Chapter 16

436 48 5
                                    

Pelukan mereka terurai. Hinata pun lantas membuka pintu dan turun dari mobil Itachi. Namun amnestynya langsung melebar saat melihat Sasuke yang sedang duduk di atas motor ninjanya. Tatapan onyxnya begitu nyalang. Rahangnya mengeras. Sasuke pasti melihat mereka sedang berpelukan.

Hinata semakin merasa bersalah, telah melakukan hal yang tak pantas di belakang kekasihnya itu, apalagi tadi ia sempat mencium Itachi.

Seolah mengerti dengan keadaan, Itachi lantas ke luar dari mobilnya. Tubuhnya tergerak mendekati Hinata. Menyentuh kedua pundak wanita itu. “Mau aku antar ke dalam?”

Hinata menggeleng. “Aku bisa sendiri,”

“Maaf menganggu waktu kalian.” Tanpa bisa Hinata cerna kapan tepatnya Sasuke turun dari motornya, ia sudah mendapati pria itu kini tengah berdiri di antara mereka. Dari jarak sedekat ini Hinata bisa mencium aroma tubuh Sasuke yang begitu ia rindukan. Ia ingin memeluk tubuh pria itu. Bersandar di dadanya. Mendengarkan irama jantung Sasuke yang selama ini selalu menjadi musik favoritnya.

Amnestynya mencoba memandang onxy Sasuke dengan sekuat tenaga agar tidak menumpahkan air mata kerinduan. Mata Sasuke yang tajam itu selalu berubah menjadi teduh ketika manik mereka bertemu.

Tapi sekarang, Hinata tidak menemukan manik kesayangannya itu. Di mana dia?

“Bolehkah aku meminjam Hinata sebentar aniki?” Nada dingin yang keluar dari bibir Sasuke seolah menusuk dada Hinata dengan sembilu. Dia bukan barang. Dan buat apa meminta ijin kepada Itachi yang jelas-jelas bukan siapa-siapa baginya. Diri Hinata adalah kepunyaan Hinata seorang.

Itachi lamat-lamat melihat rona wajah Hinata yang telah berubah dingin. Pria ini tersadar kalau ada yang tidak beres. “Kau seharusnya tidak minta ijin padaku, tapi pada Hinata.” Itachi membuang mukanya.

Sasuke terpekur sejenak kemudian tersentak kaget karena menyadari perubahan mimik wajah Hinata. “Oh maafkan aku. Bolehkah aku minta waktu mu sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan.”

Sasuke berjalan mendahului kemudian disusul oleh Hinata. Punggung Sasuke yang lebar itu lagi-lagi mengingatkan Hinata bagaimana dulunya punggung itu selalu menjadi bantalan tubuhnya saat Sasuke memaksa untuk menggendong dirinya di belakang. Dari gendongan Sasuke, Hinata sering melihat hamparan bintang yang berpendar cantik dilangit malam. Bahkan terkadang mereka berlomba untuk menemukan rasi bintang Orion.

Hinata tak tahan lagi. Jika saat ini Sasuke meminta maaf padanya dan tidak akan mengulangi kesalahannya, detik itu juga Hinata akan memaafkannya. Sasuke sudah berjuang begitu banyak untuk dirinya. Dan kini jadi kesempatan Hinata untuk berjuang. Wanita ini juga sudah tidak peduli lagi dengan foto syur itu. Ia akan mempercayai Sasuke kalau pria itu dijebak oleh Karin.

“Kau masih marah padaku?” pertanyaan Sasuke lantas menyadarkan Hinata dari lamunannya.

“Ku anggap diam mu sebagai jawaban iya,” kedua tangan Sasuke terselip di kantong jaketnya. Ia merasa tidak punya keberanian lagi untuk menggenggam tangan Hinata seperti dahulu.

“Maafkan aku…” Bintang yang berpendar di langit seolah menarik atensi Sasuke untuk mendongak ke atas. Ia sedang berusaha untuk tidak menyentuh Hinata. Berusaha untuk membuat hatinya tidak terluka kalau-kalau Hinata menolak pelukannya lagi seperti dahulu. Yah… ia memang pantas mendapatkan itu. Mungkin ini ganjaran yang harus diterimanya karena kesalahan masa lalu. Akibat gelap mata yang menyebabkan kekacauan diantara dia dan Hinata.

“Maafkan aku untuk surat itu. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan fakta kalau niisan meminta mu untuk menunggunya. Hanya saja waktu itu—” Sesak menyeruak ke dada Sasuke.

Sasuke tiba-tiba terkekeh, ia merasa kalau kali ini ia akan kalah dalam permainan yang ia ciptakan sendiri.

“Waktu itu aku cemburu dengan Itachi—nii yang bisa dengan mudah mendapatkan perhatianmu. Aku marah karena dia menyakitimu, membuatmu menangis, menyuruhmu menunggu hanya dengan bermodalkan surat. Dia sama sekali tidak gentle, bukan?” Onyxnya menatap Hinata sejenak yang terpekur, sedetik kemudian dia terkikik lagi. “Dan tekad bulat aku kemudian menyembunyikan itu. Berpura-pura kepadamu tentang Itachi. Mendekatimu perlahan-lahan untuk membuatmu lupa akan dirinya.”

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang