Chapter 3

1.9K 86 1
                                    


Desclamier : Naruto punya paman Masashi Kisimoto

Pairing : SasuHina dan temukan sendiri

Warning : OOC, AU,typo (always) dll

Dont like, dont read

.

.

.

Naruto membawa se bucket mawar merah di tangannya sambil sesekali menatap jalanan yang ramai disabtu sore. Ia berada di depan gapura tinggi yang di tengah-tengahnya bertuliskan Tokyo Disneyland. Pemuda tan itu masih menunggu Sakura yang belum juga muncul. Harusnya Naruto berjanji untuk menjemput gadis itu. Awalnya Sakura meng iyakan tawaran Naruto tapi beberapa jam lalu tiba-tiba Sakura memberitahunya lewat pesan singkat agar ia tidak usah dijemput. Alasannya karena Sakura ingin ke toko buku dulu sebelum pergi ke taman bermain.

Naruto menatap bucket di tangan sambil tersenyum. Mawar yang indah namun juga berduri. Sama persis seperti Sakura. Indah namun sangat sulit ia raih.

Wajah Naruto mendadak sumringah ketika menemukan gadis beriris emerald itu tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia melambai-lambaikan tangannya agar Sakura melihat dirinya.

Sebelah alis Sakura terangkat ketika Naruto memberikannya se bucket mawar merah.

"Aku melihat florist ketika menuju kemari. Langsung saja ku beli beberapa tangkai bunga mawar ini untukmu. Ini bukan kesengajaan lohh!!!" Ucap Naruto mengelak, padahal ia memang sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk membelikan Sakura bunga

"Mengapa kau tidak membelikanku bibitnya saja? Setidaknya aku bisa membawanya ke Suna, menanamnya di sana dan menunggunya hingga berbunga"

Naruto tertegun. Sakura adalah gadis satu-satunya yang meminta bibit bunganya langsung daripada bunga itu sendiri. Ia kemudian tertawa. Kening Sakura mengernyit, "Ada yang aneh?"

Naruto menggelengkan kepalanya, "Tidak... aku hanya sedikit terkejut. Dibandingkan dengan bunganya, kau malah memilih bibitnya"

Sakura menatap bunga mawar pemberian Naruto, "Setidaknya dengan bibit itu bisa menggantikan dirimu ketika aku berada di Suna nanti. Sehingga aku tidak akan kesepian lagi" Sakura tersenyum dan menyebabkan kedua iris emerladnya tenggelam.

Pipi Naruto memanas. Ia tersipu kemudian menggaruk tenguknya. Gugup. Jantungnya tiba-tiba memompa dengan cepat. Ia yang memberikan Sakura bunga namun mengapa ia yang tersipu malu?

Naruto berdehem mengusir kegugupannya. Ia kemudian mengalihkan pandanganya ke sekitar. Banyak couple yang juga menghabiskan waktu mereka untuk pergi ke tempat bermain sama seperti yang Naruto dan Sakura lakukan saat ini. Tapi tunggu... apakah mereka juga bisa disebut dengn couple?

"Kapan kita masuknya Naruto?" Tanya Sakura

Naruto mengambil karcis di saku celana denimnya dan menunjukkan kepada Sakura. "Ayo!!!" Sakura yang berjalan beberapa langkah di depan Naruto mendadak berhenti ketika tangannya ditarik oleh pemuda yang memiliki kumis tipis-tipis di bagian philtral itu.

"Pelan-pelan Sakura!" Jawab Naruto terkekeh. Gadis buble gum ini seperti tidak pernah ke taman bermain saja.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, "Aku hanya terlalu bersemangat. Aku belum pernah kesini sebelumnya"

"Heeehh??"

Sakura tertawa renyah. "Aneh ya? Gadis kuliah seperti ku belum pernah kesini. Aku merasa iri dengan anak kecil itu" Sakura menatap anak kecil yang berjalan sambil memegang permen kapas di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya bergandengan dengan tangan sang ayah.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang