya ini.
Diperlakukan seperti itu, membuat wanita di hadapan Savier ini jadi salah tingkah dan langsung berbalik pergi meninggalkan Savier di sana.
"Ferlin Fioala Vexi." Savier melafalkan nama itu, ketika tadi matanya tidak sengaja membaca name tag yang berada di seragam wanita itu
***Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIER : HE'S A GOOD PAPA
Storie d'amore••• Jangan lupa pencet vote dan komennya ya ges😂 ••• Ferlin Fioala Vexi, gadis remaja berusia 17 tahun yang memiliki segudang mimpi itu harus rela saat mimpinya hancur ketika ia diperkosa oleh teman sekolahnya sendiri. Ia tidak menyangka bahwa lela...